Mohon tunggu...
Efa Butar butar
Efa Butar butar Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Content Writer | https://www.anabutarbutar.com/

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

FilKop 2: Lampung, Yogya dan Makassar KUDU Nonton (Setiap 1 Tiket yang Dibeli, Sebagian Akan Didonasikan Pada Petani Kopi)

8 Juli 2017   13:07 Diperbarui: 8 Juli 2017   13:45 1345
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto: DokPri

Terbangun dari kenyamanan berkeliling dengan combi untuk berbagi cita rasa Filosofi Kopi, pun karena ketiga karyawannya memutuskan untuk mengundurkan diri dari Filosofi Kopi, Nana dengan kehamilannya dan dua barista dengan impiannya masing-masing sebagaimana Ben dan Jody memiliki impian di masa mudanya, punggawa Filosofi Kopi ini memutuskan untuk mengerucutkan inti dari cita Filosofi Kopi. Sebuah kedai.

Diangkat dari Novel Dewi Lestari, masih disutradarai oleh Angga Dwimas Sasangko, kali ini Filosofi Kopi 2 siap memanjakan pecinta kopi dengan tambahan 2 pemeran cantik, Luna Maya (Tarra) juga Nadine Alexandra (Sabrina -- Brie). Tentu masih dengan wajah-wajah lama, Chicco Jerico (Ben) serta Rio Dewanto (Jody).

Menarik Engga Sih?

  • Persahabatan

Sedikit bocoran untuk teman-teman yang penasaran juga yang sama sekali tidak penasaran (yang mudah-mudahan setelah baca tulisan ini malah jadi penasaran) kenapa kamu kudu nonton film ini. Chemistry antara Ben dan Jody sebagai seorang sahabat pada film ini, DAPET BANGET!

Di sana, kalian akan disajikan dengan beberapa kata yang terkesan kurang sopan sih, seperti (maaf) anjing, tai, dll. Tapi... heii... Muda, energik, cowo, saya pikir kata-kata ini adalah kata-kata yang lumrah muncul dalam sebuah persahabatan.

Malah disadari atau tidak, adanya beberapa kata ini semakin menunjukkan persahabatan di antara keduanya memang sudah sangat jauh dan intim. Saya yang cewe saat bersama sahabat cowo juga kadang melakukan hal yang sama. Memanggil mereka dengan sebutan "Nyet" dan saat sesama mereka saling memanggil, panggilan-panggilan ini juga kerap sekali muncul.

Feelnya mungkin akan berbeda jika Ben dan Jody memanggil dengan panggilan-panggilan klise ya, seperti bro, dude atau apalah. Itu malah terasa janggal. Seperti baru berteman dan sama sekali tidak menggambarkan sebuah persahabatan yang intim.

Bukan berarti membenarkan panggilan ini. Jangan sampai, kamu yang baru bertemu dengan seseorang memanggil dengan panggilan yang sama. Ya iyalah situ digampar. Tapi buat teman-teman yang nanti akan menonton film ini kemudian shock lalu membuat status-status tidak jelas terkait kata-kata tersebut di dunia maya dan mengabaikan nilai-nilai yang terkandung dalam cerita, please ask your self first "situ engga punya sahabat yang kental banget seperti ini ya?"

  • Perjuangan

Saya juga seorang perantau. Memang sih, saya tidak mengabdikan diri pada sesuatu yang saya bangun sendiri sebagaimana Ben dan Jody lakukan. Tapi pada film ini, saya sangat tersentuh ketika Tarra berujar pada Ben "Kembalilah. Temui Papa lalu ceritakan tentang Filosofi Kopi!"

Buat seorang perantau, kalimat ini dalam banget! Saya merasa Tarra seperti sedang mengatakan kalimat itu pada diri saya sendiri. Iya, kembalilah. Seduh kopi ternikmat, ambil waktumu bersama Bapak, lalu berceritalah tentang perjuanganmu. Ceritakan pada Bapak bagaimana anaknya membuatnya bangga di kejauhan.

  • Cinta

Kisah cinta keempat tokoh ini menarik sekali. Berawal dari pertemuan Ben dan Jody dengan seorang investor cantik, Tarra, pandangan Ben terlihat sangat berbeda. Kalau saya sih nangkepnya cinta pada pandangan pertama ya.

Ini diperkuat dengan scene demi scene yang menunjukkan kedekatan kedunya. Bahkan dari cara pandang Jody terhadap keduanya juga seolah memperkuat persepsi bahwa Ben dan Tarra pada akhirnya akan menjalin suatu hubungan.

Semua pandangan itu terhapuskan setelah kehadiran Brie, alias Sabrina. Sejak pertama muncul di Kedai Filosofi Kopi, tampangnya emang ngeseliiinnnn banget. Dingin, misterius, bikin gemes sekaligus greget. Pokoknya bikin sebel deh!

Setelah scene demi scene begitu manis mengalir, akhirnya Brie berhasil menaklukkan hati Ben. Iya. Brie yang wajahnya misterius, tatapannya dingin, serta ngeselin itu, berhasil menaklukkan seorang Ben. Penasaran kan? Penasaran kannn?

Mulai dari pertemuan dengan seorang Tarra, perjuangan Ben dan Jody untuk kedai Filosofi Kopi, sebuah kenyataan bahwa investor yang telah menjadi bagian dari tubuh Filosofi Kopi adalah putri dari orang yang telah membunuh Ibu Ben hingga kedai Filosofi Kopi yang hampir dipertaruhkan hanya karena cinta. Lucu, sedih, haru diracik secara epic untuk memberikan 97 menit yang luar biasa bagi para penonton.

Bukan hanya itu, lokasi syuting di beragam tempat di Indonesia juga menjadi bagian yang menarik, seperti Jogja, Makassar, Lampung, Bali dan Toraja. View yang dipertontonkan merupakan bagian dari kearifan lokal lokasi setempat.

Lagi-lagi ya masyarakat Lampung kudu berbangga hati nih. Setelah film Trinity The Naked Traveller yang mengeksplore Lampung, kini giliran Filosofi Kopi 2 yang berkisah tentang Lampung, khususnya Liwa.

Dalam film ini, Liwa disebut-sebut sebagai tempat tinggal Papa Ben. Di tempat ini jugalah Papa Ben melakukan sesuatu yang disiapkan untuk Ben kelak. Ben baru mengetahui pekerjaan tangan Papanya setelah meninggal. Penasaran kira-kira apa yang Papa Ben siapkan di Liwa?

Jangan sampai ketinggalan nonton Filosofi Kopi 2 di bioskop-bioskop terdekat! For your information, setiap tiket yang kamu beli, sebagian akan didonasikan pada petani kopi, lho. Dapet filmnya, dapet seru ceritanya, dapet juga amalnya...

Untuk menjawab sedikit dari rasa penasaran kamu, nonton dulu deh trailernya nihhh.


Terima kasih kompasiana sudah memberikan kesempatan pada saya untuk mengikuti special screening Filosofi Kopi 2 di Plaza Indonesia 5 Juli 2017 kemarin.

Bekasi, 8 Juli 2017.

Awan Kumulus

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun