Mohon tunggu...
Elang Maulana
Elang Maulana Mohon Tunggu... Petani - Petani
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hanya manusia biasa yang mencoba untuk bermanfaat, bagi diri dan orang lain..

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Prabowo, Dari Rival Utama hingga Sah Jadi Menteri Pertahanan?

21 Oktober 2019   20:53 Diperbarui: 21 Oktober 2019   22:06 903
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

TABIR bergabungnya Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) dengan koalisi pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) jilid II, sedikit demi sedikit mulai terkuak.

Paska kontestasi Pilpres 2019, masyarakat Indonesia termasuk Kompasioner tentunya sudah memprediksi, kalau perseteruan panas Jokowi-Prabowo, yang mengakibatkan anak bangsa ini terbelah  dengan istilah Cebong dan Kampretnya, lambat laun akan mereda. 

Lalu, seperti biasa pereteruan mereka hanya sebatas di tataran politik, setelah itu kembali berangkulan. Ibarat kata, di depan khalayak atau layar kaca, para politisi saling serang, saling jatuhkan satu sama lain, tapi setelahnya mereka terus ngopi bareng.  

Tapi siapa sangka, seiring perjalanan waktu terutama paska pertemuan perdana antara Jokowi dan Prabowo di gerbong kereta api MRT, isu merebak kencang. 

Pembicaraan kedua tokoh bangsa itu tidak hanya membicarakan tentang kebangsaan semata, melainkan ada obrolan lain yang lebih penting.  Jabat erat keduanya tak urung menjadi momentum kesejukan dan harapan terhadap upaya meredakan tensi panas hingga ke akar rumput. 

Wajar, jika kala itu pertemuan kedua tokoh itu menjadi komoditas berita paling seksi, juga menjadikan pengamat politik mendapatkan panggungnya. Berbagai spekulasi dan prediksi mereka ungkapkan dengan segala analisisnya.

Belum kering bibir para pengamat membicarakan pertemuan mereka, tiba-tiba kembali dikejutkan kembali dengan adanya pertemuan susulan. Prabowo berkunjung ke Istana Merdeka atas undangan Jokowi. 

Lebih mengejutkan, hasil pertemuan itu ternyata membahas tentang kemungkinan bergabungnya Gerindra dengan koalisi parpol pendukung pemerintah. 

Jelas ini mengagetkan semua fihak. Sebab, siapapun tahu, bahwa Gerindra dan Prabowo adalah seteru utama Pilpres dan leader oposisi pemerintahan bersama PKS, PAN dan demokrat.

Paska pertemuan keduanya di Istana Negara, konstalasi politik seolah berubah 180 derajat. Gerindra yang awalnya merupakan leader partai oposisi, digadang-gadang bakal bergabung dengan koalisi pemerintah. Bahkan kabarnya ditawari posisi menteri. 

Nama-nama seperti Fadli Zon, Sandiaga Uno dan Edhy Prabowo pun muncul sebagai calon menteri yang akan disodorkan Gerindra. Pada saat itu, tak ada nama Prabowo masuk pada bursa calon menteri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun