Mohon tunggu...
Dirga Maulidin
Dirga Maulidin Mohon Tunggu... Fasilitator Ekonomi -

Bachelor of Economic Development University of Sriwijaya. Empowering People.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Telok Abang Telok Ukan Hingga Telok Pindang Tradisi 17 Agustus di Palembang

17 Agustus 2016   08:32 Diperbarui: 8 Februari 2017   11:26 333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lapak dagangan miniatur telok abang di jln Merdeka

Telok abang merupakan tradisi tujuhbelasan yang ada di kota Palembang. Setiap awal bulan Agustus banyak pedagang yang menjajakan dagangannya berupa Telok Abang. Apa itu telok abang? Telok abang berasal darikata Telok dan Abang. Jangan salah, telok abang bukan artinya telur punya abang (kakak). Arti dari telok abang adalah telok yang berarti telur dan abang yang berarti berwarna merah. Jadi telur yang berwarna merah. Jadi apa hubunganya telurberwarna merah dengan kemerdakaan bangsa Indonesia? Kenapa bisa orang Palembang menyambut hari kemerdekaan dengan telok abang?Sebenarnya tradisi telok abang di Palembang sudah dimulai dari sebelum bangsa Indonesia mendeklarasikan kemerdekaannya. Tradisi telok abang di Palembang dulunya merupakan tradisi yang dilakukan untuk memperingati hari ulang tahun ratu Belanda Wilhelmina II pada saat Indonesia dalam masa kolonialisme. Namun tradisi telok abang menjadi tradisi yang dilakukan masyarakat kota Palembang untuk memperingati kemerdekaan bangsa Indonesia

Telok abang merupakan telur rebus yang diberi warna merah. Ceritanya dahulu bahan yang digunakan untuk telok abang merupakan telur bebek, namun semakin hari telur ayam lebih banyak digunakan untuk bahan pembuatan telok abang. Pewarna yang digunakan untuk pembuatan telok abang merupakan pewarna makanan yang berwarna merah atau di dalam bahasa Palembang biasa disebut abang kue. Telok abang ini bukan hanya telur rebus berwarna merah. Tetapi telok abang dilengkapi dengan miniatur transportasi. Transportasi yang jadi miniatur pelengkap telok abang dominan kapal lalu diikuti pesawat terbang dan becak. 

Miniatur Kapal yang terbuat dari Kertas dan Kardus
Miniatur Kapal yang terbuat dari Kertas dan Kardus
Kenapa miniatur transportasi yang dominan kapal? Ya jelas saja, Pelembang mempunyai sungai Musi yang punya peran sangat penting bagi kegiatan masyarakat kota Palembang. Kapal yang lalu lalang di sungai Musi menjadi inspirasi dalam pembuatan miniatur transportasi pelengkap telok abang. Miniatur transportasi ini menjadi daya tarik untuk membeli telok abang. Terutama anak anak. Telok abang bisa menjadi media pengenalan yang baik untuk anak anak mengenal tradisi dan budaya kota Palembang serta memaknai kemerdekaan Indonesia.

Ibu Nurbaya dan Ibu Mahani yang merupakan pedagang musiman Telok Abang di jalan Merdeka tepat berseberangan dengan kantor WalikotaPalembang sudah mulai dari tahun 2000an setiap tahun masih banyak antusias masyarakat yang ingin membeli telok abang maupun miniatur transportasi. Pada minggu pertama bulan Agustus, rata rata perhari Ibu Nurbaya mampu menjual 30-40 buah miniatur transportasi telok abang dalam satu hari dengan harga Rp 20.000 –Rp 35.000 persatuannya. Namun ibu Nurbaya mengatakan bahwa dapat menjual lebihdari 100 buah jika sudah mendekati 17 Agustus ataupun pada 17 Agustus yang merupakan puncak hari kemerdekaan.

Ibu Nurbaya pedagang telok abang, telok ukan, dan telok pindang
Ibu Nurbaya pedagang telok abang, telok ukan, dan telok pindang
Selain telok abang, tradisi tujuhbelasan di kota Palembang dilengkapi juga dengan kuliner telok ukan dan telok pindang. Telok ukan dan telok pindang merupakan kuliner khas kota Palembang yang sering ada pada momen mendekati hari kemerdekaan. Telok ukan berbeda dengan telur rebus biasanya. Telok ukan merupakan telur yang dimasak dengan cara mengeluarkan isi telur dari cangkangnya terlebih dahulu, lalu isi telur kocok dengan beberapa bumbu seperti pandan dan sedikit kapur sirih. Telur yang telah dibumbui tersebut dimasukan kembali kedalam cangkang telur dan ditutup dengan tutup yang terbuat dari kayu.

Telok Pindang yang berwarna coklat, Telok Ukan yang ada tutup dari kayu, dan telok abang yang berwarna merah
Telok Pindang yang berwarna coklat, Telok Ukan yang ada tutup dari kayu, dan telok abang yang berwarna merah
Telok pindang berbeda dengan telok ukan dan telok abang. Kata pindang sudah tidak asing lagi sebagai kata kunci kuliner di Sumatera Selatan khususnya Palembang. Ya. Telok pindang merupakan telur rebus yang direbus dengan cara dipindang. Bumbu bumbu telok pindang adalah daun jambu biji, daun salam, kulit bawang dan garam. Ada teknik khusus agar bumbu meresap didalam telur,yaitu jika telur sudah sekitar 75 persen matang. Telur akan sedikit ditekan tekan hingga cangkang telur retak retak. Aroma dan rasa dari telur pindang inipun khas. Penasaran? Silahkan berkunjung ke Palembang dan cicipi kuliner khas tujuhbelasan di kota Palembang.

Dirgahayu Republik Indonesia ke-71. Semoga semakin terusberjaya dan menjadi bangsa yang benar benar merdeka. Jayalah bangsaku jayalahnegeriku!!!

 

Salam Kompasiana! Salam Kompal!

KOMPASIANER PALEMBANG
KOMPASIANER PALEMBANG

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun