Mohon tunggu...
Emawati Puspita Ningrum
Emawati Puspita Ningrum Mohon Tunggu... -

Just an amateur in everything

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Workshop & Photowalk Bersama Tompi

16 November 2015   11:32 Diperbarui: 16 November 2015   11:54 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
12250361_928684897167612_1792967762_o

Minggu 15 November  2015, Kuala Lumpur. Indonesian society yang ada di Malaysia terbilang cukup banyak jumlahnya dibandingkan dengan negara negara lain. Karena selain alasan serumpun orang Indonesia lebih memilih Malaysia sebagai negara tujuan untuk bekerja dan belajar adalah karena budaya, adat, bahasa, kuliner dan kebiasaan pendudukanya masih sebelas duabelas dengan Indonesia. Komunitas yang mereka bangunpun beragam, mulai dari komunitas formal sampai informal. Dari komunitas kecil hingga komunitass yang membernya sudah ratusan.

Begitu juga hari ini, pemuda Indonesia yang tergabung dalam Komunitas Photographer Indonesia  di Malaysia (KPIM). Mengadakan event bertajuk “Workshop dan Photowalk with TOMPI”. Acara ini digelar di Silka Hotel Twin Tower Malaysia pada Minggu 15 November kemarin. Kemasan yang sederhana namun syarat akan ilmu tentang Fotography disajikan dengan begitu apik dan profesional oleh panitia.

Acara tersebut dibagi dalam 2 sesi.
Sesi pertama pembukaan dan presentasi singkat dari member KPIM yang sudah lama berkecimpung di dunia Fotography yaitu Mas Indra. Dalam sesi ini peserta diajak untuk mengenal apa itu sejatinya fotography , makna seni tangkap cahaya dan perbedan mendasar antara foto yang bagus dengan gambar yang bagus. “Sejatinya foto yang bagus dengan gambar yang bagus adalah dua hal yang berbeda. Contohnya saja jika kamu shoot sesuatu dengan camera bagus tapi tidak ada ceritanya atau shoot sesuatu dengan camera compact biasa tapi foto itu penuh makna. Jadi jangan minder kalau camera kalian biasa biasa aja, yang paling penting adalah the story of the picture itu sendiri. karena menurut saya The best camera is the one with you…meskipun kamera itu ngak bagus bagus banget”  kalimat ampuh dari mas Indra yang berhasil menghipnotis peserta workshop. Dari sini beliau ingin menyampaikan bahwa, camera DSLR yang bagus belum tentu meghasilkan foto yang bagus juga. Karena sesungguhnya foto akan lebih dinikmati ketika ada cerita didalamnya. Jadi usahakan untuk memotret sesuatu yang dapat diceritakan. Seperti jalan di pantai dengan keluarga, foto traveling yang dapat memorize apa yang telah kita lakukan dalam perjalanan tersebut.

Member KPIM memberikan ilmu tentang teknik photography (Indra, Suhada, Faizal)

Pembicara kedua yaitu Mas Suhada  yang memaparkan hal hal mendasar yang harus diketahui oleh photografer pemula seperti Shutter speed, Aperture, Exosure, ISO, F-number dan istilah istilah lain dalam dunia fotografi.  Ya benar sekali, Mas Suhada menjelaskan tentang teknik teknik membidik object. Itu cukup rumit ternyata, butuh waktu yang cukup untuk mempelajarinya. Ini memberikan pelajaran bagi diri saya sendiri pribadi  bahwa, meskipun lo punya kamera tapi lo ngak tau fungsi fungsi tombol didalamnya, cara kegunaanya, dan segala tek tek bengeknya. Lo belum bisa dikatain fotografer men… Sama kayak penulis, meskipun lo punya pulpen belum tentu lu bisa nulis dengan apik layaknya penulis beneran.  Tapi jangan khawatir. Keep practice ! Karena tidak akan ada profesional tanpa melalui fase amatir, Kan ?

Pengisi acara ketiga yaitu Mas Faizal Ortho, nah kali ini beliau sharing tentang Bisnis Photography. Bapak yang satu ini memang sudah profesional dibidang fotography, beliau menjelaskan step step bagimana memulai bisnis photography tersebut. Ada 5 tahapan yang diuraikan, yang pertama jika kita ingin memulai bisnis fotografi kita harus melakukan  pendidikan dan latihan spesific tentang photography terlebih dahulu, agar ilmu yang kita punya mumpuni untuk jadi seorang photografer. Yang kedua mempersiapkan bisnis.  Ketiga investasi internal seperti punya camera, punya peralatan yang memadai, external hardisk untuk menyimpan hasil jepretan. Kemudian menemukan Client, “Untuk menumukan client itu, kita harus pandai bersosialisi dan berhubungan baik dengan orang lain. Supaya bisnis yang kita jalani tetap terus berjalan. Jangan lupa untuk datang ke event event yang sekiranya bisa mejadi peluang bisnis kita” ujarnya. Tips yang terakhir adalah memotret, kita harus mertanggung jawab terhadap client. Memotretlah dengan sungguh sungguh karena kamu sedang di-hire oleh orang lain.

Acara berlangsung cukup meriah, model model KPIM yang special hari ini dengan baju kebaya nya siap menyambut tamu utama, TOMPI. Ya… sosok yang satu ini terkenal oleh public sebagai penyanyi dan seorang dokter kecantikan. Namun ada sisi lain bapak yang penggila musik jazz ini seorang photografer juga, bahkan beliau memiliki laboratorium foto pribadi untuk keperluan mencetak foto foto hasil karyanya.

Model dan Panitia KPIM

Sharing dengan tompi berlangsung riuh dan gempak, beliau menunjukan beberapa koleksi fotonya. Perlu diketahui bahwa tompi adalah penyuka foto yang ada makna dan arti dari foto itu sendiri, camera yang digunakan adalah kamera vintage. Kemera ini mengunakan roll film harus dicuci dulu untuk mencetaknya. “Emang sih kayak foto jadul, tapi bagi saya itu menarik” Paparnya.

Banyak hal yang didapat dari tompi pada workshop kemarin “Filosofi Photography sendiri menurut saya adalah sejarah. Karena foto itu akan sangat berarti 10/15 th kedepan. Ketika kita sudah tidak mengingatnya lagi..” begitu ungkapnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun