Mohon tunggu...
Elang Baskoro
Elang Baskoro Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

"Anak Magang", antara Membantu atau Mengganggu

28 Agustus 2017   17:29 Diperbarui: 29 Agustus 2017   09:20 4397
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi: hai.grid.id

Mungkin hampir semua yang menempuh sekolah atau kuliah harus melewati rintangan yang satu ini sebagai syarat untuk lulus dari pendidikan. magang, atau praktik kerja lapangan, atau on the job training atau apapun istilahnya yang berarti diwajibkanlah kita sebagai pelajar atau mahasiswa untuk langsung terjun ke dunia kerja sesuai profesi atau jurusan yang ditempuhnya. Mungkin kita yang pernah mengalami hal ini masih ingat betapa sibuknya kita untuk mencari-cari tempat yang dianggapnya tepat sesuai pilihan kita. 

Motifnya pun bervariasi, ada yang sekadar magang menyelesaikan kewajiban, ada yang benar-benar cari ilmu, ada juga yang berharap diterima kerja. Ketika proses magang pun banyak hal yang bisa menjadi cerita mulai dari hanya sekedar jadi pesuruh, tidak tepat sesuai keilmuannya, atau bahkan beruntung ditawari bekerja.

Masa menjadi anak magang bagi saya sudah lewat. Posisi sekarang sudah terbalik yaitu menerima anak magang. Desember 2017 adalah tahun kelima saya mendirikan perusahaan berbasis content multimedia, yang bernama Cakrawala Creative. Tahun pertama kami menyadari bahwa perusahaan ini membutuhkan staf dan tim untuk menjalankan roda perusahaan. Tidak ada pilihan lain bagi perusahaan yang baru didirikan untuk merekrut staf dan tim yang "gratis", tetapi bisa mengisi posisi yang kami butuhkan saat itu. 

Anak maganglah jawabannya, sehingga saat itu juga kami mulai mengirimkan surat ke beberapa sekolah kejuruan jurusan multimedia yang sesuai dengan kebutuhan kami. Tidak membutuhkan waktu yang lama, sebuah sekolah kejuruan favorit di Kota Malang merespons dan mengirimkan muridnya untuk menempuh studi di tempat kami selama 9 bulan lamanya. Memang tidak sesuai dengan permintaan kami kepada sekolah untuk mengirimkan murid laki-laki magang di tempat kami, 3 wanita cantik dan polos sekolah kirimkan kepada perusahaan.

Mungkin ini yang dialami mantan pembimbing ketika saya menjadi anak magang dulu. Dianggap sangat merepotkan, minimal skill, kurang tanggap, dan kekanak-kanakan. Tapi ini menjadi bagian dari risiko dan tantangan tersendiri bagi perusahaan, agar jangan sampai mereka keluar dan selesai magang tanpa hasil apapun. Pemikirian kami bisa menjadi bumerang nantinya, jika mereka lulus nanti dan menceritakan ke banyak orang betapa payahnya perusahaan kami ini jika mereka tidak nyaman dan ada hasil baik selama magang.

Kekhawatiran inilah yang menjadi dasar untuk tetap melayani anak magang sebagai bagian dari tim "gratis", sebagai public relations, dan sebagai bagian dari ibadah kami untuk memberikan ilmu bagi mereka. Terbukti 3 wanita magang pertama perusahaan ini kami didik sebisa dan sebaik mungkin, hasilnya pun tidak mengecewakan. Mereka berhasil membawa trofi dan uang tunai dalam berbagai lomba fotografi dan videografi tingkat pelajar di Kota Malang. Alhasil beberapa sekolah dan universitas lain ternyata mendengar hal ini, sehingga surat permohonan pengajuan magang di tempat kami pun semakin banyak dari tahun ke tahun, sampai pada akhirnya perusahaan memberlakukan kuota.

Perusahaan semakin berkembang, tingkat komersial semakin tinggi apakah tetap menerima anak magang untuk menjadi bagian dari perusahaan? Jawabannya adalah tetap penting. Tidak lagi menjadi tim "gratis" karena perusahaan sudah merekrut karyawan yang profesional, tetapi perusahaan mempunyai partner kerja yang berlimpah. Apa bedanya dengan tim "gratis", ternyata pertumbuhan perusahaan kami hampir 15% didukung oleh alumni-alumni para siswa dan mahasiswa magang ini. Perlakuan kami selama proses mereka magang betul-betul menjadi ibadah tersendiri bagi perusahaan.

Secara tidak langsung ternyata mereka para alumni menebar kebaikan dan merefrensikan perusahaan kami di masyarakat. Sehingga tidak sedikit kami berpartner kembali dengan alumni anak magang yang berubah menjadi klien perusahaan, atau mereka merekomendasikan klien-klien yang lain untuk berpartner dengan kami. Seolah-olah perusahaan ini mulai tumbuh dengan akar yang sudah kami siapkan sebelumnya. Siswa maupun mahasiswa magang di perusahaan kami sekarang sudah punya schedule khusus untuk melahap materi-materi yang tidak mereka temukan di tempat mereka belajar, dan mereka juga sudah di-handle khusus oleh tim kami yang profesional.

Simpan baik-baik anggapan anak magang merepotkan, meskipun nyatanya mereka memang merepotkan. Sebagai tim "gratis" memang tidak menutup kemungkinan, tapi di balik itu semua timbulkanlah kesan yang baik selama mereka bekerja di tempat kita. Nyatanya merekalah yang akan menguntungkan kita, mereka pasti berterima kasih pada kita baik secara langsung maupun tidak langsung. Tidak menutup kemungkinan mereka menjadi besar karena kita, dan kita akan menjadi besar karena mereka, anak magang.

Elang Baskoro
Owner Cakrawala Creative

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun