Mohon tunggu...
Efa Butar butar
Efa Butar butar Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Content Writer | https://www.anabutarbutar.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Dari Cinta “Ngopi” Hingga Mengajak Petani Mengangkat Potensi Desa Menjadi Pundi-pundi Rupiah

24 April 2017   20:16 Diperbarui: 25 April 2017   05:00 296
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Namanya Hasti Wuryani, sering dipanggil dengan sebutan Hasti. Dia selalu mengaku sebagai seorang tukang kopi yang ingin menjadi penulis, namun untuk seluruh petani kopi di daerahnya, seorang Hasti adalah pintu dimana kopi menjadi hasil panen yang begitu berharga, idola, dan dicari hingga ke luar kota. Dan bagi saya selaku adik tingkatnya kala di Kampus, Mba Hasti adalah seorang alumni yang membuktikan keMAHAsiswaannya melalui pengabdian pada daerahnya.

Ketika calon alumni berlomba-lomba mencari pekerjaan bahkan sebelum wisuda, berbeda dengan alumni Teknologi Pangan di salah satu perguruan tinggi negeri di Lampung ini. Ilmu yang diterimanya selama kuliah adalah modal untuk tidak mengabdikan diri pada suatu perusahaan, namun berupaya berdiri sendiri untuk memajukan daerahnya dengan fokus pada bidang pertanian, khususnya kopi.

Berawal dari kecintaannya “ngopi”, ilmu penanganan pasca panen kopi, prosedur fermentasi, proses pengolahan, pemilihan kemasan serta design ‘wajah” kemasan untuk setiap produk baru yang diterima selama kuliah, wanita itu memutuskan untuk terjun dan membuat sendiri kopi yang disukainya.

Memutuskan untuk memulai petualangan membuat sendiri kopi yang disukai mulai dari pemilihan biji, sesungguhnya bukan hanya tentang kepuasan lidah atas pemenuhan rasa yang tengah dicari. Namun juga menjadi jalan untuk memudahkan petani kopi dalam menjual hasil panennya.

Bukan hal yang mudah memang merintis semuanya sendiri. Mengingat bisikan-bisikan tentang “lulusan kampus kok malah tinggal di kampung? Kerja dong!” ramai terdengar dari sana sini tanpa memikirkan hatinya. Namun, hati yang kuat adalah obat yang manjur untuk mendapatkan apapun keinginan hati tanpa peduli dengan caci dan maki.

Bekerja tidak melulu harus pergi dari lokasi dimana kita dibesarkan dan mengabdi pada satu perusahaan sebagaimana yang ada dalam pemikiran orang-orang di sekelilingnya. Bekerja juga termasuk proses dimana segala sesuatu yang dimulai dari nol, dilakukan dengan cara bertahap, rutin dengan prosedur yang tepat hingga memberikan hasil. Itulah yang tengah dilakukannya.

2012 setelah wisuda, Mba Hasti mulai melakukan petualangannya bersama dengan kopi-kopi. Menjelajah berbagai daerah terdekat untuk mencari tahu perbedaan kopi di perkampungannya dan kopi di kampung sebelah. Riset demi riset dilakukan, percobaan demi percobaan dilaksanakan.

Kopi dengan biji setengah matang, dan kopi yang matang sempurna dipetik dalam waktu yang bersamaan. Pada kedua jenis kopi ini diberlakukan penangan pasca panen yang sama. Hingga ke proses pengolahan yang sama. Perlakuan yang sama dilakukan pengulangan hingga beberapa kali, lalu hasilnya dicatat untuk referensi percobaannya ke depan.

Yang menarik adalah, bahwa dari setiap eksperimen yang dilakukan, Mba Hasti selalu mencoba mengajak beberapa warga untuk bergabung dan menunjukkan bagaimana prosedur yang tepat dari setiap langkah yang dilakukannya untuk menghasilkan masing-masing jenis kopi. Sangat tidak pelit ilmu.

2014, akhirnya Mba Hasti mengeluarkan produknya sendiri dan sudah mendapatkan sertifikat Halal. Tentu saja ini bagian dari pembuktian diri bahwa pilihannya untuk tidak meninggalkan desa dan tetap fokus di sana untuk mengembangkan potensi yang dimiliki desanya adalah langkah yang tepat.

Setelah mengabdi di Indonesia Bangun Desa, menjadi relawan Kongres Beli Indonesia, melakukan diskusi dengan berbagai barista serta penikmat-penikmat kopi, mengikuti berbagai lomba kewirausahaan dan berbagai macam perlombaan lainnya yang tak pernah lupa untuk mengusung nama Lampung sebagai daerah tempat tinggalnya, akhirnya pada awal tahun  2017, Mba Hasti berhasil membuat inovasi baru dengan menciptakan produk kopi yang mengandung Asam Klorogenat yang terdapat dalam kopi hijau dengan kemampuan untuk membakar lemak. Hasil eksperiman ini sudah mulai diperjual belikan ke masyarakat. Kebanyakan konsumennya adalah mereka dengan berat badan yang sedikit berlebih (gemuk).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun