Mohon tunggu...
eka widhiartanti
eka widhiartanti Mohon Tunggu... Freelancer - Nama saya adalah Eka widhi artanti, seoarang mahasiswi Ilmu Komunikasi di salah satu universitas di kota Jogjakarta

Eka widhi artanti lahir pada 25 Juli 1999 di kabupaten Ngawi,Jawa Timur. Status saya saat ini adalah seorang mahasiswi prodi Ilmu Komunikasi di salah satu universitas Jogjakarta

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Senja di Bukit Paralayang

24 Juli 2019   09:20 Diperbarui: 24 Juli 2019   09:31 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Melihat matahari terbenam merupakan salah satu momen paling indah. Orang-orang biasanya memanggil dengan istilah pemburu senja. 

Salah satu spot favorit untuk melihat sunset adalah di bukit paralayang atau biasa disebut dengan bukit parangendog. Bukit paralayang terletak di Bantul, Yogyakarta berdekatan dengan tempat wisata pantai parangtritis dan juga gumuk pasir. 

Disebut bukit Paralayang karena bukit ini biasanya digunakan oleh para atlet untuk berlatih dan bermain paralayang. Bukit dengan ketinggian 900 Mdpl ini menampilkan panorama keindahan alam yang luar biasa. 

Perpaduan lengkap antara barisan perbukitan, hamparan laut yang luas dari pantai parangtritis, serta sunset disore hari yang memanjakan mata membuat pengunjung betah berlama-lama disini, hanya dengan membayar tiket masuk Rp 10.000/orang kita sudah bisa menikmati keindahan alam tersebut, sangat terjangkau bukan. 

Untuk menuju bukit paralayang dari pusat kota Yogyakarta di Sleman membutuhkan waktu kurang lebih 1 jam lebih 45 menit menggunakan motor. 

Jalanan yang ditempuh cukup menguras adrenalin karena banyak tikungan yang cukup tajam serta jalanan yang menanjak tinggi sehingga  pengendara harus waspada dan hati-hati saat menuju ke bukit paralayang apalagi para pengendara motor matic. 

Saat saya berkunjung kesana bersama teman-teman dengan mengendarai motor matic dan hampir sampai tujuan tiba-tiba motor yang saya tumpangi tidak kuat melaju dengan jalanan yang menanjak, sehingga saya harus turun dari motor kemudian jalan kaki menuju bukit. 

Ternyata berjalan kaki melewati jalan yang menanjak cukup menguras tenaga, setelah saya sampai tujuan, ternyata saya harus melewati 50 lebih anak tangga untuk mencapai bukit dan itu membuat kami cukup kelelahan. 

Setelah mencapai bukit, semua rasa lelah yang saya rasakan mendadak sirna digantikan dengan perasaan kagum karena keindahan panorama alam yang luar biasa dan belum pernah saya temui sebelumnya. Pantai, perbukitan, dan senja yang menjadi satu memanjakan mata. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun