Mohon tunggu...
Dita Utami
Dita Utami Mohon Tunggu... Administrasi - ibu rumah tangga

ibu rumah tangga yang peduli

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Karena Kita Manusia, Hindarilah Adu Domba

16 September 2017   09:27 Diperbarui: 16 September 2017   11:20 1067
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Toleransi - http://citizen6.liputan6.com

Manusia diciptakan sebagai makhluk Tuhan yang paling sempurna. Manusia dianugerahi akal dan pikiran. Dengan anugerah itu, manusia bisa membedakan baik dan buruk. Manusia juga dianugerahi perasaan, untuk bisa merasakan sakit dan enak, hingga senang dan sedih. Karena anugerah itu semualah, membuat manusia menjadi makhluk Tuhan yang paling sempurna. Sementara binatang, lebih mengedepankan nafsunya dari pada logika. Itulah kenapa binatang cenderung mudah marah, tidak memikirkan bagaimana kedepannya. Karena kita manusia yang tidak bisa hidup sendiri, semestinya kita saling menyayangi, saling rukun, dan bantu membantu antar sesama.

Karena kita manusia, semestinya juga tidak saling membenci. Kenapa? Karena provokasi kebencian yang terjadi saat ini begitu mengkhawatirkan. Anugerah yang diberikan Tuhan kepada manusia, justru disalahgunakan untuk kepentingan yang tidak baik. Memang tidak semua manusia seperti itu. Namun jika hal itu terus dibiarkan, dikhawatirkan bisa memberikan pengaruh buruk pada generasi berikutnya. Karena pengaruh ini pula, akan memicu meningkatnya tindakan intoleransi di tengah masyarakat. Dan jika intoleransi ini terus dibiarkan, akan mendekatkan dairi pada aksi terorisme.

Provokasi kebencian merupakan bentuk adu domba yang harus kita tinggalkan. Banyak contoh yang membuktikan, bahwa adu domba ini membuat ketenangan dan ketenteraman negeri ini terganggu. Akibat provokasi di media sosial yang membuat terbakarnya tempat ibadah di Tanjung Balai, Sumatera Utara, pada 2016 dibakar massa. Ahmad Taufik, provokator di media sosial itupun akhirnya ditangkap. Ketika pilkada DKI Jakarta beberapa waktu lalu, provokasi kebencian di media sosial juga gambalng kita temukan. Saling caci antar pendukung begitu mudah terjadi. Akibatnya, masyarakat pun terancam terbelah.

Untuk mengantisipasi hal ini, Majelis Ulama Indonesia (MUI) sempat mengeluarkan fatwa, untuk mencegah penyebaran berita bohong yang mengarah pada upaya adu domba di masyarkat. Setiap muslim diharamkan melakukan keburukan atau aib orang lain (gibah), fitnah, adu domba (namimah) dan penyebaran permusuhan. Umat muslim juga diharapkan menyebarkan ujaran kebencian serta permusuhan atas dasar SARA. MUI juga melarang kegiatan memproduksi, menyebarkan dan-atau membuat dapat diaksesnya konten maupun informasi yang tidak benar kepada masyarakat.

Lagi-lagi, sebagian manusia tetap tidak menghiraukan. Demi keuntungan pribadi, mereka tetap saja memproduksi kebencian. Contohnya seperti kelompok Saracen, yang baru-baru ini ditangkap oleh kepolisian. Mereka sengaja menawarkan paket kebencian kepada pihak-pihak tertentu. Hal ini tentu harus menjadi kewaspadaan bersama. Apalagi, pilkada di sejumlah wilayah masih akan terjadi pada 2018 mendatang. Jangan sampai provokasi agama kembali muncul seperti pada pilkada DKI Jakarta. Sebentar lagi, Indonesia juga akan melakukan pemilu pada 2019. Karena itulah, wajib bagi kita semua untuk menolak segala bentuk kebencian.

Sekali lagi, karena kita manusia yang memiliki akal pikiran, budi pekerti, perasaan dan logika, hiduplah saling berdampingan antar sesama. Hargailah keberagaman tanpa mempersoalkan perbedaan. Karena keberagaman itu akan membuat negeri kita semakin indah. Karena keberagaman akan membuat kita semua belajar, akan pentingnya hidup rukun dan bebas dari segala bentuk adu domba.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun