Mohon tunggu...
Dody Kasman
Dody Kasman Mohon Tunggu... Administrasi - Manusia Biasa

Wong Ndeso yang bukan siapa-siapa. Twitter : @Dody_Kasman

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

3rd Kraksaan Color Run, Sudah Bukan Lari Berkolor

30 April 2017   10:54 Diperbarui: 30 April 2017   19:51 935
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana finish Kraksaan Colour Run 2017 di Stadion Gelora Merdeka Kraksaan

Kegiatan lari gembira dengan semprotan serbuk warna-warni yang lebih dikenal dengan sebutan Color Run kembali digelar di Kota Kraksaan, ibu kota Kabupaten Probolinggo. Lomba lari dalam rangka memeriahkan Hari Jadi Kabupaten Probolinggo yang ke 271 ini diikuti ribuan peserta dari berbagai kalangan mulai dari para pejabat daerah, masyarakat umum hingga pelajar.

Dari jumlah peserta nampak bahwa masyarakat Kraksaan dan sekitarnya sudah mengenal dan paham apa itu color run, mengingat kegiatan kali ini bukan gelaran pertama. Antusiasme masyarakat yang cukup tinggi untuk mengikuti kegiatan ini membuat beberapa sudut Kota Kraksaan, Minggu (30/4) pagi itu nampak meriah.

2 (dua) tahun yang lalu saya sempat menulis artikel tentang Kraksaan Color Run pertama berjudul “1st Kraksaan Color Run, Ketika Color Run dikira Koloran.” Terus terang artikel tersebut saya tulis sebagai “sindiran” bahwa kenyataannya waktu itu tak sedikit masyarakat yang belum paham apa itu color run. Kala itu banyak yang mengira color run adalah lomba lari bercelana pendek atau pakai celana kolor.

Namun setelah sekian kali terselenggara akhirnya masyarakat Kota Kraksaan dan sekitarnya sudah mengenal kegiatan lomba lari yang terinspirasi oleh salah satu festival tradisional India itu. Bahkan harus diakui juga, keterkaitan dengan budaya India inilah yang membuat color run makin mudah diterima oleh masyarakat.

Jika di awal penyelenggaraannya dulu color run sempat diidentikkan dengan celana kolor, kini nyaris tak ada peserta yang bercelana pendek. Justru hampir semua peserta nampak berusaha tampil modis dengan bercelana panjang dan berkaos putih untuk kemudian mereka kotori dengan serbuk warna-warni.

1-jpg-59055f3aff22bd24260b7fd3.jpg
1-jpg-59055f3aff22bd24260b7fd3.jpg
Keceriaan dan kemeriahan perang serbuk warna memang sempat terasa saat awal start di Stadion Gelora Merdeka Kraksaan. Suasana makin meriah saat finish sebab panitia telah menyediakan panggung hiburan dengan penampilan beberapa band dan DJ lokal. Saat itu pula puncak perang serbuk terjadi dengan beraneka macam warna-warninya yang ceria.

Tapi kemeriahan dan kehebohan tersebut terasa tak merata di sepajang rute sejauh kurang lebih lima kilometer yang harus dilalui peserta. Hanya sebagian kecil peserta saja yang pakaiannya sukses terkotori serbuk warna warni. Selebihnya masih kelihatan bersih dan justru banyak yang bajunya hanya sekedar terkena noda warna saja.

Meski temanya lari gembira namun gegap gempita peserta baru meledak ketika melewati beberapa titik penyemprotan, setelah itu perserta lebih memilih berjalan santai. Kerumunan massa nampak sangat mencolok pada rombongan Bupati dan pejabat daerah yang juga ikut berlari-lari kecil. Bisa dibilang di sekitar rombongan inilah porsi serbuk warna paling banyak disemprotkan. Belum lagi kerumunan warga dan peserta yang ingin foto bersama sang Ibu Bupati.

Bupati Probolinggo Hj. Puput Tantriana Sari (berkaca mata hitam) ikut serta dalam Kraksaan Colour Run 2017
Bupati Probolinggo Hj. Puput Tantriana Sari (berkaca mata hitam) ikut serta dalam Kraksaan Colour Run 2017
 Mulai dari gelaran pertama tahun 2015 hingga yang ke 3 (tiga) kali ini, panitia penyelenggara konsisten menggunakan kata “colour” daripada “color” meskipun umumnya di event nasional dan internasional kata “color” lah yang paling banyak digunakan. Misalnya yang paling populer di level naisonal hingga dunia dan sudah jadi agenda rutin yakni “The Color Run.”

Jika kata “color” lebih ke versi Bahasa Inggris Amerika dan “colour” merupakan versi Bahasa Inggris British, kedua kata tersebut memiliki arti yang sama yaitu warna. Jika di daerah lain bahkan di level nasional hingga internasional kata “color” lebih populer, maka konsistensi panitia menggunakan kata “colour” ada baiknya  tetap dipertahankan agar menjadi ciri khas lari warna-warni di Kota Kraksaan.

Kini color run sudah menjadi agenda yang sangat dinanti-nanti warga Kota Kraksaan dan sekitarnya terutama kaum muda-mudi dan pelajar. Jika melihat antusiasme yang semakin tinggi tiap tahun, sudah semestinya color run menjadi agenda rutin yang dilaksanakan secara berkala di Kota Kraksaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun