Mohon tunggu...
Kosasi Kwek
Kosasi Kwek Mohon Tunggu... Profesional -

Dokter umum,\r\nlulusan FK-Universitas Tarumanagara, Jakarta, tahun 1998. Lahir di Medan, 19 November 1972.\r\nTinggal dan bekerja di\r\nRengat, Propinsi Riau, Indonesia.\r\nEmail : dr.kosasi@gmail.com Alamat surat : Jl.A.R.Hakim 19-B, Rengat 29319, Riau.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Stroke, Pahami Dengan Benar Penyebabnya Dan Hindarilah

25 Oktober 2013   10:34 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:03 31048
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_296955" align="aligncenter" width="633" caption="Gambar ilustrasi otak. Sumber : 3d4medical.com"][/caption] Sampai saat ini, mayoritas  masyarakat Indonesia masih menganggap dan percaya bahwa stroke disebabkan oleh penyebab tunggal : tensi tinggi (hipertensi). "Si A kena stroke, tensinya 180!", "Si B kena stroke, tensinya 220!", "Si C kena stroke, tensinya 280!", itulah yang sering kita dengar, kita ucapkan, kita yakini, dan memang kita lihat sendiri secara nyata.

. Apakah benar stroke disebabkan oleh hipertensi ? TIDAK BENAR. . Tapi bukankah pada saat seseorang terserang stroke, tensinya naik atau tinggi? Benar, pada saat seseorang terserang stroke, (hampir) selalu terdapat kenaikan tensi atau tensi tinggi (hipertensi). Tapi kenaikan tensi atau hipertensi bukan penyebab tunggal stroke, karena setiap kenaikan tensi atau hipertensi itu sendiri selalu ada penyebabnya. Apa yang menjadi penyebab kenaikan tensi atau hipertensi, itulah yang menyebabkan stroke.

Dalam kasus stroke, tensi berperan sebagai pemicu/pencetus, sedangkan penyebabnya sudah ada pada penderita yang bersangkutan. Ini juga berarti, hipertensi merupakan salah satu faktor resiko stroke. Jika seseorang bertensi tinggi, resiko untuk mengalami stroke menjadi tinggi. Semakin tinggi tensi, semakin tinggi resiko terserang stroke. Tapi, selalu ada penyebab dasar yang membuat seseorang terserang stroke.

. Tekanan Darah ( Tensi ) : Mengapa bisa naik atau menjadi tinggi ? . Ada banyak sekali penyebab kenaikan tensi atau hipertensi, antara lain :

  1. Umur. Semakin bertambah umur, semakin tebal dan kaku pembuluh darah, semakin kuat jantung harus memompa,     akibatnya  semakin tinggi tensi. Pertambahan umur merupakan sebab alamiah kenaikan tensi.
  2. Berat badan. Semakin bertambah berat badan, semakin tinggi tuntutan terhadap zat-zat gizi, mengharuskan jantung bekerja lebih berat, menghasilkan kenaikan tensi. Ini berarti, umumnya : semakin gemuk seseorang, semakin tinggi tensinya.
  3. Darah terlalu kental. Semakin kental darah, semakin berat kerja jantung, semakin tinggi tensi. Darah yang terlalu kental bisa     disebabkan oleh kelebihan kadar gula darah, kolesterol, lemak darah (trigliserid), dan racun rokok.
  4. Darah terlalu encer atau kurang darah. Darah yang terlalu encer atau kurang darah  ( anemia ) memaksa jantung bekerja lebih kuat/keras untuk memompa darah, akibatnya  tensi menjadi tinggi. Penting diperhatikan bahwa yang disebut kurang darah (anemia) adalah kurang kadar Hb (Hemoglobin) dan/atau kurang Sel darah merah (Eritrosit), bukan tensi rendah.
  5. Kelebihan gondok ( hipertiroid ). Umumnya kelebihan gondok terjadi karena kelebihan konsumsi garam beryodium.
  6. Penyakit jantung, seperti penyakit jantung koroner, gangguan irama jantung, kelainan katup jantung, dan beberapa penyakit jantung bawaan.
  7. Penyakit/kelainan ginjal.
  8. Keganasan/kanker.
  9. Obat-obat tertentu.
  10. Dan lain-lain. Masih banyak penyakit lain yang bisa menimbulkan kenaikan tensi atau hipertensi.

. Jadi,  jika seseorang menderita hipertensi, ia harus berusaha menemukan penyebab hipertensi atau kenaikan tensinya. Penyebab-penyebab itulah yang membuat  seseorang mengalami keluhan-keluhan kepala, penyebab-penyebab itulah yang membuat seseorang terserang stroke. . Stroke : Apa dan mengapa ? . Pada saat serangan stroke terjadi, ada dua kemungkinan kejadian yang berlangsung di dalam otak, yaitu :

a. Ada pembuluh darah yang tersumbat di dalam otak. b. Ada pembuluh darah yang pecah di dalam otak. . Dua keadaan/kejadian ini yang disebut mekanisme terjadinya stroke, atau dalam dunia medis dinamakan "patofisiologi" stroke.

. Pembuluh darah yang tersumbat di dalam otak berakibat suplai darah untuk otak berkurang/terganggu, menimbulkan gejala-gejala dan tanda-tanda stroke. Stroke yang disebabkan oleh sumbatan pembuluh darah otak disebut Stroke Iskhemik.

[caption id="attachment_296957" align="aligncenter" width="389" caption="Gambar ilustrasi stroke iskhemik/sumbatan. Sumber : science-art.com"]

13826716281032708546
13826716281032708546
[/caption] . Darah yang keluar dari pembuluh darah yang pecah di dalam otak menghasilkan tekanan tinggi di dalam otak, menekan jaringan otak di sekitarnya, menimbulkan gejala-gejala dan tanda-tanda stroke. Stroke yang disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah dalam otak disebut Stroke Hemoragik.

. [caption id="attachment_296959" align="aligncenter" width="310" caption="Gambar ilustrasi stroke hemoragik/perdarahan. Sumber : norteastrehab.com"]

13826717971941124059
13826717971941124059
[/caption] .

Baik stroke hemoragik ( stroke perdarahan ) maupun stroke iskhemik ( stroke penyumbatan ) mempunyai faktor resiko dan penyebab yang sama, yaitu kondisi atau penyakit apapun yang menimbulkan/memicu kenaikan tensi atau hipertensi. Oleh karena itu, kita harus mengerti : mengapa kita bisa mengalami kenaikan tensi atau hipertensi. Dengan mengerti penyebab-penyebab kenaikan tensi dan hipertensi, diharapkan kita menjadi mengerti dan dapat menghindari/mencegah kejadian stroke.

.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun