Mohon tunggu...
Edrida Pulungan
Edrida Pulungan Mohon Tunggu... Analis Kebijakan - penulis, penikmat travelling dan public speaker

Penulis lifestyle, film, sastra, ekonomi kreatif Perempuan ,Pemuda, Lingkungan dan Hubungan Luar Negeri Pendiri Lentera Pustaka Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Selingan Hati

5 Juni 2017   10:52 Diperbarui: 5 Juni 2017   11:42 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: www.kompasiana.com/edridapulungan

Aku sepertiga malam yang engkau sulam dalam diam. Sejak purnama di akhir tahun yang kau tunggu. 

Muncullah rembulan dengan senyum cerah lembayung merah. Akhirnya yang kau nanti datang juga. 

Kau cukup pejamkan mata seperti menerima pertanda. Memainkan peranmu sebagai arjuna

Aku membawa ombak ke lautanmu. Hanya sebentar saja. Namun engkau mampu

memindai seberkas sinar itu. Hingga memancarlah telaga bening dimatamu. Euforia

Sejak itu malam menjadi gaduh, ceria, penuh tawa juga renungan-renungan panjang

tentang kehidupan, kegagalan, pertemuan, kerinduan, kemarahan, kebaikan, keajaiban, senyuman, ompian, dan masa depan

Kuhamparkan permadani rindu yang harus kusulam hingga bentangannya sampai  pada pangkuanmu

Lalu kau berikan pelangi harapan dan kegembiraan yang meluaap-luap seperti ombak laut cina selatan

yang menjadi rebutan negara-negara ASEAN. Ah engkau sedang bertopeng dan bersandiwara. Masa lalu

mengurungmu dalam dendam yang remuk redam teruntukku.  Oh bukan aku, bukan aku yang harusnya kau tuju

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun