Mohon tunggu...
Lidus Yardi
Lidus Yardi Mohon Tunggu... Guru - Alhamdulillah

Bersama Allah Bahagia

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Waktu Dunia untuk Waktu Akhirat

22 September 2017   09:43 Diperbarui: 22 September 2017   09:47 1044
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Bismillah...

WAKTUadalah harta yang sangat berharga bagi manusia. Karena inti dari kehidupan manusia ada pada waktu. Segala aktifitas ketakwaan yang menjadikan manusia  berharga di sisi Allah SWT ada di dalam waktu. Tidak ada kehidupan, bahkan kematian manusia sekalipun, kecuali bersama waktu.

Bergantinya detik, menit, hari, bulan, atau tahun adalah penanda mesin waktu kehidupan berputar. Putaran waktu itu tidak saja di dunia, tapi juga ada putaran waktu kehidupan di akhirat kelak. Bahkan waktu akhirat itu lebih panjang dan utama dibandingkan waktu dunia (QS Ad-Dhuha: 4). Satu hari saja waktu akhirat sama dengan 1000 tahun waktu di dunia (QS Al Hajj: 47).

Dalam putaran waktu, tentu banyak hal yang berubah, berganti, datang, pergi, atau lahir dan mati. Ada harapan yang sesuai dengan kenyataan. Banyak pula kenyataan yang tak sesuai dengan harapan. Karena memang hidup dan kematian dijadikan Allah SWT untuk menguji manusia, siapa yang lebih baik amalnya di dunia (QS Al Mulk: 2).

Tidak ada momentum terbaik lagi bagi manusia untuk beramal, kecuali waktu di dunia. Akan sangat merugi orang yang meninggalkan apa yang harus dilakukannya di dunia yang tak mungkin dilakukannya esok di akhirat. Maka, kebaikan itu dimulai saat ini, di dunia ini, karena itulah sebaik-baik kesempatan beramal yang kita miliki.

Allah SWT telah mengabarkan kepada kita, akan tiba masanya bahwa penduduk neraka berkeinginan untuk dikembalikan kedunia dan berharap diberi kesempatan untuk beramal kembali. Allah SWT berfirman: Dan mereka berteriak dalam neraka itu, "Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami niscaya kami akan mengerjakan amal soleh yang berlainan dengan amal yang pernah kami kerjakan"(QS. Fatir: 37).

Sebelum tiba penyesalan di akhirat nanti, maka perbekalan menuju akhirat harus kita persiapkan sejak dini. Sebab, kematian bukan akhir dari segalanya dan kuburan bukan tempat peristirahatan terakhir. Kematian justru awal dari perjalanan panjang yang penuh pertanggungjawaban dan mendebarkan. Sedangkan kuburan hanyalah tempat penantian sementara menjelang kiamat tiba. Maka, tidak ada sebaik-baik bekal perjalanan, kecuali ketakwaan (QS Al-Baqarah: 197).

Jangan sampai tertipu dengan kehidupan dunia yang fana ini, seperti tertipunya orang-orang kafir. Waktu di dunia mereka bersenang-senang dan makan seperti makannya binatang (QS. Muhammad: 12), mempertuhankan hawa nafsu (QS. Al Jatsiyah: 23),  menyembunyikan kebenaran, dan tidak mau mendengarkan peringatan (QS. Al-Baqarah: 6). Itulah orang-orang kafir yang perkataan (konsep kehidupan) mereka telah difirmankan oleh Allah dalam Alquran sebagai pelajaran. Mereka berkata: "Kehidupan ini tidak lain hanyalah kehidupan di dunia saja, kita mati dan hidup, dan tidak ada yang membinasakan kita selain waktu"(QS. Al-Jatsiyah: 24).

Seorang muslim tidak menganggap kehidupan ini di dunia saja, tapi juga ada kehidupan akhirat yang lebih utama. Sebab itu, kita diperintah oleh Allah untuk beriman kepada hari akhirat dan beramal soleh di hari-hari dunia. Kita dihidupkan oleh Allah, diwafatkan oleh Allah, dan akan kembali kepada Allah untuk mempertanggungjawabkan perbuatan kita. Hanya orang yang mengabaikan perintah, larangan, dan peringatan Allah yang akan tertipu dengan kehidupan dunia.

Orang yang selamat dari tipuan dunia adalah orang yang banyak mengingat kematian dan mempersiapkan diri untuk kematian. Itulah bentuk kecerdasan sejati seperti yang dikatakan oleh Rasulullah SAW dalam hadis riwayat Ibnu Majah dari Abdullah bin Umar RA.

Tidaklah keselamatan hidup di akhirat kita dapati, kecuali dengan keselamatan hidup di dunia ini. Fiddun-ya hasanah wa fil aakhirati hasanah. Dan tidak ada jalan keselamatan hidup di dunia, kecuali dengan Islam. Maka, jika kita ingin mati di jalan Allah, maka harus hidup di jalan Allah. Hanya waktu di dunia ini kesempatan kita. Jangan lalai dan lupa.

Wallahu A'lam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun