Peran penyuluh dan pekerja sosial diharapkan memiliki kinerja dan sikap yang berkualitas guna mendukung keberhasilan pemulihan kondisi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) maupun warga binaan di panti-panti sosial.Â
Hal tersebut diungkapkan Sekretaris Dinas Sosial DKI Jakarta, Mariana, saat menyampaikan pengarahan kepada 16 orang pejabat fungsional penyuluh dan pekerja sosial, di Kantor Dinsos DKI Jakarta, Jum'at (24/5).
Mariana menyebut, para penyuluh sosial seyogyanya memiliki rancangan kerja dan pemetaan permasalahan sosial, dengan mampu menyoroti kasus-kasus prioritas yang ada di unit kerja masing-masing. "Pelajari semua kasus prioritas yang ada di masing-masing panti.
Misalnya, kok ada warga binaan kita yang sudah lama tapi tidak menunjukkan kemajuan? Nah itu bisa diselidiki. Cari sebab musababnya. Terus ada warga binaan, kenapa progress nilainya tidak ada kemajuan, atau gak kenapa warga binaan bisa keluar masuk panti? Nanti tolong kumpulkan kasus prioritas sebagai pekerja sosial," ungkapnya.
"Setelah itu, Bapak Ibu membuat langkah-langkah yang akan disusun, kemudian lapor dengan Kepala Panti dan lapor juga kepada Satpelnya. Artinya kita yang jemput bola. Jadi temen-temen harus punya program kerja yang ada kaitannya dengan masalah yang ada di panti atau unit kerja masing-masing," tambahnya.
Tak hanya itu, Mariana juga meminta kepada penyuluh dan pekerja sosial untuk sensitif terhadap permasalahan sosial yang ada di sekitarnya. Para Pekerja Sosial dan Penyuluh Sosial juga dituntut untuk terus dapat mengexplore ide-ide guna melahirkan konsep pemikiran dalam melaksanakan rehabilitasi sosial sesuai dengan kebutuhan organisasi dan masyarakat luas dalam memberikan pelayanan terhadap Penerima Manfaat (PM).Â
 "Penyuluh maupun pekerja sosial harus sensistif dengan masalah sosial yang terjadi di sekitarnya. Tanamkan kepedulian dan rasa empati dalam menjalankan setiap tugasnya," tutur Mariana.
