Mohon tunggu...
Edy Supriatna Syafei
Edy Supriatna Syafei Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Tukang Tulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Tak Sepenuhnya Benar Menjelang Idul Fitri Ibadah Berkurang

23 Juni 2017   14:45 Diperbarui: 26 Juni 2017   14:31 481
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi, salah satu pusat perbelanjaan di Pasar Rebo, Jakata Timur. Pengunjung ramai namun karyawan dan pelanggan masih mampu melaksanakan shalat Jumat (Dokumen Pribadi)

Tak Sepenuhnya Benar Menjelang Idul Fitri Ibadah Berkurang

Ketika sejumlah masjid di Jakarta pada penghujung Ramadan yang menjalani ibadah shalat sunah Tarawih berkurang, sebagian umat Muslim maklum. Sebab, sebagian warga Jakarta kebanyakan mudik dan sebagian lainnya sibuk di pusat perbelanjaan.

Betul para ibu rumah tangga sibuk karena menyiapkan kue, ketupat, memasak rendang untuk berbagi sesama kerabat dan menyambut tamu. Betul sebagian warga Jakarta mudik ke kampung halaman dan juga tak dapat dibantah sebagian besar ikut meramaikan pasar.

Stigma berkurangnya jumlah umat yang melaksanakan ibadah di masjid saat menjelang akhir Ramadan tidak betul seluruhnya. Realitasnya, pada Jumat (23/6) ini sejumlah pusat perbelanjaan seperti di kawasan Pasar Rebo, orang banyak yang tengah berbelanja masih mampu melaksanakan shalat Jumat.

Belanja untuk persiapan menyambut hari bahagia, hari kemenangan Idul Fitri tetap dilakukan tanpa mengurangi ibadah. Kenapa bisa demikian?

Hal ini tak lepas dari kepedulian pihak jajaran manajemen pusat perbelanjaan bersangkutan. Saat menghadapi shalat Jumat, sekitar Pukul 11.00 WIB, seorang petugas mengumumkan lewat pelantang suara bahwa karyawan dan pelanggan dapat melaksanakan shalat Jumat di Masjid At Taqwa, yang dibangun dan disediakan untuk warga muslim setempat.

Meski bangunan masjid tersebut sangat sederhana, mampu menampung Jemaah sekitar 300 orang, sangat membantu bagi karyawan dan pelanggan untuk tetap melaksanakan ibadah wajib. Terutama shalat lima waktu dan tarawih.

Mudik gratis yang difasiliasi Kementerian ESDM, Kamis (22/6). Dilepas para pejabat dan mendapat kawalan polisi (Dokumen Pribadi)
Mudik gratis yang difasiliasi Kementerian ESDM, Kamis (22/6). Dilepas para pejabat dan mendapat kawalan polisi (Dokumen Pribadi)
Untuk shalat Jumat, pihak manajemen ikut membantu untuk menghadirkan khotib dan imam dari lingkungan masyarakat sekitar. Dengan cara begini karyawan dan pelanggan tidak bersusah-susah mencari masjid yang lokasinya jauh.

Usai shalat Jumat, imam memberi bimbingan zikir lalu disusul doa penutup. Tatkala Jemaah bubar, mulai nampak para karyawati mendatangi Masjid At Taqwa. Mereka bergantian untuk melaksanakan shalat zuhur. Ibadah bagi karyawan tak terganggu meski saat itu pengunjung tengah padat, ramai dan membutuhkan pelayanan prima.

Khotib di Masjid At Taqwa yang sederhana ini tengah menyampaikan khotbahnya (Dokumen Pribadi)
Khotib di Masjid At Taqwa yang sederhana ini tengah menyampaikan khotbahnya (Dokumen Pribadi)
Sungguh tepat, dalam suasana sesibuk apa pun karyawan dan pelanggan difasilitasi untuk ibadah. Manajemen dari pusat perbelanjaan bersangkutan patut diberi apresiasi dan dapat menjadi contoh bagi pusat perbelanjaan atau swalayan lainnya di berbagai daerah. Demikian juga beberapa swalayan lainnya di Jakarta sudah ada yang menyediakan tempat ibadah. Ke depan, hal seperti ini penting mendapat dukungan dari instansi berewenang.

Sebab, sehebat apa pun seorang penguasa, bagaimanapun tinggi dan besar kekuasaan yang sedang digenggamnya, akan terasa hina bila berhadapan dengan kebesaran Yang Maha Kuasa. Ia harus sadar bahwa kekuasaan yang digenggamnya, tidak lain adalah anugerah-Nya kepadanya buat sementara waktu saja. Bila tiba waktunya di mana kekuasaan berakhir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun