Mohon tunggu...
Dr.Ari F Syam
Dr.Ari F Syam Mohon Tunggu... Dosen - Akademisi, Praktisi Klinis,

-Staf Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSCM (@DokterAri) -Ketua Umum PB Perhimpunan Endoskopi Gastrointestinal Indonesia (PEGI)

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Tips Kesehatan: Jangan Lengah saat Lebaran Tiba

25 Juni 2017   00:38 Diperbarui: 27 Juni 2017   11:06 918
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Segala sesuatu yang tidak diperbolehkan untuk  dikonsumsi pada pagi hari karena kita berpuasa menjadi boleh kita konsumsi setelah kita memasuki bulan Syawal. Apalagi di hari pertama di bulan Syawal kita diharamkan untuk berpuasa.

Secara normal, kekangenan yang muncul untuk makan apa saja akan timbul saat di bulan Syawal kita  sudah tidak berpuasa lagi. Disinilah nyali kita diuji apakah kita bisa menahan diri atau melepas saja keinginan makan kita di hari Lebaran ini. Faktanya sebagian dari kita akan kangen2an dan mencicipi apa yang ada di meja tamu atau meja makan. Apalagi kalau hidangan yang disajikan saat di hari-hari lebaran ini memang jarang kita temukan dalam makanan kita sehari-hari. 

Berbagai penelitian termasuk penelitian yang kami lakukan di RSCM, 4 minggu setelah Ramadan kondisi berat badan dan komposisi tubuh kita akan kembali seperti sebelum puasa setelah 4 minggu lebaran. Tentu kita tidak ingin kondisi ini  terjadi oleh karena itu jawabannya kita harus menahan diri. Apalagi kalau kita mempunyai penyakit kronis misal hipertensi, diabetes mellitus, kadar kolesterol tinggi atau kadar asam urat tinggi. Pengendalian diri untuk tidak menyicipi makanan yang ada harus kita lakukan. Sebagian besar,  kalau kita amati penganan yang disajikan mengandung kalori yang tinggi. Makanan yang mengandung coklat, keju dan makanan berlemak bukan saja mengandung kalori yang tinggi tetapi juga mengandung kadar lemak tinggi serta kadar garam yang tinggi. Selain penganan dan minuman berkalori, hidangan makanan di meja makan, biasanya juga cukup menggiurkan. Jumlah lauk yang disajikan juga bermacam2. Akhirnya kita cenderung mengosumsi 2 macam lauk bahkan bisa 3 macam dalam satu kali makan. Kondisi ini akan membuat kita akhirnya mengosumsi makanan secara berlebihan. 

Kondisi seperti ini memang harus kita aantisipasi. Keinginan untuk terus makan harus diatur. Tingkatkan konsumsi buah dan sayur2an. Dengan mengosumsi buah dan sayur2an akan membuat  perut kira menjadi cepat kenyang  dan tidak berpikir untuk mengosumsi makanan lain. Selain itu jumlah minum kita juga harus tetap dipertahankan 8-10 gelas perhari. Air juga menambah kapasitas lambung kita. Selain tetap mengosumsi buah dan sayur2an, minum yang cukup, mengunyah yang lama  juga menjadi tips penting untuk mengontrol rasa kenyang kita. 

Memang setelah kita berhasil menahan untuk tidak makan dan minum selama Ramadan, kita akan diuji apakah kita bisa menahan diri untuk tidak makan berlebihan ketika semua makan minum dapat kita  konsumsi saat dipagi hari. 

Dalam rangka penyesuaian agar  lambung dan organ pencernaan kita tidak kaget saat lebaran, kita disunahkan untuk mengikuti puasa Syawal selama 7 hari. Banyak manfaat yang kita dapat dalam puasa Syawal ini agar kita bisa menahan diri untuk terus makan saat kita tidak berpuasa setelah hampir 1 bulan kita berpuasa Ramadan. 

Disisi lain pada  masyarakat kita,  pasca lebaran akan banyak berbagai kegiatan Halal bi Halal yang biasanya juga akan menyajikan makanan2 yang lezat yang umumnya mengandung kalori tinggi serta mengandung kadar kolesterol tinggi serta kadar garam yang tinggi. Oleh karena itu kita tetap konsisten  untuk tidak makan berlebihan.

Akhirnya kita harus selalu ingat jerih payah yang kita lakukan selama Ramadan tetap kita harus pertahankan selama lebaran dan setelah lebaran. 


Salam sehat.
Dr.Ari F Syam
Praktisi klinis.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun