Mohon tunggu...
Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Dongeng Pilihan

Dongeng | Jack dan Sebutir Biji Kacang

18 Agustus 2017   18:34 Diperbarui: 19 Agustus 2017   07:03 1860
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: books.dinolingo.com

Jack menggeliat, lalu turun dari tempat tidur. Seruan Ibunya membuatnya tergesa meraih topi yang tersampir di belakang pintu.

"Ingat, Jack. Jangan melakukan hal bodoh itu lagi," Ibunya menyodorkan tas kecil berisi bekal. "Jangan menukar Molly dengan sebutir biji kacang."

Jack mengangguk. Ya, dalam hati ia berjanji akan membawa pulang uang hasil penjualan Molly untuk Ibunya. 

Kisah Jack dan Pohon Kacang terlanjur menyebar ke mana-mana. Hampir semua orang tahu, betapa gegabahnya Jack kala itu. Ia rela menukar sapi gemuk miliknya dengan sebutir biji kacang. Biji yang kemudian tumbuh menjulang ke langit, yang membuatnya harus berhadapan dengan mahluk raksasa pemangsa bocah. Meski akhirnya Jack berhasil lolos dari cengkeraman raksasa itu dan membawa lari ayam ajaib, toh orang tetap saja menganggapnya sebagai anak laki-laki paling bodoh di sepanjang dunia perdongengan.

Jack mengeluarkan Molly dari dalam kandang. Hewan gemuk berbulu belang coklat putih itu membelot. Jack mesti membujuknya terlebih dulu. Membisikkan kata-kata lembut di telinga Molly sampai akhirnya  hewan berkaki empat itu menurut.

Untuk menghindari kesalahan yang sama, Jack pergi menuju pasar melintasi jalan yang berbeda. Ia tidak mengambil jalan yang dulu pernah dilaluinya. Jalan yang membuat ia bertemu dengan lelaki tua misterius, yang membujuknya agar bersedia menukar sapi miliknya dengan sebutir biji kacang ajaib.

Jack menggiring Molly melintasi setapak yang tembus di area padang rumput. Molly kelihatan sangat senang. Sapi betina itu sesekali berhenti untuk mencicipi rumput segar yang tumbuh di sepanjang jalan. Jack membiarkannya.

Hari perlahan beranjak siang. Perjalanan menuju pasar masih jauh. Jack mulai merasa lelah. Mungkin Molly juga. Jack lalu memutuskan istirahat sejenak di bawah pohon rindang yang tumbuh di pinggir jalan. Sementara Molly dibiarkannya merumput tak jauh darinya.

Sepoi angin yang menerpa wajah membuat matanya mengantuk. Ia mulai lelap-lelap ayam.

Pletuk!

Sesuatu jatuh mengenai puncak kepalanya. Jack menengadah. Seekor burung kecil terbang melintas. Kiranya burung itulah yang telah menjatuhkan sesuatu yang kini menggelinding di dekat kakinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun