Mohon tunggu...
Ellyta Lufihasna Wakhanda
Ellyta Lufihasna Wakhanda Mohon Tunggu... Lainnya - Blogger | Full time mom | Magister Pendidikan

Sedang belajar menulis secara konsisten :)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menyemai Cinta Anak-anak di Bulan Ramadan dengan Mengajar TPA

27 Mei 2017   12:20 Diperbarui: 27 Mei 2017   12:46 1852
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mengisi Ramadhan dengan mengajar TPA akan menjadi kegiatan yang menyenangkan dan bermanfaat tentunya. Mengajar TPA memang tidak seperti pekerjaan-pekerjaan maupun profesi lain yang diberi upah setimpal sesuai ketrampilan yang mereka miliki. Meskipun semua orang bisa melakukan pekerjaan ini namun hanya sedikit sekali yang mau melakukannya dengan ketulusan karena Allah. Mengajar TPA mungkin terlihat mudah dan hanya begitu-begitu saja, tetapi mengajar TPA bukanlah suatu pekerjaan yang bisa dianggap remeh. Apalagi sebagai seorang pengajar tentunya harus memiliki stock kesabaran yang lebih dan memiliki strategi yang menarik perhatian.

Dengan menjadi pengajar TPA kita akan dapat belajar bagaimana menyampaikan ilmu dan mengajarkan Al-Qur’an sekaligus memahami karakter anak-anak. Bukankah Rasulullah SAW pernah bersabda bahwasanya Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar Al-Qur`an dan mengajarkannya?

Pengalaman menjadi seorang pengajar, tentunya ada suka, ada duka, dan ada-ada saja pokoknya. Tapi justru itulah yang menjadi momen berharga dan tak terlupakan ketika kita berkecimpung di sana. Terlebih saat bulan Ramadhan. TPA menjadi aktivitas harian bagi anak-anak setiap sore untuk mengisi waktu menjelang berbuka puasa dengan hal-hal yang bermanfaat. Dengan demikian, alangkah baiknya apabila kita yang telah belajar Al-Qur’an membantu dan menyertai mereka dengan mengajar TPA.

Nah, jika kamu adalah satu dari sekian yang mengisi Ramadhan dengan mengajar TPA berikut akan saya sampaikan mengenai tips-tips agar kita tak kehabisan ide ketika mau mengajar, atau terkesan monoton, sehingga anak-anak bosan, bahkan ada yang kabur dan menjadi tidak menurut. Nah, silahkan disimak tips berikut ini;

- Tampilkan diri sebagai seorang figur yang memiliki otoritas

Figur otoritas di sini maksudnya adalah sosok yang punya pengaruh atau yang dihormati. Misalnya, ustad/ustadzah. Pastilah anak-anak akan lebih mendengarkan apa yang disampaikan oleh seorang ustad/ustadzah daripada kalau yang menyampaikan itu teman sebayanya. Menampilkan diri dengan figur seperti ini akan membuat anak-anak lebih menurut dan mudah diatur. Tetapi kita juga harus memahami batasan otoritasnya seperti apa.

- Sampaikan sesuatu dengan greget yang tinggi

Dalam mengajar anak-anak tentulah kita tidak boleh kalah semangat dengan anak-anak. Jangan datar-datar saja, karena yang datar biasanya membosankan. Apalagi yang kita hadapi adalah anak-anak. Ciptakan suasana pembelajaran yang penuh semangat, menyenangkan, dan tentunya tetap menjaga kondusifitas pembelajaran. Anak-anak biasanya akan lebih merespon dan lebih “ngeh” dengan apa yang kita sampaikan, apabila kita menyampaikannya dengan penuh semangat dan memiliki muatan greget atau emosi yang tinggi.

- Lakukanlah pengulangan ketika menyampaikan sesuatu

Salah satu sifat anak-anak itu adalah tidak langsung paham, lurus atau menurut dengan hanya kita menyampaikan suatu hal terlebih nasehat sebanyak satu kali. Kita perlu untuk melakukan pengulangan dalam berbicara agar apa yang kita sampaikan benar-benar terserap dan tertanam kuat pada lawan bicara kita. Seperti halnya Rasulullah SAW yang apabila berbicara sesuatu , beliau selalu mengulang-ulangnyahingga tiga kali, hingga materi yang disampaikan beliau betul-betul bisa dipahami dengan baik oleh para sahabatnya.

- Gunakanlah panggilan yang positif untuk memanggil ana, berikanlah pujian dan motivasi apabila anak telah berhasil melakukan atau menyelesaikan sesuatu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun