Mohon tunggu...
Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Ceritakan Saja Kisahmu pada Langit

30 Maret 2017   12:35 Diperbarui: 30 Maret 2017   20:00 581
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ketika kau kebingungan mencari teman bicara, datang saja pada langit. Bentangnya yang luas tak akan pernah menolakmu. Di sana ada tangan dewa-dewa yang akan merengkuhmu. Dan senyum cantik para bidadari yang menyambutmu. Jadi untuk apa bersedih hati? Datanglah saja pada langit. Ceritakan saja semua kisahmu.

Kau bisa mengawali ceritamu dari sisi heroikmu. Saat jatuh bangun berjuang untuk menjadi seorang politisi. Di mana segala tindak tandukmu, sepak terjangmu bahkan desah napasmu tak luput dari sorotan dan pemberitaan media.

Tidak, tak usah khawarir. Tak ada mulut nyinyir di sana. Tak ada lambe turah yang akan menyudutkanmu atau melecehkanmu dengan kata-kata tak berbudi. Para dewa dan bidadari-bidadari itu sangat menjaga kesucian hati dan lisan mereka

Kau ingin mengungkapkan kegundahan hatimu tentang carut marutnya negri ini? Tak usah takut. Juga tak perlu malu. Langit tak akan membocorkan ceritamu kepada siapa pun. Ia bisa memegang teguh setiap rahasia. Tidak seperti perempuan simpananmu itu, yang dengan suka cita membeberkan aibmu. Saat ia berurusan dengan polisi akibat mengkonsumsi sabu-sabu, ia tak segan memyeret nama besarmu, yang kau perjuangkan dengan susah payah. Padahal kau telah bersikap teramat baik padanya. Kurang apa, coba?  Kau angkat derajatnya dari sebuah tempat hina. Kau buatkan ia istana megah. Tapi saat kau berada di puncak kariermu, perempuan itu tak segan mencatut namamu. Demi sebuah popularitas. Dan tentu saja itu sangat menyedihkan hatimu.

Kusarankan padamu. Tak perlu malu bercerita apa pun pada langit. Keluarkan saja semua uneg-uneg yang selama ini membebani pikiranmu. Jangan biarkan kepalamu meledak sendiri.

 

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun