Mohon tunggu...
Edy Supriatna Syafei
Edy Supriatna Syafei Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Tukang Tulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Di Hari Lebaran, Nyak Emma Berisik Lagi Dipancing "Kampunan"

28 Juni 2017   08:22 Diperbarui: 28 Juni 2017   08:38 619
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi, makan bersama anggota keluarga saat perayaan Lebaran (Foto: Miulan Store)

Di hari Lebaran, Nyak Emma Berisik Lagi Dipancing "Kampunan"

Inilah hebatnya sebuah hari besar seperti Lebaran. Hebat lantaran hari besar ini dapat menyatukan sebuah keluarga besar yang tecerai-berai karena domisilinya jauh,  dapat berkumpul di kediaman orang tua dalam satu momen yang baik, menguatkan tali silaturahim anggota keluarga, saling bermaafkan juga meredam amarah sekaligus membuang kebusukan yang sebelumnya terbenam dalam hati.

Publik pun tahu mengenai fadilah Lebaran itu sebagai buah puasa sebulan penuh saat Ramadan. Akhir Ramadan, bagi yang menjalani puasanya secara sempurna dapat disebut meraih kemenangan.

Itulah sebabnya keluarga besar Nyak Emma merasakan sekali arti kemenangan. Meski kemenangan yang dimaksud agak berbeda maknanya. Lebaran pada tahun ini dimaknai oleh anak-anak Nyak Emma sebagai kemenangan anak-anak dan cucunya. Bukan kemenangan milik Nyak Emma lantaran mampu puasa sebulan penuh.

"Nyak boleh puasa sebulan penuh. Boleh merasa menang. Ditambah enam hari puasa sunnahnya pun bolelah merasa menang juga. Tapi, dibalik kemenangan entu, kite semua yang lebih merasa menang," ungkap Bang Soleh, anak bontot Nyak Emma yang bermukim di sebelah orang tuanya itu. 

Dihadapan lima saudaranya, Bang Soleh tergolong paling tahu sepak-terjang Nyak Emma. Nenek beranak lima dan tiga cucu ini setelah ditinggal suaminya berubah perilakunya. Rajinnya boleh dipuji. Mengaji, bergaul dan tampil di hadapan publik paling sering. Kadang menjadi narasumber di berbagai kesempatan. Tapi, ada hal yang paling dirasakan mengganggu bagi anak-anaknya. Yaitu, cerewetnya paling sulit dibendung.

Nyak Emma memang punya pendidikan baik, pernah "makan" pendidikan tinggi dan dapat gelar pula. Setelah ditinggal suaminya ke alam kubur, ia paling rajin mengikuti dunia informasi. Pengetahuannya selalu di-up date, selalu diperbarui. Sebuah berita selalu diikuti. Alur beritanya diikuti dengan cermat. Detail dan pernik-pernik atau segala informasi lain yang punya kaitan dengan topik utama mampu diintegrasikan menjadi sebuah cerita menarik. 

"Nyak itu pintar bual-bual. Ngarang-ngarang," kata Bang Soleh, yang selalu kalah dalam mendapatkan informasi berkelas "A".

Dipandangan Bang Soleh, orang tuanya itu kini bagai sebuah petasan bersumbu pendek. Enyak memang selalu mengikuti perkembangan berita dari televisi. Terutama tv berita dan media sosial. Twitter paling sering dilihat melalui komputernya di rumah. Tapi soal film atau sinetron, bagi Nyak Emma paling tak disukai. Katanya, isinya cuma gosip. Mengecoh perasaan, jauh dari realitas. Kalo menonton siaran berita, pengetahuan bertambah. Sekaligus pula sebagai bahan tambahan tatkala ia menjadi narasumber.

Saat Lebaran ini, di hadapan abang-abangnya, Soleh mengingatkan agar tidak memancing orang tuanya berbicara soal politik atau masalah lainnya yang tengah aktual dibicarakan orang banyak. Soleh mengaku kalah jika berdebat dengan enyaknya yang punya julukan nenek lincah ini. 

"Aye sekarang lagi menang di hari kemenangan ini. Bukan karena puasanya penuh, bisa bayar zakat dan lainnya. Tapi lantaran enyak nggak berisik," kata Saleh kepada abang-abangnya yang disambut tawa riang di ruang tamu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun