Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Di Indonesia Ada 76, Justru di Leiden (Belanda) Ada 250 Naskah Kuno Panji

5 Agustus 2017   21:01 Diperbarui: 6 Agustus 2017   06:19 2135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Naskah kuno Panji disertai gambar (Dokpri)

Mungkin kepagian saya sampai di Museum Wayang. Meskipun begitu sudah banyak undangan yang mengisi buku tamu.  

Saya pun sempat berbincang dengan Ahmad Mahendra, Kepala Subdirektorat Diplomasi Budaya Luar Negeri. Ialah penanggung jawab kegiatan itu. Juga dengan Nadjamuddin Ramly, Direktur Warisan dan Diplomasi Budaya, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Menyambut ulang tahun ke-50 ASEAN, Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya mempunyai beberapa kegiatan. Salah satunya berupa Festival Budaya Panji pada 4-6 Agustus 2017. ASEAN sendiri berdiri pada 8 Agustus 1967 di Bangkok, Thailand. Khusus 5 Agustus 2017 itu acaranya adalah Seminar Budaya Panji, berlangsung pukul 09.00-15.00. Acara dibuka oleh Direktur Jendral Kebudayaan Hilmar Farid.

Unik

Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Wardiman Djojonegoro mengemukakan naskah Panji sangat unik. Diperkirakan di seluruh Indonesia ada ratusan naskah Panji yang alur ceritanya adalah percintaan antara Inu Kertapati dan Dewi Sekartaji yang tidak disetujui oleh orang tua. Akibatnya mereka berkelana, berperang, menyamar, namun pada akhirnya bertemu kembali.

Uniknya setiap penulis mengikuti fantasinya sendiri sekaligus mempergunakan bahasa dan adat istiadat lokal. Karena sangat digemari, Panji telah menginspirasi ungkapan seni lain seperti seni tari, seni wayang, seni pentas, dan seni topeng.

Kisah Panji juga diabadikan pada relief sejumlah candi di Jawa Timur. Diketahui candi-candi itu berasal dari abad ke-14. Berarti usia kisah Panji sudah 700 tahun.

Yang mengagumkan, menurut Wardiman, cerita Panji menyebar keluar Jawa Timur, antara lain ke Bali, Lombok, Sulawesi Selatan, Kalimantan, dan Sumatera. Pada abad ke-19 para pedagang membawa cerita Panji ke Malaysia, Vietnam, Kamboja, Myanmar, dan Thailand.

Manuskrip Pertama

Peneliti Roger Tol mengatakan, manuskrip pertama tentang Panji diketahui milik Isaac de St Martin (1696). Ia seorang militer dan kolektor. Kisah Panji juga disebutkan oleh ensiklopedia tulisan F. Valentijn (1724-1726).

Dari kiri Wardiman Djojonegoro (moderator), Noriah Mohamed, dan Roger Tol (Dokpri)
Dari kiri Wardiman Djojonegoro (moderator), Noriah Mohamed, dan Roger Tol (Dokpri)
Masih menurut Tol, penelitian Panji pernah dilakukan oleh W.H. Rassers (1877-1973) dalam disertasinya De Pandji-Roman. Poerbatjaraka juga pernah menulis cerita Panji. Bahkan pada 1968 terbit terjemahan karya Poerbatjaraka, Cerita Panji dalam Perbandingan. Peneliti Panji lainnya adalah Adrian Vickers, S. Robson, dan Lydia Kieven.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun