Mohon tunggu...
El-Shodiq Muhammad
El-Shodiq Muhammad Mohon Tunggu... profesional -

"Sering aku perhatikan, mereka berdebat bahkan kadang saling menghujat hanya karena beda sumber bacaannya" (Gus Mus)\r\n\r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Politik

Menyayangkan Kader PKS Di Kompasiana

11 April 2013   14:54 Diperbarui: 24 Juni 2015   15:22 816
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Berita tentang kemenangan pasangan Sudarsono dan Yulhaidar yang maju lewat jalur independen di pemilukada Kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah seakan menjadi ajang euforia bagi kader PKS tak terkecuali mereka yang ada di Kompasiana. Hal ini terjadi lantaran salah satu pasangan independen tersebut adalah kader PKS yang juga anggota DPRD Kalimantan Tengah yang kemudian mengundurkan diri untuk maju dallam pilkada tersebut.

Sampai di sini tidak ada yang aneh dan masih sebatas kewajaran, mengingat siapapun akan merasa senang jika kader parpol yang didukungnya dalam pemilu kada (baik kabupaten ataupun Profinsi) memenangkan pertandingan, namun jika euforia tersebut terlalu berlebih dan malah menimbulkan reduksi informasi, maka di sinilah yang menurut saya patut disayangkan.

Memang benar bahwa Sudarsono adalah kader PKS, tapi apakah pasangan independen tersebut hanya seorang Sudarsono..? Logika sederhananya, namanya saja pasangan, tentu mereka berdua dengan sosok lain yang digandengnya. Para kader PKS seakan menafikan bahwa Yulhaidar yang digandeng Sudarsono adalah Kader Partai Hanura..! Atau mungkin dalam pandangan mereka sosok Yulhaidar tidak penting dan bukan magnet untuk meraup suara..? Entahlah, yang jelas informasi sepotong-sepotong yang mereka sampaikan jelas kurang sehat karena jelas-jelas menafikan informasi dan fakta yang lain.

Yang juga harus diklarifikasi adalah kenapa pasangan H Achmad Ruswandi-H Sutrisno yang merupakan rival Sudarsono sampai diusung 12 partai politik..? Dan kenapa teman-teman kader PKS di Kompasiana menginformasikan bahwa Sudarsono mundur dari anggota DPRD Kalimantan Tengah demi maju di Pilkada Kabupaten Seruyan karena PKS tidak punya kursi di kabupaten Seruyan..? Apa hubungannya...?

Sayangnya mereka tidak menjelaskan alasan yang esensial dari dua hal di atas, tulisan mereka hanya ingin memberitakan kemenangan kader PKS pada publik meski dengan menafikan pasangannya yang merupakan kader Hanura.

Saya hanya menyarankan pada mereka, silahkan coba cari tahu syarat-syarat parpol yang ingin mengusung calon dalam pemilu kada, silahkan anda cari berapa persen kursi yang harus dilampaui bagi parpol atau gabungan parpol supaya bisa mengusung calon dalam pemilukada. Karena jika hal ini anda ketahui, rasanya tak mungkin anda mengecilkan peran ke 12 parpol tersebut, karena sejatinya mereka hanya mematuhi aturan undang-undang yang ada.

Lalu bagaimana dengan Sudarsono yang lebih memilih jalur independen..? Mereka sebenarnya sudah bisa menjawab, yakni karena PKS tidak mendapatkan satu kursipun di Kabupaten Seruyan. Bahkan andaipun PKS mempunyai 3 kursi di Kabupaten Seruyan, PKS masih tidak akan bisa mengusung calon sendiri tanpa koalisi dengan parpol lain. Alasannya jelas, karena ketentuan Undang-undang belum membolehkannya.

Jadi, boleh saja kita berbangga dan bereuforia karena sebab tertentu, tapi ada baiknya kita tidak lupa diri, apalagi sampai menimbulkan sikap takabbur dan mengkerdilkan yang lain.

Salam....

.

11 April 2013

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun