Mohon tunggu...
Dora Malik
Dora Malik Mohon Tunggu... -

berikanlah sesuatu yang bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jokowi Effect, Puan Maharani Bringas

19 Januari 2017   19:28 Diperbarui: 19 Januari 2017   19:37 1766
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

"Kalau kemudian orang masih berpikir soal keahlian saya, beri saya kesempatan untuk bisa membuktikan," ucap Puan Maharani menanggapi komentar beberapa pihak soal kompetensinya sebagai Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia Manusia dan Kebudayaan (PMK) (Kompas Online, 1 November 2014).

Puan, sebagai perempuan dan anak tokoh partai politik PDIP, Megawati, memang kerap mendapatkan komentar seperti itu: mulai dari yang biasa atau cibiran yang mengerdilkan. Tapi Puan bukan sosok yang mudah tumbang. Biarkan komentar sinis atau cibiran terus melayang, dan dia akan juga terus kukuh dalam pendirian dan keyakinan.

Akhirnya dia memang mendapatkan kesempatan itu. Dan ia mampu membuktikan sehingga perlahan keraguan menjadi bungkam.

Di dalam kementerian Jokowi yang mengedepankan slogan ‘kerja, kerja, dan kerja’, Puan adalah salah satu sosok yang  menegaskan pentingnya kerja: yang efektif dan yang efisien. Apa yang diungkapkan oleh Puan sangat beralasan. Pertama, kerja yang efektif dan efisien adalah bagian tertentu dari turunan gagasan besar yang digemakan sang presiden, revolusi mental.

“Apa itu gerakan revolusi mental?”, tanyanya. Dan ia pun dengan tegas dan mantap menunjukkan bahwa gerakan revolusi mental mencakup dari “...hal-hal kecil, masuk kerja tepat waktu, mengerjakan tugas sebagai ASN secara profesional, tidak memberi pelayanan sampai orang menunggu lama. Sampai pada hal-hal yang besar dijalankan dengan baik".

Kedua, hal ini demi menjaga kepercayaan dan harapan rakyat pada pemerintahan. Sejak awal mulai dari menjadi walikota Solo, Gubernur DKI dan kini menjadi presiden, Jokowi adalah sosok yang dikenal dengan predikat ‘blusukan’, yang merakyat dan mengedepankan ‘kerja’. Kehadiran Jokowi dengan segala predikat yang menarik hati ‘wong cilik’ itu harus diterjemahkan dalam kerja yang cepat, efektif dan efisien. Sikap Puan yang menggemakan suaranya untuk kerja yang efektif dan efisien bisa dibaca dalam hal ini.

Ketiga, Puan menyadari bahwa efektifitas dan efisiensi kerja dalam tubuh pemerintahan belum sepenuhnya maksimal. Mengedepankan prosedur aturan yang kadang justru menghambat banyak efektifitas kerja dan waktu masih menjadi persoalan.

“Saya lihat sekarang semua hanya urusan aturan, harus ini itu. Kadang-kadang kita terhambat hanya karena terbentur aturan”, tegas Puan, “akibatnya dinamika di lapangan, waktu kerja kita habis hanya karena aturan. Ini tidak efisien. Ini yang perlu gerakan revolusi mental,” tegas Puan Maharani. (Tribunnews.com, 19 Januari 2017).

Alhasil ungkapan ini menunjukkan aspek tertentu dari karakter Puan: ia adalah sosok perempuan yang gesit, yang giat dan menghendaki kerja yang cepat. Dia mengidealkan kerja sebagai utama. Aturan-aturan mengenai prosedur yang rumit seharusnya tidak boleh menghambat atau menghalangi kerja sebagai yang utama.

Dan ungkapan ini adalah sebentuk komentar atau kritik pada saat mana harapan-harapan ideal kerja dengan cepat begitu kuat tetapi dia justru harus mendapati banyak kelambanan yang justru disebabkan beberapa aturan atau prosedur yang rumit dan kadang memperlambat kerja cepat.

Misalnya dalam hal ini dia mencontohkan banyak kementerian atau lembaga tertentu yang melakukan assesment pada jabatan tertentu di instansinya. Panitia seleksi dibentuk demi melewati sejumlah aturan dan proses yang ditetapkan. Tetapi hasilnya justru banyak yang tidak sesuai dengan kebutuhan pengguna serta tak sejalan dengan visi dan misi lembaga. Padahal waktu yang digunakan bisa mencapai tiga bulan. (Newsliputan6.com, 26 Mei 2016)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun