Mohon tunggu...
Don Zakiyamani
Don Zakiyamani Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat Kopi Senja

personal web https://www.donzakiyamani.co.id Wa: 081360360345

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Ramadhan Bulan Latihan Menulis

6 Mei 2019   06:09 Diperbarui: 6 Mei 2019   07:04 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: anythingood.com

"Dan hanya kepada Tuhanmulah (Allah SWT) hendaknya kamu  berharap". (Qs Al Insyirah: 8)

Kalam illahi di atas menjadi spirit bagi muslim dalam menghadapi segala rintangan kehidupan. Pemahaman akan ayat di atas akan menghindari manusia berharap pada selain Yang Maha Kuasa. Kalau pernah kecewa karena berharap karena kita berharap pada yang salah. Bahkan terkadang kita sering kecewa dengan diri sendiri karena kita terlalu berharap pada diri sendiri.

Dalam Islam, berharap yang terbaik itu hanya pada Allah SWT. Harapan itu harus pula diikuti ikhtiar, do'a dan selanjutnya tawwakal apabila harapan itu belum terpenuhi. Ketiganya harus dilakukan seorang muslim agar tidak salah memahami taqdir yang terkadang tak sesuai dengan harapan. Ketika Ramadhan datang, ada begitu banyak harapan yang digantungkan umat Islam.

Ada yang berharap menjadi insan kamil, ada yang berharap mendapat THR Kompasiana, ada pula yang berharap dapat mudik setelah tahun sebelumnya tidak bisa. 

Harapan merupakan faktor manusia melakukan sesuatu, selain sanksi. Namun sanksi sifatnya memaksa atau karena ketakutan akan sesuatu. 

Misalnya karena takut neraka maka manusia shalat, puasa, zakat dan ibadah lainnya. Hal yang sama juga terjadi pada harapan, manusia mengenal syurga (jannah) lalu ia melakukan ibadah wajib maupun sunnah agar masuk syurga.

Pada saat itu terjadi, rasa ikhlas hilang. Dalam literatur Islam kelompok ini disebut dengan kelompok awam. Demikian halnya harapan kita pada bulan Ramadhan tahun ini. 

Nilainya akan berkurang apabila harapan tersebut dilandasi iming-iming. Biasanya akan bersifat temporer, karena ibadah pada bulan Ramadhan pahala dilipat gandakan maka umat Islam berlomba mendapatkan pahala berlipat itu.

Harusnya bagaimana? Sebaiknya sebuah harapan dilandasi ikhlas. Ketika ikhlas menjadi landasan maka selepas Ramadhan konsistensi akan terjaga. Jadi Ramadhan hanya bulan latihan untuk bulan berikutnya. 

Karenanya saya berharap Ramadhan menjadi bulan latihan menulis. Menulis dalam keadaan perut kosong, haus, disertai cuaca yang belakangan sangat terik, adalah tantangan tersendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun