Mohon tunggu...
Mangatas SM Manalu
Mangatas SM Manalu Mohon Tunggu... Dokter Spesialis Penyakit Dalam -

Dokter Spesialis Penyakit Dalam RS Mayapada Lebak Bulus, Jakarta Selatan & Klinik AIC, Kuningan City Mall - Jakarta. Instagram: https://www.instagram.com/mangatasm/ Twitter: https://twitter.com/#!/Komangatas3. Facebook: https://www.facebook.com/mangatasm

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Nyeri Dada Hebat dan Sesak Nafas, yang Sering Dikira Serangan Jantung!

8 Agustus 2017   13:05 Diperbarui: 10 November 2017   02:28 211501
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber gambar: Akron Children Hospital, http://kidshealth.org)

Pendahuluan

Akhir-akhir ini saya banyak menerima penderita dengan keluhan nyeri dada yang hebat. Nyeri dirasakan bagai ditindih sampai menyebabkan sulit bernafas, atau nafas tidak terasa penuh, atau nafas terhenti mendadak. Nyeri dada ini sering terasa menembus sampai ke punggung. Rasa nyeri tersebut kerapkali disertai berdebar-debar, keringat dingin, dan sulit tidur malam. Semua gejala diatas memang mirip dengan penyakit akibat sumbatan pembuluh darah jantung atau penyakit jantung koroner (PJK).

Beberapa pasien langsung berinisiatif memakai obat pelebar pembuluh darah jantung seperti isosorbid dinitrat, yang tabletnya digerus dan ditaruh dibawah lidah. Tetapi jangankan sembuh, nyeri kadang-kadang semakin memberat, bahkan disertai rasa sakit kepala berdenyut-denyut yang hebat (akibat efek samping isosorbid dinitrat).

Yang menarik ialah kebanyakan penderita berusia muda (dibawah 35 tahun), bahkan ada beberapa anak pasien saya yang masih remaja, dan jarang sekali ada yang memiliki faktor risiko penyakit jantung koroner. Seperti yang telah pernah saya sampaikan dalam tulisan yang lalu di Kompasiana, untuk mendiagnosis atau menyatakan seseorang menderita penyakit jantung koroner, HARUS ADA BEBERAPA FAKTOR RISIKO (minimal beberapa faktor risiko mayor / tradisional) disamping berbagai gejala dan tanda penyakit itu. 

Jadi harus ada gejala-gejala plus tanda-tanda plus faktor-faktor risiko untuk bisa menyatakan kemungkinan seseorang kena serangan penyakit jantung koroner.

Setelah dilakukan wawancara kedokteran, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang seperti elektrokardiografi (EKG, rekam arus listrik jantung), foto sinar-x dada, ternyata tidak ditemukan kelainan yang jelas pada jantung maupun peparu.

Keluhan yang mirip dengan gejala serangan jantung tersebut ternyata adalah bagian dari sebuah kelainan yang disebut kostokondritis (chostocondritis). Keadaan ini merupakan hasil proses peradangan pada tulang rawan, yang merupakan tempat persambungan antara tulang-tulang iga dan tulang dada (costochondral junction). Sebuah kondisi medis dengan gejala yang sama ialah sindroma Tietze. Pada kostokondritis tulang rawan iga tidak bengkak dan tidak teraba lebih hangat serta tidak berwarna kemerahan, seperti pada sindroma Tietze.

Ada tujuh tulang rawan sambungan tulang iga dan tulang dada. Kostokondritis terutama mengenai tulang rawan iga ke 2 sampai ke 5.

Yang perlu diingat ialah anak-anak dan remaja sering terkena kostokondritis (lebih dari separuh jumlah kasus penyakit ini)

Apa Penyebab dan Faktor RisikoKostokondritis?

Kostokondritis adalah proses inflamasi / peradangan. Penyebab penyakit ini sering tidak dapat ditentukan dengan pasti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun