Mohon tunggu...
Edward Christian
Edward Christian Mohon Tunggu... Bankir - Penulis

Writer who what to share writings

Selanjutnya

Tutup

Money

Bank Indonesia's Transformation: "Run... BI... Run....!"

28 April 2017   16:59 Diperbarui: 28 April 2017   17:11 559
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Masih ingat film Forest Gump (1994)? Film ini menceritakan perjalanan hidup Forest Gump, seorang anak kecil yang lugu dan polos tapi mempunyai semangat yang luar biasa. Suatu hari ketika ia diganggu oleh anak kecil lainnya, teman dekat Forest menyuruhnya berlari untuk menghindari gangguan itu dengan teriakan: “Run Forest,… Run (Lari Forest…lari) !!!”.

Forest berlari terus agar tidak diganggu, dan sejak peristiwa itu, Forest menjadi suka berlari penuh semangat, dan kebiasaan berlari ini diteruskannya sampai ia dewasa sampai semangat dan konsistensi berlarinya menginspirasi banyak orang.

Penyesuaian BI dengan perubahan kondisi perekonomian dunia

Change before you have to (berubahlah sebelum terpaksa)!.” Kata Jack Welch, CEO General Electric.  Bank Indonesia harus “berlari” mengejar cepatnya perubahan zaman modern ini, sehingga seperti kisah Forest Gump diatas, harus ada yang mengingatkan BI untuk: “Run BI,… Run (Larilah BI,.. Lari)!”.  Karena jika BI tidak berlari alias bergerak cepat maka BI akan mengalami kerugian.

Dalam laporan Indonesia Economic Quarterly pada awal tahun 2017, Bank Dunia menyatakan terdapat beberapa risiko eksternal yang dapat memberikan risiko perubahan besar dalam kebijakan perdagangan dunia. Kekhawatiran akan kebijakan keuangan Amerika Serikat yang cenderung proteksionis ketidakpastian politik Eropa (seperti keluarnya Inggris dari keanggotaan Uni Eropa dan ketidakpastian terkait pemilihan umum di beberapa negara Eropa, antara lain di Belanda dan Perancis) diprediksi akan mempunyai dampak siginifikan terhadap kondisi perekonomian dunia.

Risiko dan pengaruh kondisi perekonomian dunia terhadap kondisi perekonomian Indonesia harus dapat diantisipasi oleh Bank Indonesia selaku penjaga stabilitas moneter dan keuangan Indonesia. Dalam beberapa hal, Bank Indonesia melakukan telah perubahan kebijakan Bank Indonesia untuk menyesuaikan dengan kondisi perekonomian dunia.

Selama ini suku bunga acuan yang ditetapkan BI yaitu BI Rate sering dikritik oleh pasar keuangan karena BI rate tidak mencerminkan kondisi pasar sesungguhnya dan terdapat jeda waktu yang cukup lama dalam transmisi kebijakan moneternya. Bank Indonesia mengeluarkan kebijakan suku bunga acuan baru yaitu BI 7-Day Repo Rate menggantikan kebijakan BI Rate, yang akan berlaku efektif sejak 19 Agustus 2016.

Alasan BI memperkenalkan suku bunga acuan BI baru agar suku bunga kebijakan dapat secara cepat mempengaruhi pasar uang, perbankan dan sektor riil. Instrumen BI 7-Day Repo Rate sebagai acuan suku bunga yang baru memiliki hubungan yang lebih kuat ke suku bunga pasar uang, sifatnya transaksional atau diperdagangkan di pasar, dan dapat mendorong pendalaman pasar keuangan.

Bank Indonesia juga melakukan penyempurnaan pengaturan Giro Wajib Minimum (GWM) untuk meningkatkan efektivitas transmisi kebijakan moneter. Pokok pengaturan utama yang disempurnakan adalah terkait pemenuhan GWM Primer dalam Rupiah yang sebelumnya ditetapkan sebesar 6,5% dari Dana Pihak Ketiga (DPK) dalam Rupiah dan pemenuhannya dilakukan secara harian, disesuaikan menjadi GWM yang wajib dipenuhi secara harian sebesar 5% (lima persen) dari DPK dalam Rupiah dan GWM yang wajib dipenuhi secara rata-rata sebesar 1,5% (satu koma lima persen) dari DPK dalam Rupiah selama periode tertentu.

Penyesuaian BI dengan perubahan dunia keuangan dan sistem pembayaran

“Tak ada yang permanen dalam hidup ini, kecuali perubahan itu sendiri.” Ucapan Heraclitus (seorang filsuf kuno Yunani) ini seperti mencerminkan keadaan dunia saat ini. Dunia selalu mengalami perubahan, dan yang tidak mengikuti perubahan akan mengalami kerugian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun