Mohon tunggu...
Dr.Ari F Syam
Dr.Ari F Syam Mohon Tunggu... Dosen - Akademisi, Praktisi Klinis,

-Staf Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSCM (@DokterAri) -Ketua Umum PB Perhimpunan Endoskopi Gastrointestinal Indonesia (PEGI)

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Euforia Asian Games Menyatukan Komponen Bangsa

31 Agustus 2018   05:48 Diperbarui: 31 Agustus 2018   07:44 1238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi

Hebat, luar biasa prestasi Indonesia pada ajang olah raga Asia pada Asian Games 2018. Sampai saat ini Indonesia sudah meraih emas 30 emas dan memantapkan diri di posisi ke-4. 

Pencapaian emas yang luar biasa ini menjadi prestasi terbaik Indonesia sepanjang Asian Games dan melebihi target yang telah ditetapkan sebelumnya yang hanya menargetkan 16-18 emas. Menjadikan Indonesia sebagai  negara dengan prestasi olah raga kita hanya  dibawah 3 macan Asia China, Jepang dan Korea Selatan. Semua orang di berbagai kesempatan selalu membicarakan keberhasilan tim Indonesia ini. 

Berbagai grup Whatsapp (WA) juga menayangkan berbagai keberhasilan atlit2 Indonesia. Boleh dibilang semua orang sedang euforia atas keberhasilan ini. Walau kita juga maklum saudara2 kita di Lombok sedang berjuang untuk bisa bertahan dalam tenda-tenda pengungsian sambil menunggu kembali tinggal di rumah2 mereka, yang sebagian sedang dalam pembersihan dan pembangunan kembali.

Keberhasilan tim Indonesia ini membuat sebagian masyarakat mengalami euforia. Kita semua seperti tidak percaya atas prestasi tim Indonesia ini, termasuk juga tim2 tamu pesaing Indonesia juga mungkin tidak percaya atas keberhasilan Indonesia. Euforia masyarakat juga tergambar dari beramai-ramainya  masyarakat memenuhi venue tempat pertandingan berlangsung terutama pada akhir pekan atau hari libur. 

Mereka rela berkorban untuk mengantre tiket masuk, di pagi hari agar dapat menyaksikan pertandingan pada Asian Games ini.  Tetapi memang euforia agak terganggu karena tim sepak bola kita tertahan pada babak 16 besar.

Euforia  sendiri dari sudut kesehatan mental merupakan suatu hal yang positif. Euforia merupakan bentuk rasa senang dan orang yang mengalami euforia secara kejiwaan  berada dalam keadaan baik. Euforia ini bisa membuat kita lupa sesaat akan berbagai permasalahan yang menekan. Rasa senang akan keberhasilan merupakan faktor kejiwaan yang positif. 

Rasa euforia inilah yang sering diharapakan para pemakai Narkoba untuk melupakan  permasalahan yang dialami pemakai narkoba tersebut. Euforia timbul karena adanya  pelepasan hormon endorphin (morfin endogen). Endorphin biasanya dilepaskan saat kita berolahraga, kegembiraan, mengkonsumsi makanan yang pedas, perasaan cinta dan orgasme.

Endorphin akan bekerja seperti opiod yaitu sebagai penghilang rasa sakit dan menimbulkan  rasa senang. Makin kita tereksitasi terhadap euophoria ini misal dengan tertawa terbahak-bahak membuat pelepasan endorphin ini semakin banyak.

Euforia yang terlalu berlebihan juga bisa menyebabkan seseorang menjadi sensitif, hiperaktif dan gelisah. Keberhasilan melihat kesuksesan tim Indonesia yang selalu mendapat medali setiap harinya. Euforia ini bisa menjadi obat buat berbagai kecewaan yang terjadi saat ini pada sebagian masyarakat Indonesia.

Euforia yang sedang terjadi saat ini merupakan bagian dari kerinduan yang sangat akan adanya suatu keberhasilan dan  tentu euforia ini harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya bahwa keberhasilan itu bisa terwujud jika dilakukan dengan sungguh-sungguh. Kita semua menjadi saksi bahwa olah raga Indonesia  telah membuat bangsa ini bersatu dan mempunyai harapan yang sama untuk Indonesia.

Pada salah satu venue bahkan kedua calon Wapres 2019-2014, Presiden Joko Widodo dan Bapak Prabowo Subianto saling berpelukan atas prestasi  salah satu atlit  pencak silat Indonesia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun