Mohon tunggu...
Ibnu Malik
Ibnu Malik Mohon Tunggu... wiraswasta -

Random Uncategorized | http://djatmikoxv.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Beberapa Pertanyaan (Tolol) Seputar Upin & Ipin

16 Oktober 2013   18:09 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:27 34751
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Awalnya, saya hampir tidak pernah suka dengan film animasi Upin & Ipin, yang dulu tayang di MNC TV alias TPI setiap petang lepas Maghrib. Sepele... Bukan karena itu produk Malaysia. Toh di kota saya, produk-produk Malaysia bisa dengan mudah ditemukan karena jaraknya yang 'tidak terlalu jauh'. Cuma karena banyak anak tetangga yang menonton dirumah saya, dan jadi ramai. Itu saja.

Tapi toh akhirnya saya suka juga, meski tidak sampai merasa perlu 'like' fanpage mereka di Facebook atau 'follow' mereka di Twitter. Cukup 'subscribe' channel mereka saja di YouTube, karena disitulah saya menontonnya, bukan di televisi.

Tapi, setelah beberapa lama menonton film animasi yang sejatinya ditujukan untuk anak-anak (dengan label 'semua umur'), saya jadi sering bertanya mengenai beberapa 'kejanggalan' yang saya temui setiap kali menonton Upin & Ipin dari session 1 sampai session 7, dimana Cikgu Jasmine sudah digantikan oleh Cikgu Melati yang lebih muda dan energik di session 6.

Mungkin memang tidak penting... Tapi tetap saja saya bertanya-tanya...

Apakah Cikgu Jasmine pergi melanjutkan sekolah di Kuala Lumpur atas biaya sendiri, atau karena beasiswa... Dan apakah nantinya dia akan kembali untuk menggantikan Cikgu Besar yang memang besar? Kalau itu memang beasiswa, kenapa Abang Tiger, Cikgu kelas sebelah, tidak mendapatkannya? Apa karena Cikgu Tiger terlalu lebay?

Dari 12 murid di kelas Aman, Tadika Mesra, hanya ada 1 murid yang tidak pernah berpartisipasi dalam kegiatan Upin & Ipin diluar jam sekolah, seperti saat bermain di tanah lapang. Dari episode 'Terima Kasih Cikgu!', anak tersebut diketahui bernama Nurul, yang duduk satu meja dengan Ijat, Dzul dan Devi. Kenapa Nurul tidak pernah ikut bermain bersama yang lain? Bahkan suaranya pun tidak pernah terdengar.

Setelah benar-benar memperhatikan, saya baru sadar kalau rumah Atok, Tok Dalang, ternyata ada disebelah kiri rumah Upin & Ipin, yang terlihat jelas dari jendela kamar mereka, dan itu berarti ada disisi timur, karena matahari terbit sering terlihat dari sisi ini, kadang bersama Rambo, ayam jantan Atok, yang sering gagal membangunkan Upin & Ipin. Lalu pertanyaannya, dimana letak rumah Ehsan dan Fizi kalau dari arah rumah Upin & Ipin?

Tidak jauh dari rumah Upin & Ipin, sebelum rumah Atok, ada sebuah toko, Kedai Runcit 'FB Enterprise'. Nah, apa maksud dari 'FB Enterprise', dan kenapa dinamakan Kedai Runcit? Juga, kenapa Abang pemilik (atau penjaga) kedai ini selalu memakai kacamata hitam dan kemeja motif bunga-bunga, dengan dandanan klimis berjambul?

Dari semua teman-teman Upin & Ipin, juga mereka berdua, yang sering bermain di tanah lapang, kenapa hanya Fizi yang sering menggunakan pakaian/kaos berbeda? Memang selalu berwarna biru, tapi gambarnya pasti tidak sama. Kadang gambar roket, gambar kepala buaya, gambar sepasang anak kecil, atau gambar lain. Sedangkan yang lain, termasuk Ehsan sepupunya yang anak orang kaya, selalu memakai pakaian yang itu-itu saja... Ehsan dengan kaos kuning motif segitiga, Mail kaos hijau dengan gambar bintang kuning.

Lalu, hanya Ehsan dan Fizi yang setiap kali bermain menggunakan celana panjang, meski cuma memakai slipper (sandal), sedangkan Jarjit dan Meimei menggunakan kasut (sepatu).

Dan kenapa Upin yang suka warna kuning, tidak memakai slipper warna kuning, melainkan warna hijau? Apakah di Kedai Runcit memang tidak menjual slipper anak-anak warna kuning? Atau mungkin Kak Ros dan Opah bisa mencarinya di kedai lain? Atau kenapa tidak beli di Mail? Bukankah di Mail harga sepasang slipper hanya 1 ringgit?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun