Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Penulis - Menulis itu Hidup
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pantang mundur seperti Ikan

Selanjutnya

Tutup

Nature

Cethik Geni

16 Juli 2018   14:51 Diperbarui: 16 Juli 2018   14:59 541
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ibuku termasuk Wanita Tradisional yang tetap adang kayu, cethik geni dalam rangka menanak nasi dan memasak kebutuhan sehari hari. Gas melon ini masih beliau simpan di almari, termasuk kompor satu tungkunya. Beliau bungkus plastik dan tidak pernah digunakan dari jaman gas melon ini masih murah hingga sekarang dijaman gas ini harganya mulai merangkak naik.

PEMERINTAH RI pada awal tahun 2007  meluncurkan kebijakan konversi minyak tanah ke gas LPG (Liquid Petroleum Gas) yang  selanjutnya disebut elpiji.  Meskipun banyak pro dan kontra karena  terkesan terburu-buru, kebijakan pemerintah tersebut tetap dijalankan.  

Dari berbagai perspektif, kebijakan pemerintah ini  sangat logis,  mengingat  harga minyak mentah internasional cenderung  melonjak sangat  tajam. Apabila harga minyak tanah dalam negeri dipertahankan, pemerintah  harus mengeluarkan dana APBN yang sangat besar untuk mensubsidi.  Sementara itu cadangan minyak bumi di Indonesia saat ini sudah semakin  menipis. Isu cadangan bahan bakar minyak dunia yang semakin menipis  menjadi alasan kuat bagi pemerintah untuk melakukan konversi terhadap bahan bakar gas yang masih tersedia dalam jumlah besar  (www.pertamina.com).  

Alasan dilakukannya program Konversi Minyak Tanah ke elpiji adalah :

- Berdasarkan kesetaraan nilai kalori, subsidi elpiji  lebih rendah dari pada subsidi minyak tanah.

- Penghematan subsidi dapat mencapai Rp 15-20 triliun jika program ini berhasil. Elpiji lebih sulit dioplos dan disalahgunakan.

- Elpiji lebih bersih dari pada minyak tanah.

Ketersediaan  gas dalam jumlah besar menurut pemerintah terjadi karena belum  populernya gas sebagai alat bantu masak. Penggunaan elpiji sebagai  bahan bakar dianggap relatif lebih bersih karena polusinya lebih ringan  jika dibanding bahan bakar minyak tanah. Oleh sebab itu, tujuan  kebijakan dari konversi penggunaan bahan bakar minyak tanah ke gas  elpiji sangat jelas, yaitu menghemat pengeluaran anggaran publik dan  sekaligus mengurangi tingkat polusi.

Kebijakan program konversi  ini dapat  berjalan lancar  karena pemerintah  berkoordinasi dengan  Kementerian ESDM, Menteri Perindustrian, Menteri Koperasi dan UKM, dan  PT Pertamina. Percepatan konversi dilakukan dengan dua cara, yaitu membagikan tabung gas gratis dan menambah pemasok gasnya dan pada saat  yang sama menarik minyak tanah bersubsidi. 

Berdasarkan data dari  Pertamina pada bulan September 2010, setelah program berjalan selama 3  tahun, hingga akhir Agustus 2010 telah didistribusikan 45,5 juta paket elpiji kepada masyarakat dari total 52 juta paket yang akan dibagikan.  Program ini juga telah mengurangi konsumsi minyak tanah (kerosene) dari  9,9 kiloliter pada tahun 2007 menjadi 5,8 kiloliter pada tahun 2010  serta memberikan kontribusi penghematan subsidi hingga Rp.21,78 triliun  (nett).  

Pada tahap awal konversi pembagian tabung gas gratis  difokuskan pada kota-kota besar yang relatif mudah dari segi  transportasi dengan target rumah tangga pemakai yang berbeda-beda. Namun  demikian dalam pembagian gratis ke masyarakat inipun menimbulkan  masalah, karena banyak wilayah atau daerah yang tidak tersentuh  pembagian tabung  selain itu dirasakan ada sisi ketidakadilan dalam  pembagian ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun