Mohon tunggu...
Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Noktah Merah Perkawinan [3] Tamat

15 November 2017   07:02 Diperbarui: 15 November 2017   08:02 881
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber : Tips tehnik dan cara foto siluet di sunset/ foto.co.id

Senja baru saja bergulir. Beberapa bocah melafazkan ayat-ayat suci Al Quran di sebuah surau kecil, jauh di pinggiran kota. Sembari memangku si bungsu Aisyah ikut mendengarkan dan menyimak lantunan indah yang menyentuh kalbu itu, yang keluar dari bibir-bibir mungil mahluk kesayangan Allah. Hatinya serasa diguyur embun, lebih tentram kini.

Haji Iskandar benar. Saat dilanda gundah, tempat terindah untuk menyepi dan introspeksi diri adalah panti asuhan. Berbaur bersama mereka---para penghuninya, mampu mengembalikan rasa syukur yang nyaris raib entah ke mana.

"Ais, ada tamu yang ingin bertemu denganmu," Umi Halimah, istri Haji Iskandar menghampiri dan menyentuh pundaknya.

"Siapa, ya. Umi?"

"Temui saja dulu, nanti Ais juga tahu."

"Kalau Marwoto, saya lebih baik tetap berada di sini."

"Jangan begitu Ais. Kalian bisa membicarakan masalah secara baik-baik bukan?"

Aisyah terdiam. Hatinya kembali terusik. Ingin sekali mengatakan kepada Umi Halimah bahwa ia dan Marwoto kini berdiri berseberangan. Di antara mereka menganga jurang teramat dalam yang telah mereka ciptakan sendiri.

"Ais, boleh Umi bercerita sedikit mengenai diri Umi?" Umi Halimah duduk menjejeri Aisyah. Aisyah masih bungkam. Tapi kepalanya mengangguk kecil.

"Kau pasti tidak menyangka bahwa dulu, beberapa tahun silam aku juga pernah mengalami hal yang sama sepertimu," Umi Halimah berkata pelan.  Seolah khawatir terdengar oleh bocah-bocah kecil yang masih asyik mengaji. "Umi pernah dipoligami."

"Oleh Abah Iskandar?" mata Aisyah seketika terbelalak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun