Mohon tunggu...
Emanuel Dapa Loka
Emanuel Dapa Loka Mohon Tunggu... Freelancer - ingin hidup seribu tahun lagi

Suka menulis dan membaca... Suami dari Suryani Gultom dan ayah dari Theresia Loise Angelica Dapa Loka. Bisa dikontak di dapaloka6@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tak Benar Kepala Suku Besar Asmat Masuk Islam

16 Maret 2012   02:14 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:59 2243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Beberapa waktu lalu sejumlah media antara lain Republika,www.voa-islam.com, dan lain-lain memberitakan peristiwa “kepala suku Asmat masuk Islam” pada 29 Februari 2012. Di satu sisi hal ini mengagetkan dan di sisi lain mengharukan.

Simak! www.voa-islam.comdengan judul berita Kepala Suku Asmat Masuk Islam, Akan Diikuti Banyak Kaumnya” misalnya, mendeskripsikan begini: Semua mata terpaku pada sosok lelaki berkulit hitam legam dan berperawakan tinggi besar. Dia adalah Kepala Suku Asmat Besar yang Ahad (19/2) kemarin mengucapkan dua kalimat syahadat di Masjid Darussalam, Komplek Perumahan Tamansari Persada Raya, Jatibening, Jakarta Timur, pukul 09 pagi. Suasana haru biru jamaah yang hadir menyaksikan moment bersejarah itu, terlihat saat Kepala Suku beserta istri dan anaknya itu mengucapkan syahadat. Takbir pun bergema.

Setelah melakukan penyelidikan administratif secara cermat, Mgr. Aloysius Murwito, OFM, Uskup Keuskupan Agats (Pemimpin Gereja Katolik Agats-Asmat) pada 9 Maret melakukan klarifikasi melalui surat berjudul “Klarifikasi Uskup Keuskupan Agats-Asmat” dengan nomer  49.020.00.05.

Tulis Uskup Aloysius Murwito, mungkin ada benarnya bahwa ada orang Asmat dari Kampung Peer bersama keluarganya sebagaimana diberitakan masuk Islam, tetapi bahwa dia adalah seorang kepala suku besar Asmat sungguh suatu kekeliruan atau kesalahan. Pemberitaan sensasional yang keliru atau salah ini langsung maupun tidak langsung memiliki dampak religius, sosial dan kultural dalam kehidupan bersama di Asmat.

Uskup menjelaskan, pengakuan atau gelar Kepala Suku Besar Asmat yang diberikan kepada Sinansius Kayimter (Umar Abdullah Kayimter) tidak benar. Pernyataan atau pemberitaan itu adalah sebuah kebohongan publik karena tidak pernah terjadi dan tidak pernah ada dalam kebudayaan suku Asmat sampai dengan saat ini. Gelar kepala suku hanya diberikan, berlaku dan terbatas dalam satu rumpun saja.

Kepala suku ini pun bersifat warisan – diturunkan dari leluhur – ayah pada garis lurus dan langsung. Yang diakui secara struktural adat atau budaya Asmat adalah Kepala Perang dan bukan Kepala Suku apalagi Kepala Suku Besar Asmat. Kepala suku itu ada tetapi bersifat lokal dan terbatas; artinya tidak diakui dan berlaku untuk seluruh Asmat.

Untuk saudara Sinansius, ia adalah warga biasa seperti saudara dan saudari lain yang ditinggal di kampung Peer, Distrik Agats. Dalam struktur sosial dan budaya atau adat, dia tidak memiliki posisi, kedudukan atau pun jabatan (kekuasaan) apa pun.

Lanjut Uskup, setelah mencermati dengan saksama dan berdasarkan dokumen resmi gereja Katolik Keuskupan Agats – Asmat, saudara Sinansius Kayimter (Umar Abdullah Kayimter) adalah warga biasa yang lahir di Peer tanggal 13 Desember 1962 dan dibaptis dalam Gereja Katolik pada tanggal 31 Januari 1963 di Peer oleh Pastor Miller, OSC. Sebagai saksi pembaptisan waktu itu adalah bapak Mikael Apakci. Data kelahiran dan baptisan ini tercatat dalam buku Baptis Paroki Ewer No. LB. IV. 5988, tahun 1963.

Untuk itu Uskup Aloysius meminta kepada semua pihak untuk tetap menjaga toleransi, kerukunan dan persaudaraan antara umat beragama dan masyarakat di Asmat dengan menyampaikan, menyiarkan, mengajarkan, memberitakan segala sesuatu dan khususnya berkaitan dengan agama atau iman kepercayaan yang bersentuhan dengan agama atau kepercayaan lain secara objektif dan akurat. “Jangan kita hanya menyebarkan berita bersifat isapan jempol, sensasional dan tendensius yang bisa berdampak pada disharmonitas dan konflik sosial di kalangan masyarakat Asmat dan Papua pada umumnya,” tulis Aloysius.

Klarifikasi tersebut ia kirimkan kepada Pimpinan Majelis Ulama Islam Asmat, Kepala Penyelenggara Islam Kantor Kementrian Agama Kabupaten Asmat Di Agats – Asmat dengan tembusan ke Bupati Kabupaten Asmat di Agats,  Sekda Kab. Asmat di Agats,Ketua DPRD Kabupaten Asmat di Agats, Kepala Kantor Kementrian Agama Asmat di Agats, Kepala Kantor Kesbang Asmat di Agats, Ketua  LMAA di Agats, Kapolres Asmat di Agats, Periwira Penghubung Kodim Asmat di Agats,       Umat Paroki Ewer (Ewer, Yepem, Peer, Uwus), Gereja-gereja Kristen di Asmat, Para Pastor se-Keuskupan Agats-Asmat di Agats.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun