Mohon tunggu...
Djohan Suryana
Djohan Suryana Mohon Tunggu... Administrasi - Pensiunan pegawai swasta

Hobby : membaca, menulis, nonton bioskop dan DVD, mengisi TTS dan Sudoku. Anggota Paguyuban FEUI Angkatan 1959

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Hasjirin Kesuma sebagai Penulis

2 September 2019   18:31 Diperbarui: 2 September 2019   18:39 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Hasjirin Kesuma, yang lahir pada tanggal 1 Mei 1941 adalah putera tunggal Tajib Kesuma, seorang pejuang yang berasal dari Kalimantan Timur (Kaltim). Walaupun tidak mengikuti ayahandanya menjadi seorang prajurit dan pejuang baru, namun ia memiliki kemampuan menulis, yang kata orang,  sama dengan ayahandanya. Like father, like son, kata orang. 

Sedangkan dalam kehidupan sehari-harinya justru ia pernah menjalani karir sebagai bankir di Bank Umum Nasional  (BUN) mulai tahun 1962 sampai dengan 1989 dan pernah menjabat sebagai pemimpin cabang di Balikpapan, kota kelahirannya, Makassar, dan kota-kota lainnya. 

Setelah dari BUN ia melanjutkan karirnya di Bank Artha Graha (BAG) sebagai pemimpin cabang Bandung sejak tahun 1989 sampai tahun 1993. Saat ini ia tinggal di Jakarta menikmati masa tuanya bersama dengan anak cucunya.

Dalam salah satu tulisannya yang berjudul "Menyimak Sejarah Memetik Hikmah" yang dimuat di Harian Monitor pada sekitar bulan Agustus 2008, jelas sekali semangatnya yang menyala-nyala untuk membela  tanah air tercinta.  Walaupun tulisan tersebut tersimpan selama 11 tahun, namun rasanya masih relevan untuk kita simak bersama :

                                                                                      Menyimak Sejarah Memetik Hikmah

Dari perjalanan sejarah sejak merdeka pada tahun 1945 hingga kini, telah sangat banyak terjadi gejolak-gejolak dan benturan sebagai cerminan goyangnya rasa kesatuan dan persatuan bangsa ini, baik yang berupa upaya pemisahan diri dari beberapa daerah yang disertai dengan pemberontakan bersenjata, juga munculnya penggerogotan harta dan kekayaan Negara atau yang lebih populer disebut KORUPSI oleh sebagian orang yang hanya mementingkan diri sendiri dan golongannya tapi menyengsarakan nasib sebagian besar rakyat. Bukti ini bisa kita baca dari media cetak maupun elektronik dewasa ini.

Dari gambaran yang menyedihkan ini kita bisa melihat betapa rapuhnya jiwa dan semangat NASIONALISME bangsa kita.

Adapun gambaran kejadian masa lalu hingga kini seharusnya di hari kemerdekaan 17 Agustus 2008, kita jadikan sebagai awal kebangkitan dan ketangguhan NASIONALISME INDONESIA yang tidak akan tergoyahkan lagi.

Kecintaan dan rasa bangga sebagai bangsa Indonesia benar-benar harus kokoh berakar di hati maupun di langkah kehidupan kita sehari-hari.

Kalau boleh kita menengok dan mengambil pelajaran dari peristiwa sejarah ribuan tahun yang lalu, yaitu yang terjadi di Yunani dimana rasa nasionalisme dan patriotisme telah ditunjukkan oleh seorang yang bernama Jenderal Leonidas, yang dengan hanya beserta lebih kurang 300 (tiga ratus) orang prajuritnya telah berhasil menahan dan bahkan memukul mundur ribuan prajurit Raja Cyrus dari Kerejaaan Persia. 

Pertempuran yang terjadi di tebing lembah yang bernama Termopalae sebagai pintu masuk ke kota Athena. Dari kejadian ini  dapat dilihat bahwa dengan jiwa dan semangat nasionalisme yang kokoh serta rasa patriotisme yang tinggi, musuh bangsa dan negara bisa dikalahkan. Walaupun untuk itu Leonidas beserta seluruh pasukannya gugur di lembah yang terkenal itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun