Mohon tunggu...
Eddy Mesakh
Eddy Mesakh Mohon Tunggu... Wiraswasta - WNI cinta damai

Eddy Mesakh. Warga negara Republik Indonesia. Itu sa! Dapat ditemui di http://www.eddymesakh.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Memanusiakan Manusia Melalui Ruang Publik Perkotaan

30 September 2015   16:55 Diperbarui: 30 September 2015   17:49 286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="BUKIT CLARA - Tulisan Welcome to Batam bertengger di atas Bukit Clara dipotret dari depan Kantor Wali Kota Batam. Area persis di bawah kaki bukit tersebut yang saat ini masih lapang dapat disulap sebagai ruang publik bagi masyarakat kota. Dari kaki bukit ini kita bisa memandang pusat pemerintahan kota dengan latar belakang laut. Dipotret pada Selasa, 29 September 2015 pagi, ketika Kota Batam diselimuti kabut asap kiriman dari daratan Sumatera. (Foto: Eddy Mesakh). "]

[/caption]

MODERNISASI dan industrialisasi cukup drastis mengubah perilaku manusia. Sulit menampik fakta bahwa nafsu merusak mendominasi semangat melestarikan lingkungan. Kota-kota di Indonesia, tak terkecuali Batam, Kepulauan Riau, kian mendewakan komersialisasi. Tak pelak, kita sedang mewariskan habitat porak-poranda bagi generasi yang kita turunkan.  

Lihatlah, perlahan tapi pasti, ruang-ruang terbuka hijau habis dilibas komersialisasi. Pohon dan bukit hilang berganti gedung bertingkat dan rumah toko. Sedikit bukit tersisa justru jadi lokasi perumahan mewah bagi kalangan berduit. Tepi-tepi pantai nyaris tak tersisa karena di sana telah berdiri hotel, resor mewah, dan restoran. Masyarakat kota tak bisa leluasa menikmati pemandangan pantai lantaran terhalang gedung dan tembok pembatas.  Tadinya ruang publik, kini ruang privat dan area komersil.

Apakah konsekuensi kemajuan kota selalu menimbulkan kerusakan lingkungan dan tersingkirnya hak masyarakat untuk menikmati kemewahan alam pemberian Tuhan secara cuma-cuma? Tak bisakah kita gencar membangun kota sembari melestarikan lingkungan dan tidak menyerobot hak publik? Bukankah kota adalah habitat bagi semua manusia? Tapi, kita terpaksa mahfum lantaran di era industri ini manusia semakin mirip dengan robot.   

Menurut Penulis, sebuah kota haruslah mampu memenuhi aneka kebutuhan manusia yang bermukim di dalamnya, tak terkecuali kebutuhan rohani. Artinya, masyarakat kota harus merasa nyaman hidup dalam habitat tersebut. Memiliki lingkungan tertata asri dan lestari, menyisakan ruang terbuka hijau serta memiliki identitas sesuai budaya dan karakter masyarakatnya. Jangan lupa, masyarakat kota tak melulu orang-orang muda dan sehat jasmani, sehingga perlu juga memerhatikan kepentingan warga lanjut usia dan penyandang disabilitas.  Gambaran seperti inilah, menurut Penulis, disebut kota yang mampu memanusiakan manusia.

Memanusiakan manusia? Ya, itulah falsafah masyarakat Minahasa, Sulawesi Utara, dimana Penulis pernah hidup selama kurang lebih dua tahun. Falsafah yang dicetuskan Sam Ratulangi, pahlawan nasional asal Sulut, itu berbunyi; “Si tou timou tumou tou”. Artinya seseorang dapat disebut manusia bila dia sudah dapat memanusiakan manusia lain.

Ruang publik kota

Sebelum lebih jauh tentang ruang publik, kita perlu tahu definisi ruang publik dan kota.

Ruang publik, menurut Carmona, et all (2003), adalah area bagi masyarakat untuk melaksanakan aktivitas yang sifatnya terbuka (open access) bagi semua lapisan masyarakat. Secara konseptual, ruang publik memiliki fungsi sebagai ranah yang me-manusia-kan masyarakat. Di sini manusia keluar dari kehidupan privat menuju kehidupan sosial dengan berinteraksi bersama manusia lainnya. Sifat ruang publik antara lain; (1) bebas dimasuki tanpa ada format keanggotaan, (2) tetap dibuka selama dan di luar jam kerja, (3) memiliki karakter rekreatif, dan (4) memberi kenyamanan psikologis. (Sumber: Academia.edu)  

[caption caption="TAMAN - Dataran Engku Putri di pelataran Kantor Walikota Batam, merupakan taman yang terbuka bagi semua orang. Banyak fasilitas publik tersedia, termasuk sarana olahraga dan akses internet gratis. Dipotret pada Selasa, 29 September 20156. (Foto: Eddy Mesakh)"]

[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun