Mohon tunggu...
Dian Artharini
Dian Artharini Mohon Tunggu... wiraswasta -

Aku: Tari, 32, ibu dua anak, praktisi UKM, menulis jika bermanfaat, google search: Dzafa Collection.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Ayo Jadi Pengusaha Sekarang, Mau Kapan Lagi?

18 Maret 2014   03:30 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:49 490
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1413292517789805295

[caption id="attachment_366422" align="aligncenter" width="700" caption="By : http://misterluthfi.corner.web.id"][/caption]

Ajakan seperti dalam judul diatas sungguh wajar untuk penulis kemukakan dalam artikel ini, hal ini karena menurut para pakar ekonomi yang ada dalam pemerintahan Indonesia bahwa ekonomi nasional akan bangkit dan sangat tertunjang sekali jika jumlah pengusaha sukses yang ada itu bisa mencapai minimal sebesar 2% saja dari jumlah penduduk. Pada tahun 2014 ini jumlah penduduk Indonesia di prediksi mencapai 240 Juta orang, jadi jika kita bisa punya 4,8 juta pengusaha sukses saja, maka ekonomi Indonesia sudah bisa tinggal landas menjadi negara maju. Sebagai perbandingan, Amerika Serikat yang jumlah penduduknya 314 Juta orang punya pengusaha sukses sebanyak 3,5 s/d 4% dari jumlah penduduknya atau sekitar 12 juta orang, itulah sebabnya mereka bisa menempatkan diri sebagai negara dengan ekonomi terkuat di dunia. Kita tidak perlu membandingkan dengan Malaysia atau Singapura yang masing-masing jumlah pengusahanya 5% dan 7%, dari jumlah penduduknya, karena jumlah penduduk mereka memang relatif sedikit jika dibandingkan jumlah penduduk kita Indonesia.

-----

Pemerintah memang sudah berusaha keras untuk membangkitkan minat khususnya dikalangan para mahasiswa agar kelak bisa menjadi seorang wirausahawan atau entrepreneur. Cuma saja ironinya kalau mereka tamat kuliah nanti dan sudah siap menjadi seorang pengusaha, apakah pemerintah siap pula untuk mengakomodir atau membuka akses bagi permodalan awalnya?. Pemerintah tidak bisa mengandalkan sektor perbankan karena mereka ketat sekali dalam prinsip kehati-hatian (prudential banking), tidak mungkin mereka bisa memberikan kredit untuk usaha baru, karena bank umumnya mensyaratkan bahwa usaha yang bisa diberikan kredit itu harus minimal sudah berjalan selama 3 tahun dengan perkembangan yang baik dan lancar. Pemerintah jangan cuma bisa memberi pancing tapi harus sekalian juga dengan umpannya, karena tidak mungkin ikan akan terpancing dan bisa didapat, jika pancing itu sendiri tidak ada umpan.

-----

Sebetulnya kalau kita memang berminat serius mau menjadi seorang pengusaha, maka priode sekarang inilah saatnya, yang pertama karena sampai dengan 16 tahun kedepan banyak peluang yang bakal terbuka lebar menanti penggarapan dari ide-ide kreatif para calon pengusaha baru, faktor utama karena priode sekarang sampai beberapa tahun kedepan adalah milik para anak muda, mengingat kita sekarang berada pada dekade “Bonus Demografi”. Yang kedua adalah masuknya era kawasan perdagangan bebas Asean (Asean Free Trade Area) pada tahun 2015, hakekatnya ini bukan ancaman tapi justru harus kita jadikan peluang, karena dengan adanya AFTA ini maka penetrasi pasar kita akan semakin luas, semula pasar kita hanya di negara kita sendiri Indonesia, nantinya produk kita bebas dipasarkan ke seluruh negara Asean.

-----

Ayo marilah kita ramai-ramai jadi pengusaha sekarang, kalau tidak sekarang, mau kapan lagi?. Kalau dengan ajakan seperti ini para kaula muda Indonesia bisa tergugah, maka tinggal PR buat pemerintah bagaimana bisa mengakomodasinya baik dari sisi anggaran, kebijakan maupun pembentukan lembaga kredit dan sebagainya, guna bisa menunjang kiprah para calon wirausaha muda yang baru ini, jangan sampai niat mereka nanti tidak kesampaian karena faktor kurangnya dukungan dari pihak pemerintah itu sendiri.

-----

Bandung, 17 Maret 2014

-----

+++TARI+++


Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun