Mohon tunggu...
Wahyu Triasmara
Wahyu Triasmara Mohon Tunggu... Dokter - Owner Klinik DRW Skincare

Seorang manusia biasa kebetulan berprofesi dokter yang ingin berbagi cerita dalam keterbatasan & kesederhanaan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

"Scopophilia", Pelaku Pembuat Video Mesum Pelajar SMPN 4 Jakarta?

26 Oktober 2013   00:54 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:01 38710
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13827236611097720220

[caption id="attachment_287694" align="aligncenter" width="400" caption="shutterstock"][/caption] Kaget binti penasaran, sontak bikin perut pusing dan kepala mual ketika mendapat kiriman video mesum lewat broadcast BBM tadi siang. Yah karena jadi penasaran dengan banyaknya kiriman broadcast  masuk, akhirnya saya putuskan untuk coba mendownload kiriman video mesum itu dan walhasil saya buka isinya para pelajar ingusan yang mencoba melakukan adegan porno layaknya orang dewasa. Tampak polos muka para remaja itu saat melakukan adegan tidak senonoh tersebut. Tampak tak ada rasa canggung dan malu disaksikan oleh teman-teman sekolah, sambil direkam dengan kamera,  kedua pelaku sebut saja AE (14) dan FP (13) dengan asyiknya  melakukan adegan mesum video porno amatir. Ahh benarkah memang mereka sudah ter " Biasa" melakukannya? dari bebarapa sumber menyebutkan memang kegiatan pembuatan video mesum mereka sudah dilakukan setidaknya 3 kali. Sementara info dari kepolisian adanya laporan dari orang tua si cewek menyebutkan bahwa FP dipaksa oleh AE untuk melakukan adegan tersebut? menjadi lucu ketika dipaksa tapi seolah si cewek bisa pasrah dan ketawa ketiwi ketika melakukan adegan tersebut? dalam kedokteran forensik pun bisa saja dibuktikan dengan visum ketika seseorang dipaksa untuk melakukan suatu perbuatan mesum demikian secara terpaksa atau suka sama suka. Pada seseorang yang mengalami pelecehan seksual atau perkosaan, dalam forensik dapat ditunjukkan dengan adanya beberapa temuan dalam hasil visum oleh dokter atas permintaan dari pihak penyidik  kepolisian. Diantara temuan-temuan yang biasa didapatkan pada korban pelecehan seksual antara lain: ada tidaknya luka-luka disekujur tubuh, bekas sperma, hingga dilihat dari kondisi himen (selapaut dara) korban yang diduga mengalami perkosaan. Ahh tapi lupakan ilmu kedokteran forensik, karena sudah sangat jelas dari video yang diunggah bahwa kedua pasang sejoli itu melakukan perbuatan tak terpuji itu tanpa ada rasa takut, malu apa lagi rasa berdosa. Tampak raut kedua remaja itu begitu gembira tanpa tampak raut muka sedih, tertekan apalagi berontak, jadi sudah bisa dipastikan tanpa visum sekalipun adegan mesum tersebut dilakukan suka sama suka. Yang jelas menyedihkan sekali, ketika sekolahan yang notabene terlihat dalam video ada beberapa murid yang menggunakan jilbab tapi membiarkan adegan seperti ini terjadi didepan mereka. Membuat saya sangat jengkel sebagai seorang muslim kenapa calon generasi penerus kita moralnya begitu bejat. Apakah hal-hal seperti ini memang sudah biasa terjadi disekolah-sekolah sekitar kita? smg kecurigaan saya ini salah! Sebagai seorang dokter saya coba melihat kasus pembuatan video ini merujuk pada beberapa istilah gangguan jiwa yang kemudian muncul dengan istilah scopophilia. Dalam buku The American Psychiatric Association istilah voyeurism sebenarnya lebih sering sering dipakai daripada scopophilia. Istilah ini dapat diartikan adanya gangguan kejiwaan pada para pelaku video-video mesum tersebut. Sementara di dalambuku Kaplan & Sadock’s Synopsis of Psychiatry disebutkan bahwa voyeurism atau juga dikenal scopophilia adalah suatu gangguan kejiwaan di mana seseorang mempunyai (kecenderungan sikap) yang terus-menerus baik secara fantasi maupun tindakan untuk mengamati orang-orang yang telanjang atau sedang melakukan aktivitas seks. Dalam konteks ini terlihat bahwa proses yang jelas adalah mengamati dan bukan ikut aktif di dalam kegiatan seks tersebut. Nah itulah yang terjadi dalam kasus video mesum yang terjadi di SMP 4 bahwa ternyata bukan hanya AE dan FP saja yang sebenarnya ikut bertanggung jawab melainkan mereka semua yang ikut menyaksikan. Tentang apa yang dilakukan oleh pelaku dalam video panas tersebut sebenarnya saya belum dapat menemukan kriteria diagnosis gangguan kejiwaan yang pas pada mereka para pelaku pembuatan video mesum tersebut, hanya saja ada indikasi jika dirunut akan mengarah pada kelaianan scopophilia tersebut. Tanpa disadari bukan hanya para pelaku yang  patut dicurigai menderita scophopilia atau voyerurism, tapi diri kita sendiri juga secara tak sadar sebenarnya juga dapat dimasukkan kedalam golongan tersebut, karena pada akhirnya kita juga ikut mengamati dan mengomentari video-videom mesum tersebut bahkan ikut menyebarkan lewat broadcat dan berbagai jaringan sosial. Walaupun secara pasti kondisi ini tidak memenuhi kriteria diagnosis gangguan jiwa voyeurism secara jelas, namun perilaku kita sudah mengarah ke sana. Semoga maraknya berabagai kasus video mesum yang belakangan terungkap dan terangkat ke media dapat menjadi pelajaran bagi kita agar berhati-hati dalam pergaulan, jauhi seks bebas diluar nikah sebelum menyesal. Sudah saatnya kita untuk lebih mendekatkan diri kepada Tuhan dengan menjalani segala perintahnya dan menjauhi larangannya, dan bagi para orang tua agar lebih waspada dalam memantau kehidupan anaknya baik dirumah dan sekolah, selain tentunya juga dibantu oleh para guru sebagai pengganti orang tua disekolah. Salam sehat dan Anti Freesex dr. Wahyu Triasmara

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun