Mohon tunggu...
Dwi Elyono
Dwi Elyono Mohon Tunggu... Dosen - Pencari

Penerjemah bhs Inggris bhs Indonesia/bhs Jawa; peneliti independen dlm kajian penerjemahan, kajian Jawa, dan semantik budaya

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Telaga Sarangan, Keselamatan Pengunjung dan Penataan Ruangnya Menyedihkan

25 Juli 2017   22:50 Diperbarui: 26 Juli 2017   03:37 1118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wisata. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Siapa yang tak kenal Telaga Sarangan, yang terkenal akan keindahannya? Tempat wisata icon Magetan ini sangat populer di Jawa Timur dan Jawa Tengah, bahkan secara nasional.

Secara alam, Telaga Sarangan nilainya sempurna berkat hawa sejuk dan lokasinya di lereng Gunung Lawu yang cantik. Secara perilaku wisata, nilainya sangat baik, mengingat petugas wisata, penjual pakaian, penjual sayur, penjual sate, dan pelaku wisata lainnya semuanya sopan, halus, dan ramah.

Tapi secara keselamatan pengunjung dan penataan ruang, Telaga Sarangan menyedihkan.

Keselamatan Pengunjung dan Pelaku Wisata Tidak Diperhatikan

Penumpang dan pengemudi perahu boat di Telaga Sarangan saya lihat Sabtu kemarin (22 Juli) tidak mengenakan 'jaket pelampung pengaman'. Padahal jaket pengaman WAJIB dikenakan penumpang dan pengemudi perahu boat dengan alasan yang kita semua ketahui. Saya yakin pengelola Telaga Sarangan mengetahui mengapa jaket pengaman WAJIB dikenakan setiap penumpang dan pengemudi perahu, tapi mengapa . . . ?

Dalam keadaan air telaga meluap dan ombak besar, perahu boat masih dioperasikan. Dalam keadaan alam seperti ini, seharusnya seluruh perahu WAJIB dihentikan operasinya. Saya yakin bahwa manajemen Telaga Sarangan tahu seratus persen mengapa kegiatan berperahu HARUS DILARANG dalam keadaan alam yang buruk semacam itu, tapi mengapa . . . ?

Dalam keadaan air telaga membludak sampai hampir menyentuh titik tertinggi tanggul batu, terlihat pengunjung, termasuk anak-anak kecil, berjalan di atas atau meniti tanggul yang lebarnya cuma sekitar 50 cm itu. Tentu kita tidak menginginkan hal buruk terjadi, tapi apabila mereka terpeleset, mereka bisa kecebur ke air dan tenggelam, karena kedalaman air tepat di bawah tanggul dalam keadaan seperti itu bisa sekitar 3 meter, yang diperparah dengan ombak besar. 

Tanggul perlu segera dibenahi sehingga pengunjung bisa berada dalam jarak yang aman dari air dalam keadaan telaga penuh. Dan perlu juga ditempatkan 'penjaga keselamatan pengunjung' di sepanjang bibir telaga untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan dan untuk melakukan penyelamatan apabila hal buruk terjadi.

Ruang Pejalan Kaki Bercampur Jalur Kendaraan

Jalur pejalan kaki atau (istilah saya) 'Sarangan Walk' yang berada di sepanjang bibir telaga menjadi sangat tidak nyaman dan berbahaya karena mobil dan bahkan bus diperbolehkan melintasinya -- dan yang memperparah, kendaraan bisa melintas dua arah! Jadinya, sering macet. Pengunjung pejalan kaki harus mrepet untuk menghindari kesrempet kendaraan. 

Dan polusi asap! Bagaiman bisa menikmati keindahan Sarangan kalau berjalan tenang saja tidak bisa? Bagaimana bisa menghirup segarnya Sarangan kalau diam saja harus menghisap asap? Perlu dicarikan solusi parkir sehingga kendaraan bisa diparkir tidak jauh dari telaga tapi juga tidak mengganggu pengunjung di bibir telaga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun