Mohon tunggu...
Egi Agustian Rahmat Sukendar
Egi Agustian Rahmat Sukendar Mohon Tunggu... Freelancer - Alumni INDEF School of Political Economy and Finance Jakarta

Izinkan hati dan akal memantik realitas sosial dalam bentuk sebuah karya sederhana

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Suksesi Pengelolaan Zakat, Penentuan Amil di Baznas Kota Malang

16 Juli 2019   06:00 Diperbarui: 16 Juli 2019   06:07 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
mediakarikatur.blogspot.com

Setiap lembaga (laba maupun nirlaba) membutuhkan Sumber Daya Manusia yang dapat menjalankan semua aktifitas atau tugas -- tugas lembaga atau perusahaan tersebut. Tentu Sumber Daya Manusia yang diharapakan oleh lembaga atau perusahaan ialah Sumber Daya Manusia yang berkualitas, semangat dalam bekerja, tidak mudah putus asa serta profesional sehingga mampu menjalankan segala aktifitas maupun kegiatan lembaga tersebut (Mujahid, Aang Anwar, 2016: 11).  

Dalam hal ini, lembaga perlu menerapkan manajemen SDM secara komprehensif agar eksistensi lembaga tersebut dapat terjaga dan tidak tergerus oleh pesaing- pesaingnya. Juga manajemen Sumber Daya Manusia memiliki fungsi yang sangat vital terhadap keberlangsungan hidup suatu lembaga.

Menurut Edwin B Flippo mengatakan manajemen personalia adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian dari pengadaan, pengembangan, kompensasi, pengintegritasan, pemeliharaan dan pemberhentiaan karyawan, dengan maksud terwujudnya tujuan perusahaan, individu, karyawan, dan masyarakat (the planning, organizing, directing and controlling of the procurement, development, compensation, integration, maintenance, and separtion of human resources to teh end that individual, organizational and societal objectives are accomplished) (Hasibuan, Malayu,2003: 11). Definisi tersebut mengidentifikasikan urgensi manajemen Sumber Daya Manusia tehadap kesuksesan suatu lembaga dalam menjalankan roda kegiatan atau tugas- tugasnya. Dengan demikian, dalam proses mendapatkan Sumber Daya Manusia yang diharapkan, lembaga tersebut perlu menyiapkan perencanaan yang matang baik dari penggodokan SDM yang ada di internal maupun mekanisme seleksi SDM eksternal.

Perencanaan merupakan masalah memilih, yaitu memilih tujuan dan cara terbaik untuk mencapai tujuan tersebut dari beberapa alternatif yang ada. Perencanaan sumber daya manusia akan dapat dilakukan dengan baik dan benar jika perencanaanya mengetahui apa dan bagaimana sumber daya manusia atau man power disingkat SDM merupakan kemampuan yang dimiliki setiap manusia. SDM terdiri dari daya pikir dan daya fisik setiap manusia. Tegasnya kemampuan setiap manusia ditentukan oleh kemampuan daya pikir dan daya fisik (op.cit: 11). Karena jika tidak adanya SDM, mesin yang mukhtahir pun tidak berfungsi apa-apa.

Amil merupakan Sumber Daya Manusia yang berada di Lembaga Zakat dalam mengumpulkan (funding) dan menyalurkan (landing) dana zakat, infaq dan shadaqah (ZIS) yang sangat berharga. 

Pasalnya Amil yang menentukan keberhasilan suatu pekerjaan dan keberlangsungan aktifitas yang ada di Lembaga Zakat, termasuk pengelolaan zakat. 

Pengelolaan zakat yang telah mengalami perubahaan paradigma dari tradisonal menuju modern sesuai tuntunan zaman, salah satu bentuk tarnsformasi paradigmanya, zakat tidak hanya diberikan secara konsumtif tetapi muncul zakat produktif seperti pemberian modal usaha kepada 8 asnaf dengan harapan para mustahiq berubah menjadi muzzaki.

Lembaga zakat pun membutuhkan Amil yang profesional, posisi Amil perlu adanya rekonstruksi paradigma, yang awalnya hanya sebagai relawan, pekerjaan tidak digaji menjadi suatu pekerjaan yang mendapatkan kompensasi yang layak baik diberikan berupa gaji yaitu balas jasa yang dibayar secara periodik kepada karyawan serta mempunyai jaminan yang pasti. 

Maksudnya, gaji akan tetap dibayarkan walaupun pekerja tersebut tidak masuk keja atau upah yaitu balas jasa yang dibayarkan kepada pekerja harian dengan berpedoman atas perjanjian disepakati membayarnya (op.cit : 118). 

Dengan adanya kompensasi tersebut, dapat memicu tumbuhnya keseriusan dalam menjalankan tugasnya dan akan menumbuhkan loyalitas di dalam diri karyawan, karena manusia akan loyal dan serius dalam menjalankan tugasnya jika kebutuhannya terpenuhi. Menurut Abraham Maslow dengan teori Hirarki Kebutuhan (kebutuhan fisilogis, keamanan, cinta, penghargaan, dan aktualisasi diri) yakni seseorang berprilaku/bekerja, karena adanya dorongan untuk memenuhi bermacam-macam kebutuhan. 

Artinya, jika kebutuhan yang pertama telah terpenuhi, kebutuhan yang tingkat kedua akan muncul menjadi yang utama dan begitu seterusnya hingga kebutuhan yang kelima (Ibid: 153). Yang kemudian akan berdampak pada kesuksesan lembaga zakat dalam menjalankan tugasnya dalam mengumpulkan dana dari Muzzaki dan menyalurkan kepada Musthiq zakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun