Mohon tunggu...
Dwi Malistyo
Dwi Malistyo Mohon Tunggu... Programmer - Trader, Expert Advisor coder, Blogger. Mantan Pramuka. Mantan Pecinta Alam.

Kunci utama untuk mengurangi kesalahan di masa datang, adalah dengan mempelajari sejarah di masa lalu!

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

Kaget, Pelayanan Kelurahan DKI sudah Berubah

24 Juni 2013   22:34 Diperbarui: 16 Oktober 2021   18:19 60758
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Terakhir kali saya mengurus administrasi di kantor kelurahan, kira-kira sudah lewat satu tahun lalu. Waktu itu ada panggilan untuk mengambil e-KTP. Rasanya malas sekali meninggalkan pekerjaan untuk berdesak-desakan, dan berpanas-panasan di kantor kelurahan. Banyak waktu terbuang sia-sia untuk menunggu dokumen yang sedang dikerjakan oleh staff kelurahan di wilayah Jakarta Timur ini. Kalau tidak terpaksa sekali sih, saya memilih untuk tidak pernah datang ke tempat yang namanya kantor kelurahan.

Tapi siang ini saya harus kembali ke kantor kelurahan Cililitan dengan terpaksa. Masalahnya, anak saya yang bersekolah di SMP Depok akan melanjutkan ke SMA Negeri Depok. Dan ada kebutuhan melegalisir Kartu Keluarga untuk pendaftaran di sekolah nanti. Ya sudah, tekad sudah dibulatkan untuk mengantri lagi berdesakan dan berpanas-panasan di kantor kelurahan. Namanya juga sayang anak.

Saya memarkir mobil di parkiran kantor kelurahan Cililitan yang relatif sepi. Pintu tertutup semua, hanya ada satu orang sedang duduk di luar di bangku teras. Pikiran saya yang negatif sudah langsung menghakimi, "Ini pasti staff kelurahan sudah kabur makan siang semua, urusan bakalan jadi lama deh". Orang yang duduk di luar tadi tadi, mempersilakan saya masuk ke pintu itu. Maka saya buka pintu dan masuk ke dalam.

Begitu masuk, saya langsung terpana. Di dalamnya suasana dingin ber-AC. Saya sempat bingung. Ini kantor kelurahan, atau Bank Swasta sih ?. Ada 4 petugas kelurahan berbaju resmi duduk di belakang meja seperti meja Customer Service bank, semuanya wanita. Yang paling ujung kiri, bekerja dengan laptop. Ada seorang staff kelurahan yang tersenyum pada saya, dan kursi di depannya kosong. Langsung saya duduk disitu.

Saya sungguh masih bingung. Mana loket tempat mengurus surat-surat seperti biasa ?. Mana tukang ketik yang biasa sibuk ketak-ketik seperti kelurahan pada umumnya ?. Ada sekitar 4 orang tamu duduk di ruang tunggu, tapi tidak mirip orang mengantri. Ibu yang tersenyum tadi langsung melayani saya. Foto Copy Kartu Keluarga saya langsung dicap dan ditulis-tulis, dan dimasukkan buku registrasi. Kami mengobrol ngalor-ngidul, dia bertanya kenapa anak saya tidak sekolah di DKI Jakarta saja, kan bagus ? Lalu anak saya apakah tinggal dengan nenek-nya di Depok ?, dan sebagainya. Prosesnya cuma 3 menit. Yang luarbiasa, tiba-tiba ada seseorang yang mungkin Lurah Cililitan duduk di samping saya dan menandatangani fotocopy Kartu Keluarga saya. Beres. Total waktu cuma 4 menit. Semua lembar tadi diserahkan kepada saya yang masih kaget.

Lho, ini beneran sudah selesai ?. Dari rumah tadi saya sudah siapkan waktu sekitar 3 jam untuk mengurus legalisir Kartu Keluarga ini, tapi sekarang cuma dilayani 4 menit saja di tempat yang dingin dan mirip kantor Bank Swasta ini. Lalu saya salaman dengan ibu tadi sambil memberi salam tempel 2 lembaran rupiah. Saya memberi uang ini bukan untuk menyogok, sebab pekerjaan sudah selesai. Tapi lebih kepada kepuasan dan terima kasih. Ibu itu mengatakan, "Wah bapak saya beri kupon ya pak. Sebab bapak sudah memberikan uang kepada saya". Saya heran, kupon apaan ?. Dia menyobek 2 lembar kupon. Ternyata itu adalah kupon amal untuk sebuah panti asuhan. Ternyata uang saya akan dihibahkan lagi untuk anak-anak yatim yang tertulis di kupon itu.

Saya jadi tambah kagum lagi dengan kantor kelurahan ini. Hati yang tadinya kesal karena berpikir akan antri lama di kantor kelurahan, sudah diubah menjadi kepuasan yang tak terhingga atas pelayanan kantor kelurahan Cililitan ini yang tidak lebih dari 5 menit. Sepanjang perjalanan pulang, di dalam diri saya tumbuh yang namanya sebuah harapan. Tadinya saya sudah apatis melihat negara dan bangsa Indonesia. Tidak mungkin mental bobrok pejabat dari atas sampai bawah bisa diubah. Namun sejak gubernur yang baru memimpin Jakarta, perlahan-lahan Jakarta berubah melayani warganya. Hati saya rasanya puas dan gembira sekali. Harapan baru tumbuh untuk Jakarta yang baru, dan juga nanti menyongsong Indonesia baru.

Lewat blog Kompasiana ini saya menitipkan terima kasih untuk pak Jokowi, pak Ahok dan juga pak Lurah Cililitan beserta staf-stafnya. Saya yakin di kelurahan lain di DKI Jakarta juga sudah berubah baik seperti Kelurahan Cililitan. Berubah untuk melayani warga Jakarta. Sekarang, datang ke kantor Kelurahan sama mengasyikkan  seperti datang ke kantor cabang bank Swasta. Selamat datang Jakarta baru.

--- Update : Wartawan Kompas memeriksa langsung Kelurahan Cililitan ini pada Rabu 26 Juni 2013. Baca reportasenya disini .

Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun