Mohon tunggu...
Ella Zulaeha
Ella Zulaeha Mohon Tunggu... Self Employed -

Jadikan sabar dan sholat senagai penolongmu

Selanjutnya

Tutup

Catatan Artikel Utama

Makna Luar Biasa di Balik Oleh-oleh yang Tak Seberapa Untuk Si Kecil

9 Juli 2012   23:16 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:08 1080
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1341880119976019568

[caption id="attachment_187031" align="aligncenter" width="544" caption="Dua buah hatiku: Darielle (3) dan Danish (8)"][/caption]

"Ma, Oleh-olehnya mana?" Pernahkah anda disambut si kecil dengan 'ditodong' pertanyaan seperti itu sepulang dari bepergian atau saat pulang kerja? Apalagi ternyata saat itu anda tak membawakan suatu apapun untuknya, bagaimana perasaan anda?

Pertanyaan seperti itu pernah beberapa kali dilontarkan si kecil. Ketika tubuh lelah hingga tak ada lagi keinginan untuk mampir ke suatu tempat membelikan sesuatu untuk si kecil, setiba di rumah mereka bertanya "Mama bawa apa?" Degh! Pertanyaan itu sungguh menohok hati saya. Apalagi melihat raut wajah si kecil yang tampak berharap mendapatkan sesuatu dari mamanya.

Sejak saat itu saya bertekad untuk selalu membawakan sesuatu, bisa itu berupa makanan, mainan atau benda lain yang jadi kesukaannya. Bila uang di dompet sedang menipis, biasanya saya hanya membelikan jajanan ringan khas kesukaan anak-anak, seperti susu kemasan, biskuit atau snack, permen atau makanan murah meriah lainnya yang banyak dijual di minimarket dekat rumah kami.

Saya berusaha memberi pengertian pada kedua buah hati saya, Danish (8) dan Darielle (3), bahwa mamanya tak bisa  selalu membawakan oleh-oleh untuk mereka. Oleh-oleh itu dibawakan bila mamanya berkesempatan mampir di suatu tempat atau saat sedang memiliki kelebihan uang, seperti saat gajian. Alhamdulillah mereka bisa mengerti.

Meski demikian yang namanya orang tua sekalipun berusaha memberi pengertian dan anak paham, namun tetap saja ada perasaan sedih manakala melihat si kecil menyambut saya di depan pintu dengan wajah riang gembira. Keceriaan inilah yang takkan bisa tergantikan dengan apapun.

Saat mereka tahu saya tak membawa apa-apa untuk mereka, di sinilah rasa bersalah menyeruak di hati saya. Terlihat wajah-wajah muram di sana. Duh, sayang...tak sanggup rasanya hati ini bila harus kehilangan keceriaan itu di wajah kalian...

Pada akhirnya saya tak pernah ingin melihat kemuraman di wajah mereka. Sedapat mungkin saya menyediakan waktu sekedar mampir membawakan jajanan yang tak seberapa harganya demi melihat keceriaan di wajah si kecil. Melihat senyum di wajah keduanya, rasa lelah yang menyerang saya seketika itu juga langsung lenyap!

Pantas saja seorang teman di kantor rajin sekali membawakan oleh-oleh untuk anak-anaknya. Saat ada acara kantor dan makanan seperti kue-kue berlimpah, ia selalu minta dibungkuskan untuk anaknya. Saya sempat bertanya kepadanya, mengapa tidak kamu makan saja kuenya? Dia bilang, "kue-kue ini buat si kecil saja. Saya sudah sering mencicipinya. Anak-anak di rumah pasti senang sekali dibawakan kue seperti ini."

Rupanya inilah yang diharapkan rekan saya, melihat senyum bahagia si kecil saat mendapat oleh-oleh dari orang tuanya. Ternyata hampir setiap orang tua berpikiran sama, ingin selalu melihat kegembiraan buah hatinya. Hanya dengan membawakan oleh-oleh yang tak seberapa, namun efeknya luar biasa buat si kecil. Ia merasa diperhatikan dan disayang karena ia merasa orang tuanya selalu ingat kepadanya.

Pernahkah anda membaca atau mendengar sebuah kisah dari Ali bin Abi Thalib? Kisah seorang laki-laki yang datang kepada Rasulullah Shalallahu 'Alahi Wasallam, ia ingin mensucikan dirinya dari perbuatan maksiat yang sering dilakukannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun