Mohon tunggu...
I Ketut Suweca
I Ketut Suweca Mohon Tunggu... Dosen - Dosen - Pencinta Dunia Literasi

Kecintaannya pada dunia literasi membawanya suntuk berkiprah di bidang penulisan artikel dan buku. Baginya, hidup yang berguna adalah hidup dengan berbagi kebaikan, antara lain, melalui karya tulis.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Membeli Buku untuk Pajangan, Tetapi...

22 Maret 2019   16:53 Diperbarui: 30 Oktober 2019   19:28 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Anda termasuk orang yang suka berbelanja? Berbelanja bagi kebanyakan orang adalah cara untuk menyenangkan diri. Membeli barang-barang tertentu sesuai dengan keinginan, apalagi keinginan  yang sudah dipendam lama, betapa menyenangkan.

Apa saja yang dibeli? Ada yang senang membeli pelbagai  jenis parfum, berbagai macam pakaian, dan membeli berbagai jenis jam tangan. Ada jarang pula yang doyan  membeli berbagai jenis burung, membeli berbagai jenis tanaman, bahkan ada juga yang suka berburu batu permata. Jadi, orang berbelanja sesuai dengan hobi. Tentu ini sangat menyenangkan.

Suka Membeli Buku

Bagaimana dengan yang suka berbelanja buku?  Membeli buku sebagai hobi? Boleh juga! Karena suka membeli buku, maka banyak buku yang ada di rumah. Bahkan, sudah lebih dari satu rak buku besar berderet rapi di rumah. Di atas meja juga tak kalah, banyak buku bertumpuk di situ.

Hanya untuk pajangan? Nggak masalah. Melihat buku-buku yang dibeli terpajang rapi di rak buku dan di atas meja, pasti sangat menyenangkan. Apabila diatur dengan baik, maka pajangan buku ini akan memberikan keindahan tersendiri di dalam rumah. Pajangan buku juga bisa menjadi alat untuk memberikan kesan terpelajar, bukan?  Jadi, sama sekali tidak salah jika ada orang yang membeli buku untuk kemudian dipajang melengkapi perabotan lainnya dan menambah keindahan rumah.

Tentu saja tidak banyak gunanya kalau membeli buku semata-mata untuk dipajang. Kendatipun hal ini tak salah, tapi ada baiknya jika buku-buku yang dibeli itu dibaca juga sehingga benar-benar bermanfaat bagi sang empunya. Dengan begitu, buku-buku tersebut tak hanya secara fisik sedap dipandang, isinya pun bisa memberi nafkah pada rohani pemilik. Dengan begitu, buku-buku yang terbeli tidak hanya demi keindahan rumah, bahkan demi keindahan 'rumah' di dalam.

Permasalahan yang sering muncul adalah kemalasan membaca. Syukur-syukur masih mau dibaca secara keseluruhan isi buku tersebut. Dibaca sebagian saja sudah lumayan bagus. Oleh karena itu, ada baiknya buku-buku yang dibeli dibaca juga. Seperti kita membeli pakaian, tapi kalau tidak dipakai, ya, jadi tak berguna. Beli bukunya, jangan lupa baca isinya!  

Membuat Resensi Buku

Ada cara yang cukup ampuh untuk memaksa diri kita membaca buku. Di antaranya adalah dengan membuat resensi buku. Ya, membuat resensi atau telaah buku dari buku yang kita baca. Dengan sedikit keharusan membuat resensi buku, maka mau tak mau, maka kita mesti  membaca buku-buku yang dibeli dengan sungguh-sungguh. Untuk bisa meresensi sebuah buku, maka orang harus membaca buku yang diresensinya secara cermat, tak bisa tidak.

Paling tidak ada dua manfaat yang bisa dipetik dari cara ini. Pertama, kita telah mulai menanamkan kebiasaan membaca buku pada diri sendiri. Ini sesuatu yang sangat baik dalam upaya memperluas dan memperdalam pengetahuan dan wawasan. Kebiasaan positif ini pun bisa menular pada orang-orang sekitar.

Kedua, dengan membuat resensi dan mempublikasikannya melalui media, kita sudah bisa memperkenalkan isi buku itu kepada orang lain. Banyak sekali media yang bisa digunakan untuk mempublikasikan hasil resensi buku, bisa media online seperti kompasiana, boleh juga media cetak.  Dengan demikian, isi buku yang kita baca tidak melulu berguna bagi diri sendiri, bahkan juga bagi pembaca resensi buku yang kita tulis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun