Mohon tunggu...
Mahendra
Mahendra Mohon Tunggu... Administrasi - Sejarah mengadili hukum dan ekonomi, sebab sejarah adalah takdir, di satu sisi. *blog: https://mahendros.wordpress.com/ *Twitter: @mahenunja *FB: Mahendra Ibn Muhammad Adam

Sejarah mengadili hukum dan ekonomi, sebab sejarah adalah takdir, di satu sisi. *blog: https://mahendros.wordpress.com/ *Twitter: @mahenunja *FB: Mahendra Ibn Muhammad Adam

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mengingat-ngingat yang Dilupa-lupakan dalam Ramadhan

13 Juli 2015   12:15 Diperbarui: 13 Juli 2015   17:41 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="ilustrasi (source:thinkstockphotos.com)"]

[/caption]

Hadirin kaum muslimin sidang jum’at yang dimuliakan Allah subhanahuwata’ala, kita harus berbahagia bisa berjumpa dengan Ramadhan, Ini bulan mulia. Sadarlah! Ingatlah!

Pintu Surga dibuka lebar, pintu neraka ditutup. Kesempatan berbuah pahala besar disediakan.

Ramadhan merupakan bulan penuh keberkahan dari Allah subhanahuwata’ala. Oleh karena itu kita jangan merasa khawatir bilmana nanti kita tidak bisa berbuka puasa. Tidak khatir tidak dapat makan-minum ketika berbuka. Kalo kita yakin , maka Allah subhanahuwata’ala akan memberikan keberkahan di bulan ini. Tapi karena kebiasaan manusia menimpa diri dengan keraguan maka ia tak mendapat keberkahan dari Allah subhanahuwata’ala.

Ramadhan bulan ampunan. Haruslnya kita memperbanyak taubat dari segala dosa. Bertobat dengan sebenar-benarnya tobat. Merugilah bagi umat jika kesempatan ini, bertemu dengan bulan Ramadhan tapi tidak mampu memanfaatkan Ramadhan ini dengan sebaik-baiknya, karena hingga akhir, ia tak mendapatkan ampunan Allah subhanahuwata’ala.

Ramadhan bulan pembebasan dari siksa Allah subhanahuwata’ala.

Kemudian yang harus kita ketahui, Shaum terbagi kepada tiga tingkatan. Tingkatan yang mana yang pernah kita laksanakan?

Pertama. Shaum umum. Puasa yang bagaimana? Yaitu puasa yang bisa menahan diri dari lapar dan haus saja. Seluruh panca inderanya tidak ikut berpuasa. Sehingga ia hanya mendapat lapar dan haus saja.

Kedua. Shaum orang-orang sholeh. Yaitu puasa yang menahan diri dari lapar dan haus, pun panca inderanya ikut berpuasa. Matanya menahan diri dari apa-apa yang dilarang Allah subhanahuwata’ala, begitupun telinganya, juga lidahnya.

Berkata dusta akan menghancurkan pahala puasa, juga adu domba, ini pun tidak dilakukan oleh orang-orang shaleh yang berpuasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun