Mohon tunggu...
Noor Azizah
Noor Azizah Mohon Tunggu... pelajar -

email baru avantidm@gmail.com. terimakasih.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cahaya, Sekarang, Kemarin dan Akan Datang

26 Juni 2017   15:37 Diperbarui: 26 Juni 2017   19:17 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Suara cicit burung berisik membangunkanku dari nyamannya kelelapan didekap malam. Saat matahari mulai menjalankan tugas untuk beredar memberikan sinarnya ke permukaan bumi dari timur menuju barat. Angin sepoi berhembus memasuki ruangan. Aku sedikit mengernyit, dan  ditarik ke dalam kesadaran penuh.

Angin..? Rasanya sudah kututup jendela tadi malam, bagaimana bisa ada angin masuk? Terduduk sambil memandang jendela, semakin dalam kening berkerut menautkan kedua alis  dalam satu garis lurus. Di sana tampak  siluet tubuh yang berdiri di depan jendela, jelas memberikan bentuk yang tidak bisa menipu pandang mata lelaki normal manapun.  Perempuan. Bagaimana bisa ada perempuan di dalam kamar tidurku? Berdiri di depan jendela dengan kaki menyilang, memegang mug dengan dua tangan, menyeruput isinya, kutebak kopi dari aroma yang tercium, lantas tersenyum memandang wajah pagiku, yang aku yakin bagai wajah imbisil tanpa harus berkaca untuk memastikan.

"Pagi," sapanya renyah. Dengan senyum ala close up menampilkan deretan gigi putih. Dua sumur kecil terlihat di kedua pipinya. Menambah cantik wajah bulat dengan mata almond dinaungi bulu mata lentik dan alis bak ulat bulu. Aku membuka mulut menutupnya lagi. Menggelengkan kepala. Membuka selimut untuk turun, dan bergegas menariknya kembali, kali ini hingga batas leher, menyadari hanya mengenakan celana pendek dan bertelanjang dada.

"Kamu siapa?" keluar juga suaraku setelah berhasil menenangkan diri dari kejutan luar biasa di minggu pagi yang tidak biasa.

"Aku? Jangan kaget ya kalau aku bilang. Karena kamu pasti gak akan menyangka siapa aku."

Eehh... malah mengajakku main teka teki. "Ini apartemenku,  aku berhak tahu siapa yang masuk kesini, lebih-lebih tanpa ijin, dan aku tidak kenal kamu," sergahku ketus.

Sambil tersenyum tenang, direguknya isi mug,  "Kamu bukannya gak kenal aku, cuma nggak menyangka.  Aku bukannya tanpa ijin, cuma belum waktunya saja. Aku memang mendahului waktu." Kalimat terakhir dia ucapkan dengan nada sedikit sendu dan murung.

"Kalau begitu, ayo jelaskan. Siapa kamu, dari mana, apa keperluanmu, dan gimana caramu masuk ke apartemenku ini. Karena aku memang tak mengenalmu," nadaku mulai melunak, "tapi sebelumnya, boleh dong aku minta tolong," kataku sedikit canggung, sambil menunjuk ke kapstock yang terletak di belakang pintu, "ambilin kaos sama celana panjangku, kan nggak enak juga ngobrol di kamar tidur, aku cowok, kamu cewek, dan aku setengah telanjang," keluhku.

"Hahaha.. gak papa juga kalik," sahutnya sembari berjalan menuju pintu bukan untuk mengambilkan apa yang kupinta, melainkan membuka pintu, menuju ke luar, lantas menoleh dan berkata, "Aku kan istrimu."

Whaaattt..!!!?? Istri...? Give me a break... what the...??... Tanpa pikir panjang, lupa dengan kecanggunganku, selimut kulempar setengah melompat memburu ke pintu yang tertutup, membukanya dengan kasar, berlari keluar mencarinya dan kulihat dia sudah duduk menghadapi sarapan yang siap untuk disantap.  Berdua. Karena terlihat jelas disusun untuk dua orang.

"Apa maksudmu mengaku kamu istriku? Kapan kita kawin? Kapan aku melamarmu? Kenal saja nggak, gimana bisa kamu jadi istriku. Sekarang ini aku punya pacar, yang lebih cantik dari kamu. Aku merencanakan menikah dengannya. Kok kamu ngaku ngaku jadi istriku," berondongan kata-kataku bak peluru yang keluar dari gutling gun, tanpa bisa dihentikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun