Mohon tunggu...
Dwi Marfuji
Dwi Marfuji Mohon Tunggu... Administrasi - Runner, pingin hidup sehat dan syukur manfaat buat orang lain

Sesantai gambarnya...\r\n\r\n@dwimarfuji

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Asian Para Games dan Pelajaran Kasih dari Jogja

15 Oktober 2018   08:40 Diperbarui: 15 Oktober 2018   09:11 431
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

JAKARTA-Perhelatan olahraga sebenua asia tersebut telah usai namun sungguh ada sesuatu yang membuat diri ini terhenyak. Mulai dari  mundurnya Miftahul janah dari pertandingan judo, Indonesia duduk sebagai peringkat ke-5, hingga berbagai pernak-pernik kisah-kisah atlet lainnya.

Miftah Jannah, Ia rela tak mendapatkan emas, rela tak mendapatkan bonus miliaran rupiah demi mempertahankan hijabnya. Memang ada aturan Internasional yang mengaharuskan tidak mengenakan atribut selain pakaian namun barangkali aturan itu perlu ditinjau ulang. Sungguh perempuan yang berprinsip, mungkin sosok seperti ini lah yang semsestinya banyak laki-laki impikan yang kecantikan hatinya melebihi kecantikan fisiknya.

Berbicara tentang Asian Para Games, mengingatkan saya pada Putri Herlina. Ia memang bukan atlet peraih medali namun ijinkan saya sedikit berkisah.

Pada tanggal 13 Oktober 2015,di Yogyakarta ia resmi melepas masa lajangnya dengan Reza Hilyard Soemantri. Lantas, ada apa dengan mereka berdua hingga saya tulis disini?baiklah, saya lanjutkan di bawah 

metrotv
metrotv
Putri Herlina merupakan penyandang disabilitas, Tuhan memberikan tangan padanya berbeda dengan yang lainnya. Lebih pedih lagi, saat lahir ia ditinggalkan orang tua kandungnya di rumah sakit gegara malu dengan keadaan buah hatinya tersebut.

Bayi kecil yang besarnya menjadi wanita tangguh ini mengalami hal-hal yang kurang menyenangkan, bahkan saat kecil pernah dijadikan alat untuk mengemis dipinggir jalan hingga akhirnya ditemukan dan dirawat oleh yayasan sayap ibu, yayasan yang didirikan oleh istri Bung Tomo.

putri saat kecil doc.modifikasi.com
putri saat kecil doc.modifikasi.com
Pada usia pra sekolah, putri menemui beberapa kendala. Bahkan sampai 11 TK yang didaftarnya menolaknya, hingga sebuah Tk swasta yayasan Aisyiah menerimanya, yayasan menerima apa adanya keadaan Putri Herlina dan mendidiknya seperti anak-anak lainnya.

Putri Herlina remaca doc.vemale.com
Putri Herlina remaca doc.vemale.com
Putri Herlina di masa remajanya pernah akan diberi bantuan tangan palsu namun dengan yakin, ia menolak tawaran tersebut. Ia ingin suatu saat nanti ada seorang pemuda memilihnya dengan keadaan apa adanya.

Reza Hilyard adalah jawaban setiap doa dan sujud Putri Herlina. Seorang pemuda tampan dan memiliki fisik lengkap menjadi laki-laki pertama yang tanpa sedikit pun keraguan akan menghabiskan sisa usianya bersama putri Herlina. 

Awal pertemuaan mereka yakni ketika Reza akan menyampaikan bantuan CSR pada yayasan sayap ibu dan melihat kemandirian dari pribadi Putri Herlina ditambah sikapnya yang selalu bersyukur, tak pernah mengeluh ditengah keterbatasannya. 

Bak sinetron, yang sungguh tak disangka-sangka, hanya dalam waktu 3 hari bagi reza untuk memantapkan diri untuk membawa orang tuanya. Semula ibu Reza belum bisa menerima sepenuhnya, namun melihat kesungguhan hati Reza maka sang ibu merelakan keputusan besar putranya tersebut. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun