Kegiatan lari gembira dengan semprotan serbuk warna-warni yang lebih dikenal dengan sebutan Color Run kembali digelar di Kota Kraksaan, ibu kota Kabupaten Probolinggo. Lomba lari dalam rangka memeriahkan Hari Jadi Kabupaten Probolinggo yang ke 271 ini diikuti ribuan peserta dari berbagai kalangan mulai dari para pejabat daerah, masyarakat umum hingga pelajar.
Dari jumlah peserta nampak bahwa masyarakat Kraksaan dan sekitarnya sudah mengenal dan paham apa itu color run, mengingat kegiatan kali ini bukan gelaran pertama. Antusiasme masyarakat yang cukup tinggi untuk mengikuti kegiatan ini membuat beberapa sudut Kota Kraksaan, Minggu (30/4) pagi itu nampak meriah.
2 (dua) tahun yang lalu saya sempat menulis artikel tentang Kraksaan Color Run pertama berjudul “1st Kraksaan Color Run, Ketika Color Run dikira Koloran.” Terus terang artikel tersebut saya tulis sebagai “sindiran” bahwa kenyataannya waktu itu tak sedikit masyarakat yang belum paham apa itu color run. Kala itu banyak yang mengira color run adalah lomba lari bercelana pendek atau pakai celana kolor.
Namun setelah sekian kali terselenggara akhirnya masyarakat Kota Kraksaan dan sekitarnya sudah mengenal kegiatan lomba lari yang terinspirasi oleh salah satu festival tradisional India itu. Bahkan harus diakui juga, keterkaitan dengan budaya India inilah yang membuat color run makin mudah diterima oleh masyarakat.
Jika di awal penyelenggaraannya dulu color run sempat diidentikkan dengan celana kolor, kini nyaris tak ada peserta yang bercelana pendek. Justru hampir semua peserta nampak berusaha tampil modis dengan bercelana panjang dan berkaos putih untuk kemudian mereka kotori dengan serbuk warna-warni.
Tapi kemeriahan dan kehebohan tersebut terasa tak merata di sepajang rute sejauh kurang lebih lima kilometer yang harus dilalui peserta. Hanya sebagian kecil peserta saja yang pakaiannya sukses terkotori serbuk warna warni. Selebihnya masih kelihatan bersih dan justru banyak yang bajunya hanya sekedar terkena noda warna saja.
Meski temanya lari gembira namun gegap gempita peserta baru meledak ketika melewati beberapa titik penyemprotan, setelah itu perserta lebih memilih berjalan santai. Kerumunan massa nampak sangat mencolok pada rombongan Bupati dan pejabat daerah yang juga ikut berlari-lari kecil. Bisa dibilang di sekitar rombongan inilah porsi serbuk warna paling banyak disemprotkan. Belum lagi kerumunan warga dan peserta yang ingin foto bersama sang Ibu Bupati.
Jika kata “color” lebih ke versi Bahasa Inggris Amerika dan “colour” merupakan versi Bahasa Inggris British, kedua kata tersebut memiliki arti yang sama yaitu warna. Jika di daerah lain bahkan di level nasional hingga internasional kata “color” lebih populer, maka konsistensi panitia menggunakan kata “colour” ada baiknya tetap dipertahankan agar menjadi ciri khas lari warna-warni di Kota Kraksaan.
Kini color run sudah menjadi agenda yang sangat dinanti-nanti warga Kota Kraksaan dan sekitarnya terutama kaum muda-mudi dan pelajar. Jika melihat antusiasme yang semakin tinggi tiap tahun, sudah semestinya color run menjadi agenda rutin yang dilaksanakan secara berkala di Kota Kraksaan.