Mohon tunggu...
Elly Suryani
Elly Suryani Mohon Tunggu... Human Resources - Dulu Pekerja Kantoran, sekarang manusia bebas yang terus berkaya

Membaca, menulis hasil merenung sambil ngopi itu makjleb, apalagi sambil menikmati sunrise dan sunset

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Ketika Para Menteri dan Kolaborasi 80 Bahasa Daerah Bernyanyi Lagu "Jangan Mudik Dulu"

21 Mei 2020   07:30 Diperbarui: 21 Mei 2020   07:23 661
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto : headtropic.com

Ya kita sudah lama mendengar himbauan bahkan larangan pemerintah agar tidak mudik dulu terkait Pandemi Covid-19. Saya dan keluarga jelas tidak mudik. Kebetulan hampir sebagian besar kami tinggal di Palembang. Hanya seorang yang di Surabaya dan 1 (satu) di Baturaja. Tapi kami telah kompak untuk tidak berkumpul di rumah tua kami sebagaimana biasa karena Pandemi Covid-19 ini. 

Kami akan lebaran di rumah masing-masing bersama keluarga inti masing-masing. Tentu tetap bisa silaturrahim lewat video call dan vidcon. Jadi kakak saya yang di Surabaya dan adik saya yang di Baturaja mencoret agenda Mudik mereka tahun ini. Saya yakin kawan-kawan semua juga sudah siap untuk tidak mudik dulu. 

Lalu beberapa hari yang lalu kita semua mendengar kabar terminal 2 Bandara Soeta membludak dipenuhi pemudik. Meski Kementerian Pergubungan sudah menyatakan Mudik masih tetap dilarang toh terjadi demikian. Katanya dengan bekal surat keterangan sehat atau surat bebas Covid (apah?) pemudik tetap bisa terbang. Semoga tidak demikian. Hm, saya agak dredeg dan ini mengenaskan buat saya. Bagaimana ini, kenapa kita membiarkan kejadian seperti ini. Entahlah.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (ketika itu baru saja sehat dan diyatakan negatif Covid-19) merestui kembali beroperasinya seluruh moda transportasi sejak 7 mei 2020 termasuk juga untuk penumpang pesawat. Namun, operasionalnya diharuskan untuk melayani pengguna terkait urusan pekerjaan bukan mudik. 

Katanya, keputusan ini bagian dari penjabaran lebih lanjut terkait Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 25 Tahun 2020 tentang Pengendalian Transportasi Selama Musim Mudik Idul Fitri 1441 Hijriyah. Katanya lagi, dalam pelaksanaannya seluruh transportasi wajib menerapkan protokol penanganan virus Covid-19, yang tertuang dalam Surat Edaran Gugus Tugas Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pembatasan Perjalanan Orang dalam Rangka Percepatan Penanganan Covid-19.

Sumber Foto : liputan6.com
Sumber Foto : liputan6.com
Faktanya, yang membludak di terminal II Bandara Soekarno-Hatta. Apa iya bisa dijamin berangkat ke berbagai daerah bukan sebagai rangkaian mudik tapi urusan perkerjaan? Kantor menugaskan ke kota asal urusan pekerjaan? Semua yang berangkat alasannya seperti itu? Entahlah. Memang  pegawasan di lapangan harus ekstra ketat sepertinya.

Saya ngeri-ngeri nian ini mengingat Sumatera Selatan saat ini sudah posisi cukup tinggi di Sumatera jumlah positif Covid-19. Jadi saya berharap sekali, jangan ada pemudik ke Palembang dan Sumatera Selatan.  Sebaarn Covid-19 sudah hampir merata di seluruh Kabupaten/kota di Sumatera Selatan. Payo, Wong Sumsel patuh dulu sekali ini bae (red: Ayo orang Sumsel, patuh dulu sekali ini saja).   

twitter/@BNPB_Indonesia
twitter/@BNPB_Indonesia
Sumber Foto : dinkes.sumselprov.go.id
Sumber Foto : dinkes.sumselprov.go.id

Ketika Para Menteri Bernyanyi Jangan Mudik Dulu

Himbauan untuk jangan mudik dulu ini sebenarnya sudah menggema sejak lama. Tidak saja dari pemerintah, termasuk musisi dan seniman. Ada Grup Band Raja dengan lagu "Jangan Mudik Dulu".  Ada juga artis lain, saya lupa. Bahkan Para menteri sudah kompak menyanyikan jangan mudik dulu. Tidak mudik tetap asyik loh.

Haaaa seru sekali ya. Baguslah. Setidaknya ini menggambarkan keseriusan para menteri ikut aktif menuntaskan Pandemi Covid-19. Tentu saja banyak cara, lewat kebijakan dan aturan sudah pasti. Lewat pengawasan lapangan sudah pasti. Lewat lagu, ini bagus juga. Tinggal pelaksaaan di lapangan yang harus kompak antar kementerian. Sinergi dan bersatu padu. Sinergi dan harmoni seperti kekompakan mereka menyanyikan lagu "Jangan Mudik Dulu" di atas. Dan kita, ayo dukung dan patuhi himbauan ini.

Kolaborasi Pesan Jangan Mudik Dulu Dalam 80 Bahasa Daerah

Ini seru juga. Eka Gustinawa (seorang penulis lagu dan produser rekaman) membuat konten seru dan segar di Youtubenya. Sebuah lagu yang dijaring lewat twitter. Sebuah lagu kompilasi Jangan Mudik Dulu dalam 80 Bahasa Derah. Lagu ini  melibatkan 118 akun dari 112 wilayah di Indonesia. Nah, saya nemu tuh ada Jangan Mudik Dulu dengan bahasa daerah di dari Sumatera Selatan (Bahasa Ogan, Lahat dll). Jangan balek dusun kudai. Dak usah balek kudai (Lahat). Dak usah balek dulu ye (Palembang) 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun