Mohon tunggu...
Dwi Malistyo
Dwi Malistyo Mohon Tunggu... Programmer - Trader, Expert Advisor coder, Blogger. Mantan Pramuka. Mantan Pecinta Alam.

Kunci utama untuk mengurangi kesalahan di masa datang, adalah dengan mempelajari sejarah di masa lalu!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Penegak-Pandega: Ide Revitalisasi Pramuka

6 Agustus 2014   21:26 Diperbarui: 18 Oktober 2021   08:37 335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : 55cascadia.org

 

Revitalisasi, apa kabarnya ?

Wah, tidak terasa saat ini sudah masuk ke bulan Agustus lagi. Ini adalah bulan dimana Hari Pramuka dirayakan di seluruh negeri. Sudah lama saya ingin membuat tulisan mengenai Pramuka, setelah sempat terkaget-kaget melihat sekolah SMA Negeri anak saya di kawasan Halim - Jakarta Timur, ternyata sudah tidak ada yang namanya ekstra kurikuler Pramuka lagi.

Apa kabarnya ya ribut-ribut Revitalisasi Pramuka kemarin ?. Apakah ada update yang kebetulan belum saya baca ?. Bisakah saya menerima informasinya ? Lalu apakah saya boleh menuliskan satu ide Revitalisasi lagi buat para konseptor Pramuka di Kwartir Nasional dan Daerah ?. Idenya bukan untuk keseluruhan jenjang lho. Tulisan ini hanya akan fokus di area Penegak dan Pandega yang kelihatannya tambah tergusur dimakan zaman.

Penegak-Pandega, Cangkang tanpa isi -- sebuah mesin tanpa software.

Zaman saya sekolah, kepramukaan berada di era kejayaannya. Masa itu belum ada internet, apalagi Android dan Blackberry. Siaran televisi hanya ada satu channel kesayangan, alias TVRI. Mungkin karena kurangnya aktivitas anak-anak dan pemuda, maka saya ikut di Pramuka. Saya mengikuti sejak Siaga Mula, hingga berakhir menjadi Pandega di bangku kuliah. Semua jenjang sudah pernah saya ikuti.

Buat saya, konsep aktivitas Siaga dan Penggalang sudah sangat jelas. Hanya saja sejak masuk di posisi Penegak dan Pandega, rasanya semua orang masih mencari-cari bentuk yang pas disana. Ada semacam kegamangan untuk mengerti dan mengembangkan bentuk Penegak-Pandega.

Saya pernah membaca, bahkan Lord Baden-Powell pun pernah bingung untuk memikirkan bentuk aktivitas bagi para Rover dan Ranger seusia Penegak di masa itu. Sehingga kalau boleh membuat perumpamaan, saya -- sebagai seorang programmer -- melihat dunia Kepramukaan Penegak dan Pandega bagaikan sebuah mesin komputer yang melulu hanya berupa hardware, tapi tanpa isi software di dalamnya. Atau dalam kata lain, saya ibaratkan sebagai cangkang tanpa kerang hidup di dalamnya.

Ketika saya menjadi Penegak dan juga Pandega, aktivitas disana lebih diarahkan untuk membantu pembina dalam mengelola kegiatan Siaga-Penggalang. Jadi lebih dipersiapkan untuk dijadikan calon pembina lagi. Aktivitas keremajaan di dalam dunia Penegak-Pandega menjadi kabur. Arah ke depan seorang Penegak-Pandega jadi tidak jelas. Hanya kesana-kesini ikut aktivitas SAKA, atau membina di Gugusdepan.

Revitalisasi harus serius menggarap kemandegan ini supaya Pramuka di usia ini tidak semakin punah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun