Mohon tunggu...
El-Shodiq Muhammad
El-Shodiq Muhammad Mohon Tunggu... profesional -

"Sering aku perhatikan, mereka berdebat bahkan kadang saling menghujat hanya karena beda sumber bacaannya" (Gus Mus)\r\n\r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Akhirnya, Makam Uje Dipugar (Lagi)

8 Oktober 2013   17:46 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:49 1408
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13812259672083123703

Polemik tentang pemugaran makam almarhum Ustadz Jefry Al-Bukhori (Uje) nampaknya akan menemui titik temu. Hal ini tak lepas dari adanya surat 'teguran' dari Suku Dinas Pemakaman Pemprov DKI Jakarta kepada keluarga besar Uje. Kakak kandung Uje, Ustadz Aswan, yang sebelumnya berapi-api melakukan pembelaan terhadap keberadaan makam Uje yang terkesan mewah pasca dipugar dengan berbagai argumen-argumen dari pandangan fiqhiyah, kini mulai melunak setelah menerima surat dari Dinas Pemakaman tersebut. "Alhamdulillah kami sudah mendapat surat cinta dari suku dinas pemakaman. Jadi, kami yang tidak mengetahui peraturan selalu diberi ilmu dan diajarkan. Kami diberi petunjuk tentang arahan seperti inilah pemakaman yang diperbolehkan di Jakarta," ungkap Ustadz Aswan Faisal dalam percakapan via telepon dengan awak media, Senin (7/10/2013) (tribunnews.com, 8/10/2013). Meski demikian, dalam tayangan infotaiment tadi pagi (08/10/2013) di SCTV, Ustadz Aswan menuturkan bahwa bukan hanya semata-mata karena surat dari Suku Dinas Pemakaman DKI Jakarta saja yang menjadi pertimbangan kelegowoan keluarga besar Uje pasrah dan mengizinkan makam Uje untuk dibongkar (kembali). Menurutnya, banyak laporan yang menyatakan bahwa ada beberapa orang yang didatangi Uje dalam mimpinya. Inti mimpinya, Uje merasa khawatir dan prihatin dengan 'kisruh' yang melanda keluarga besarnya apalagi penyebabnya adalah tentang pemugaran makamnya. Dalam keterangannya, Ustadz Aswan menyebut dua orang yang mengalami mimpi yang sama juga di malam jum'at, yakni putranya sendiri (dia tidak menyebut namanya) juga salah seorang dari keluarga Keraton Banten. Dengan demikian, hampir bisa dipastikan bahwa makam Uje akan dipugar kembali, tinggal menunggu waktu kapan kebijakan Suku Dinas Pemakaman DKI tersebut akan merealisasikannya. Harus diakui bahwa polemik pemugaran makam Uje menyita begitu banyak perhatian masyarakat luas dan media, hal ini tak lepas dari sosok Uje dan bentuk makam Uje setelah dipugar yang menyiratkan perbedaan yang sangat mendasar dengan makam-makam lain di sekitarnya. Saking ramainya pemberitaan pemugaran makam Uje tersebut, sampai-sampai tulisan saya yang sederhana di Kompasiana tentang polemik pemugaran makam Uje dengan judul "Atasnamakan Ulama, Mereka Menghakimi Pipik", dikutip oleh salah satu media online Fimela.com (27/09/2013) dalam pemberitaannya. Kita harus mengapresiasi sikap keluarga besar Uje dalam hal ini, sebab setidaknya mereka telah menaati Peraturan Daerah yang sudah mengatur bagaimana bentuk makam yang dibolehkan dan yang tidak dalam lingkup wilayah DKI Jakarta khususnya di Tempat Pemakaman Umum Karet Tengsing, Jakarta Selatan. Begitu juga jika dilihat dari sudut pandang hukum Islam, model pemakaman mewah tersebut jelas kurang bisa dibenarkan, meski dalam pandangan fiqih kita juga tidak bisa melihat sebuah permasalahan hanyan dari satu sudut pandang saja. Sikap 'mengalah' yang ditempuh keluarga Uje, juga hendaknya tidak sampai membuat Pipik, istri almarhum Uje, merasa menang dan bersikap yang mengarah pada takabbur dan lain sebagainya. Hal ini harus dilihat dari kaca mata jernih, bahwa selalu ada hikmah dalam setiap kejadian. Mungkin momen ini bisa dijadikan awal langkah untuk merajut kembali tali silaturrahmi diantara mereka  --Pipik dan keluarga besar Uje--  agar lebih erat kembali, meski mungkin mereka beralibi bahwa hubungan silaturrahim diantara mereka juga tetap baik selama ini. Akhirnya, kita  --yang tidak ada hubungan langsung dengan masalah ini-- juga bisa mengambil pelajaran dan hikmah dari hal ini. Sebab bisa jadi kejadian-kejadian semacam pemugaran makam Uje yang menjadi polemik justru adalah cara Allah SWT memberi ujian pada hamba-hamba-Nya. Dan bukan tidak mungkin ujian semacam itu juga menimpa pada kita, meski dalam bentuk yang lain. 08 Oktober 2013

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun