Mohon tunggu...
Dr.Ari F Syam
Dr.Ari F Syam Mohon Tunggu... Dosen - Akademisi, Praktisi Klinis,

-Staf Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSCM (@DokterAri) -Ketua Umum PB Perhimpunan Endoskopi Gastrointestinal Indonesia (PEGI)

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Ayo "Move on" Selama Ramadhan

1 Mei 2017   06:35 Diperbarui: 1 Mei 2017   17:14 1056
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Supermarket telah menyiapkan penganan Ramadhan


Ayo move on selama Ramadhan

Sebentar lagi kita memasuki bulan Ramadhan, tinggal menghitung hari. Tak kenal maka tak sayang, maka tak ada salahnya kita harus mengenal apa yang Insha allah kita akan raih tentu dalam hal ini dari sudut kesehatan saat kita berpuasa nanti.

Pada editorial Majalah Acta Medica Indonesiana bulan July 2016,  saya membahas tentang peran puasa Ramadhan untuk mencegah berbagai penyakit kronik. (http://www.inaactamedica.org/archives/2016/27847381.pdf).  Majalah Acta Medica Indonesiana merupakan jurnal nasional terakreditasi internasional sehingga dapat diakses secara internasional melalui Pubmed dan Scopus.

Didalam editorial tersebut, saya menyampaikan fakta hasil survey ekonomi nasional tahun 2004 dan ini hal ini juga diperkuat oleh survey2 nasional selanjutnya bahwa terjadi peningkatan kasus penyakit jantung koroner dan stroke yang luar biasa di Indonesia. Penyakit katastropik termasuk penyakit jantung koroner dan stroke menghabiskan dana yang besar dalam program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Melalui survey kesehatan nasional juga disampaikan bahwa terjadi perubahan gaya hidup yang tidak sehat pada masyarakat Indonesia yaitu berupa peningkatan jumlah perokok, kurangnya aktifitas fisik, diet yang tidak seimbang, kegemukan, diet rendah lemak, kurang mengosumsi buah dan sayur-sayuran, diet tinggi karbohidrat, diet tinggi lemak serta diet tinggi garam. Belum lagi gaya hidup dengan tingkat kompetisi yang tinggi menyebabkan tingkat stress juga cukup tinggi ditengah masyarakat. Puasa Ramadhan menjadi solusi agar masyarakat dapat move on menuju gaya hidup yang sehat.  Sebenarnya buat masyarakat muslim ini merupakan keberkahan bahwa dalam 1 bulan dari 12 bulan diwajibkan untuk orang-orang beriman melaksanakan puasa Ramadhan menahan aktifitas makan dan minum serta pengendalian diri dan tetap melaksanakan ibadah malam hari berupa sholat Taraweh selama 1 bulan penuh tersebut.

Puasa Ramadhan sendiri secara medis dikenal sebagai suatu ‘prolonged intermittent fasting’. Suatu konsep diet yang memang menjadi anjuran secara medis. Tentu dibandingkan konsep diet yang berkembang saat ini seperti diet keto, konsep diet saat puasa merupakan konsep yang bisa diterima secara medis. Konsep diet dalam puasa Ramadhan intinya adalah mengurangi asupan makan, mengurangi jumlah asupan kalori yang dikonsumsi setiap hari selama puasa. Saat kita berpuasa kita menahan diri untuk tidak makan dan minum selama rata-rata 14 jam. Untuk orang Indonesia yang rata-rata makan 3 kali sehari dikurangi makannya menjadi 2 kali sehari.

Dengan mengurangi asupan makan dan minum tersebut maka asupan kalori dan asupan lemak juga menjadi menurun. Adanya penurunan asupan kalori dan lemak ini akan berakibat pada menurunan asupan kolesterol. Jika seseorang yang berpuasa konsisten dengan mengurangi asupan makan selama bulan Ramadhan akan terjadi hal-hal positif di dalam tubuhnya yaitu berupa penurunan kolesterol jahat (LDL) disertai penurunan kolesterol total dan trigliserida. Selain itu juga akan terjadi penurunan kadar asam urat darah termasuk penurunan kadar gula darah dimana kadar gula darah akan dibuat normal. Berbagai penelitian yang dilakukan membuktikan bahwa selama menjalani puasa Ramadhan akan terjadi penurunan kadar kolesterol LDL dan peningkatan kadar HDL. Tentu hal ini membawa dampak yang positif untuk mencegah terjadinya penyakit jantung koroner.

Di RSCM Jakarta, pada tahun 2013, kami pernah melakukan penelitian untuk melihat perubahan komposisi tubuh selama puasa Ramadhan. Penelitian ini dilakukan pada 43 subjek sehat yang merupakan para staf medis di RSCM.  Pada seluruh subjek penelitian dilakukan pemeriksaan pemeriksaan komposisi tubuh dengan menggunakan alat khusus yaitu GAIA 359 plus, pemeriksan antropometri serta analisa asupan makan selama puasa Ramadhan. Pemeriksaan komposisi tubuh ini dilakukan pada hari pertama puasa Ramadhan, hari ke 28 Ramadhan dan 4-5 minggu setelah puasa Ramadhan. Pada setiap subjek penelitian dibebaskan untuk melakukan asupan makan selama sahur dan berbuka dan tetap melakukan aktifitas fisik seperti biasa.

Hasil penelitian yang kami lakukan di RSCM tersebut ternyata mendapatkan terjadi penurunan berat badan selama bulan Ramadhan. Selain itu terjadi perubahan komposisi tubuh khususnya lemak tubuh kecuali komposisi protein. Pada subjek penelitian walau asupan makannya tidak berubah, tetapi karena aktifitas fisik meningkat pada malam hari berupa ibadah sholat Taraweh dan tambahan sholat sunah lainnya  maka terjadi penurunan berat badan dan komposisi lemah tubuh. Tentu kondisi ini akan lebih baik lagi jika asupan makan juga dapat dikendalikan selama puasa Ramadhan. Sebagian masyarakat sering melakukan ‘balas dendam’ saat berbuka puasa dan bahkan seperti memindahkan waktu makan siangnya di malam hari sehingga tidak terjadi pengurangan asupan makan bahkan sebaliknya malah terjadi peningkatan asupan makan selama Ramadhan. Pada penelitian ini walaupun tidak terjadi perubahan asupan makan tetapi karena aktifitas fisiknya meningkat maka terjadi penurunan berat badan, penurunan lemak tubuh tetapi tidak sampai terjadi penurunan protein tubuh.

Didalam editorial tersebut saya juga menjelaskan bahawa buat perokok juga ternyata selama puasa Ramadhan, mereka bisa memberhentikan kebiasaan rokoknya pada pagi, siang dan sore harinya. Mereka berhasil untuk tidak merokok selama sedang puasa. Karena memang menghisap rokok termasuk yang  membatalkan puasa Ramadhan. Fakta ini sebenarnya ternyata  buat perokok bisa berhenti merokok dan ini juga tergantung niat di dalam hatinya. Karena toh selama puasa mereka bisa berhenti merokok. Walau buat perokok tetap menghisap  rokok saat sahur maupun berbuka tetapi sepertinya jumlah rokok yang dikonsumsi jumlahnya akan menurun dibandingkan saat mereka  tidak didalam bulan puasa Ramadhan.

Bagaimana dengan aktifitas fisik, selama melakukan ibadah puasa Ramadhan, untuk orang yang berpuasa tetap tidak dianjurkan untuk bermalas-malasan. Tidak juga dianjurkan tidur sepanjang hari. Mereka tetap diminta untuk melakukan aktifitas fisik, dan dianjurkan untuk menambah amalan ibadah sholat sunah termasuk sholat Taraweh dan banyak membaca Al-Qur’an.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun