Mohon tunggu...
Dody Kasman
Dody Kasman Mohon Tunggu... Administrasi - Manusia Biasa

Wong Ndeso yang bukan siapa-siapa. Twitter : @Dody_Kasman

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Coba Nilai Fatin secara Fair

9 April 2013   14:26 Diperbarui: 24 Juni 2015   15:28 2458
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Penampilan Fatin membawakan Mercy pada Gala Show 7 X Factor Indonesia (XFI) kemarin kembali mendapat respon positif dari para juri. Malam itu Fatin kembali tampil bagus dengan pilihan lagu yang memang sangat pas dengan karakter vokalnya. Bahkan menurut Ahmad Dhani, Fatin mulai menemukan jati dirinya di genre blues.
Tak hanya itu, saking uniknya karakter suara Fatin, Bebi Romeo yang biasanya kritis malah menyebut jenis suara Fatin harus ada tiap 100 tahun sekali. Bahkan Bebi menyampaikan salam ibundanya yang menganggap suara Fatin mirip Brenda Lee, penyayi pop dan country asal Amerika yang populer tahun 1960-1970an.
Dan tentu saja yang ikut mendapat perhatian adalah lagu Mercy yang dinyanyikan Fatin. Lagu yang dipopulerkan Duffy dan sempat diremake SNSD ini langsung diserbu Fatinistic. Setelah Gala Show kemarinpun diskusi tentang lagu yang dibawakan Fatin inipun terus berlanjut di beragam forum di dunia maya.
Perbandingan pun tak luput dalam diskusi tersebut. Ada yang membandingkan Fatin dengan Duffy, ada yang membandingkan Fatin dengan Brenda Lee dan bahkan ada yang membandingkannya dengan kontestan talent show sejenis di TV tetangga yang kebetulan telah menyanyikan lagu Mercy juga.
Pembandingan-pembandingan tersebut tentu sah-sah saja dan setiap orang punya alasannya masing-masing dengan selera yang tentu tak sama. Penggemar setia Fatin tentu akan mengakatan bahwa versi Fatinlah yang terbaik. Yang bukan penggemar Fatin dan bukan penggemar kontestan lain tentu akan berbeda berpendapatnya. Sementara penggemar kontestan talent show yang lain akan mengatakan versi idolanya lebih baik dari versi Fatin.
Memang penilaian siapa yang baik, lebih baik dan terbaik tentunya kembali kepada selera masing-masing dan akhirnya akan menjadi sangat subyektif. Namun ada baiknya sebelum memberi penilaian kita melihat latar belakang Fatin dan para pembandingnya.
Pembandingan Fatin dengan kontestan XFI dan kontestan talent show tetangga menurut penulis, menjadi tidak fair jika melihat latar belakang pengalaman dan pengetahuan Fatin di bidang tarik suara dan dunia panggung.
Fatin bisa dibilang masih sangat hijau di bidang olah vokal dan tampil menampil diatas panggung apalagi semegah XFI. Sementara kontestan yang lain rata-rata memang berprofesi sebagai penyanyi meskipun masih sebatas penyanyi cafe atau wedding singer. Mereka juga sudah terbiasa tampil dan paham betul bagaimana teknik penguasaan panggung.

Sementara Fatin? Bisa dikatakan Fatin ikut ajang XFI ini bermodalkan nekat didorong rasa ingin tahunya tentang X Factor sebagaimana sering ia saksikan di layar TV (X Factor USA). “Dari awal sebenarnya masuk sini karena kepo (ingin tahu), enggak niat. Udah sampai di sini aja udah bersyukur banget,” ujarnya pada suatu wawancara beberapa waktu lalu.
Saat audisi nampak sekali Fatin seperti asal ikut saja tanpa ada angan-angan akan melangkah sejauh ini. Tampil apa adanya dengan masih berseragama sekolah, dan berjilbab, satu hal yang nampak sederhana dan mungkin aneh bagi sebagian orang namun justru menjadi kelebihan dan daya tariknya. Di depan juri ketika itu ia mengaku berlatih menyanyi di kamar mandi dan tak pernah mengenyam latihan vokal khusus.
Dari penjelasan diatas nampak bahwa Fatin yang minim pengalaman memang berhadapan danharus siap untuk dibanding-bandingkan dengan mereka yang jauh lebih berpengalaman darinya. Tapi nampaknya Fatin mampu mensiasati kekurangan dan keterbatasan yang dimiliki dan membaliknya menjadi sesuatu yang justru menjadi daya tariknya.
Publik menjadi simpati dengan penampilan bocah SMA berjilbab dengan suara ajaib itu. Siapa yang mengira dengan penampilan begitu sederhana dan apa adanya ternyata mampu menampilkan karakter vokal yang begitu khas dan jarang terdengar di kancah musik nasional saat ini. Latar belakangnya yang bukan siapa-siapa tapi mampu menampilkan sesuatu yang luar biasa itulah yang justru menjadi faktor X dan menjadi salah satu daya tariknya.
Jika kontestan lain menjadikan XFI dan talent show sejenis sebagai ajang pembuktian kematangan tehnik vokal dan kemampuan penguasaan panggung yang selama ini memang telah mereka pelajari dan tekuni, maka Fatin justru menjadikan XFI sebagai tempat belajar dan mengasah tehnik vokalnya.
Bagi kontenstan lain mungkin ajang pencarian bakat seperti XFI dan sejenisnya merupakan ajang kompetisi yang serius dengan target menjadi juara, namun Fatin justru menganggapnya sebagai media pembelajaran tanpa target harus jadi juara.
Dalam waktu singkat Fatin mampu tampil luar biasa di atas panggung megah Gala Show XFI dan bahkan mampu mengimbangi penampil yang sudah sangat berpengalaman dengan tampil lepas, ceria dan nyaris tanpa beban. Justru Rossa sebagai mentor yang sering dibuat was-was dan mules setiap kali Fatin akan tampil.
Untuk ukuran orang baru di panggung hiburan, Fatin terbilang sukses melawan rasa nervous dan justru mampu tampil begitu percaya diri. Dan itu dibuktikan pada beberapa penampilan terakhirnya. Dan kini terbukti, berdasarkan data dan fakta yang ada, Fatin telah menjelma dari seorang pelajar SMA yang biasa-biasa saja menjadi remaja putri paling populer saat ini.
Semoga apa yang telah dilakukan Fatin dapat menginspirasi generasi muda seusianya bahwa tak ada yang tak mungkin jika mau berusaha dengan mengoptimalkan potensi yang dimiliki. Proses pembelajaran dapat dilakukan kapan saja dalam perjalanan meraih apa yang dicita-citakan. Tak perlu minder dengan kekurangan dan keterbatasan yang ada, jadikanlah itu semua menjadi nilai lebih dan daya tarikmu. Sekali lagi, jika Fatin bisa mengapa kita/kalian tidak?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun