Mohon tunggu...
Edy Supriatna Syafei
Edy Supriatna Syafei Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Tukang Tulis

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Artikel Utama

Ucapan Prabowo "Ndasmu" Bikin Luka di Hati Warga

7 April 2019   22:22 Diperbarui: 15 April 2019   13:29 12929
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(ANTARA FOTO/HAFIDZ MUBARAK A)

Tak habis pikir. Calon Presiden Prabowo Subianto sepertinya tak pernah merasa bersyukur. Apa yang pernah dinikmati sedari dulu hingga tubuhnya subur, gagah dan ganteng selalu saja dipandang dari sisi negatif. Bahkan, ketika berkampanye pun meluncur dari mulutnya kata-kata kasar.

Tanpa bermaksud menggurui, Prabowo sayogiaya harus bersyukur bahwa Indonesia dalam kondisi seperti sekarang, tidak terpecah-pecah seperti di Timur Tengah. Hal itu juga berkat jasa para elite politik dan pemimpin negeri sebelumnya. Lepas dari kelebihan dan kekurangan yang dimiliki. Apa lagi Indonesia kini tenteram hingga mampu menggelar pemilihan presiden.

Bukankah dengan makin meningkatkan rasa syukur, dapat ketaatan kapada Allah Swt dan tidak menyebabkan diri menjadi angkuh dan lupa kepada yang memberikan nikmat tersebut.  

Bersyukur adalah ungkapan berterima kasih kepada Allah, lega, senang dan menyebut nikmat yang diberikan kepadanya dimana rasa senang, lega itu terwujud pada lisan, hati maupun perbuatan.

**

Prabowo ketika berpidato di SUGBK Jakarta. Foto | Detik.com
Prabowo ketika berpidato di SUGBK Jakarta. Foto | Detik.com
"(Pertumbuhan ekonomi) 5 persen, 'ndasmu'," kata Prabowo ketika berkampanye di Stadion Utama Gelora Bung Karno Senayan, Jakarta, Ahad pagi, saat mengeritisi keberhasilan pemerintahan Jokowi mencapai pertumbuhan ekonomi 5 persen.

Mengenai kata 'ndasmu' itu, seorang kompasianer pernah menulis terkait kata tersebut. Giri Lumakto menyebut bahwa kata ndasmu sendiri merupakan umpatan terkasar dalam bahasa Jawa.

Ndas, ia menjelaskan, merupakan kata benda level terbawah untuk menggantikan kata kepala. Di atas kata ndas ada sirah (untuk level orangtua) dan mustoko(level untuk sastra dan konteks keraton). Dan kata ndas sendiri merupakan 'kepala' yang diperuntukkan untuk hewan. Contohnya adalah ndas pitik (kepala ayam) atau ndas kebo (kepala kerbau). Tidak lazim dan tepat menyematkan kata sirah untuk ayam, sirah pitik.

Penulis tak paham Bahasa Jawa yang memiliki stratifikasi dalam penerapannya. Tapi, atas bantuan isteri yang berdarah biru asal Solo, maka setelah mendapat penjelasan mengenai penggunaan kata "ndas" tadi,  sungguh penulis nilai sangat buruk. Jika meminjam ucapan Raja Dangdut Roma Irama, ucapan Prabowo itu "sungguh terlalu".

Jika kata "ndas" tadi digiring untuk dialek orang Betawi, bisa disejajarkan dengan kata: "Pala lu peang". Jadi, kembali lagi, kata "ndas" atau "kepala lu peang" sangat tidak patut, tidak elok digunakan. Apa lagi bukan pada tempatnya. Apa lagi ini diucapkan oleh seorang cakon presiden, pemimpin negeri yang besar dan kaya raya. Apa lagi dia adalah seorang putera begawan ekonomi yang beken itu, Prof. Dr. Soemitro Djojohadikoesoemo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun