Bagi masyarakat Aceh minum segelas kopi dipagi hari dan sore merupakan ritual yang tak bisa diabaikan. Dua waktu tersebut memiliki tujuan berbeda dengan minuman yang sama; kopi.
Pagi hari sebelum memulai rutinitas, kopi adalah minuman utama agar aktifitas dipenuhi semangat. Rasanya hari tak lengkap bila belum meminum segelas kopi.Â
Sementara minum kopi di sore hari memiliki tujuan menghilangkan segala penat setelah seharian beraktifitas. Umumnya demikian tujuan ritual minum kopi di Aceh, dan beberapa tujuan lainnya.
Para penulis dan jurnalis menjadikan warkop (warung kopi) sebagai pusat share informasi, menyelesaikan tulisan maupun mengirimkan berita ke meja redaksi. Para pengusaha dan politisi pun tak ingin ketinggalan, mereka menjadikan ngopi sebagai ajang share maupun membicarakan pekerjaan.
Masih banyak kisah yang dapat diangkat dari ritual ngopi, namun yang terpenting dari semua itu adalah, ngopi adalah gaya hidup yang dianggap remeh namun sesungguhnya itu real life. Mengapa?
Ngopi bukan hanya minum segelas kopi akan tetapi ada nilai kebangsaan, dimana semua agama dan suku bisa seatap dengan minuman yang sama. Mereka yang berbeda pandangan politik sekalipun dapat duduk semeja, disatukan kopi dengan tempat bernama warkop.
Jenis warkop yang tersedia juga bervariasi, ada jenis warkop penyedia kopi Robusta dan ada pula Arabica. Tergantung selera kita, tergantung budget yang kita miliki.Â
Mari kita ngopi sebelum ngopi itu dilarang, jangan remehkan kebiasaan ngopi. Warung kopi bisa menjadi alternatif bagi mereka yang butuh hiburan, daripada narkoba lebib baik kita ngopi
