Mohon tunggu...
Din Hikmah
Din Hikmah Mohon Tunggu... lainnya -

www.dinhikmah.com : berlandaskan ahlus sunnah wal jamaah

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Fadhilah Sholat Sunnah 12 Raka’at

20 April 2012   19:48 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:21 6357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://www.dinhikmah.com/

[caption id="" align="aligncenter" width="350" caption="http://www.dinhikmah.com/"][/caption] Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa melakukan sholat (sunnah) dalam sehari-semalam duabelas raka’at, maka dibangunkan baginya rumah di surga”. Dari Ummu Habibah isteri Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tidaklah seorang muslim mendirikan shalat sunnah ikhlas karena Allah sebanyak dua belas rakaat selain shalat fardhu, melainkan Allah akan membangunkan baginya sebuah rumah di surga.” (HR. Muslim no. 728) Barangsiapa rutin menegakkan sholat sunnah 12 rakaat, maka Allah Subhanahu wa Ta'ala akan membuatkan rumah baginya di surga, yaitu 4 rakaat sebelum Zhuhur, 2 rakaat sesudah Zhuhur, 2 rakaat sesudah Maghrib, 2 rakaat sesudah Isya dan 2 rakaat sebelum Subuh.” (HR Tirmidzi 379) Maka dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan Shalat Rawatib Qabliyah dan Ba’diyah adalah sebagai berikut : 1. Sholat Sunnah 4 (empat) raka’at sebelum sholat Dzuhur. Ketika sudah masuk waktu Dhuhur, mengerjakan 4 raka’at (2 raka’at salam – 2 raka’at salam). Kebanyakan kaum muslimin hanya melaksanakan 2 rakaat sholat sunnah sebelum sholat Dzuhur. Seperti halnya sholat sunnah ba’da sholat Jum’at, kaum muslimin hanya melaksanakan 2 raka’at. Padahal sholat yang disunnahkan ba’da sholat Jum’at adalah 4(empat) raka’at. Kebanyakan kaum muslimin tidak melaksanakan sholat sunnah ba’da sholat Jum’at. Atau kalau sholat sunnat ba’da Jum’at hanya 2 raka’at. Padahal itu kurang. Yang benar adalah sholat sunnah ba’da Jum’at adalah 4 (empat) raka’at. Bisa dilakukan di masjid atau di rumah. 2. Sholat Sunnah 2 raka’at setelah sholat Dzuhur. 3. Sholat Sunnah 2 raka’at setelah sholat Maghrib. 3. Sholat Sunnah 2 raka’at setelah sholat ‘Isya 4. Sholat Sunnah 2 raka’at sebelum sholat Shubuh. Sholat-sholat Sunnah tersebut yang dalam Fiqih disebut Sholat Sunnah Mu’akkadah, juga disebut Sholat sunnah Rowatib. Disebut Rowatib karena sholat-sholat sunnah tersebut mengikuti (mengiringi) sholat Fardhu (Sholat Wajib). Ada juga sholat sunnah Ghoiru Mu’akkadah, yaitu : 1. Sholat sunnah 2 raka’at sebelum sholat Ashar. 2. Sholat sunnah 2 raka’at sebelum sholat Maghrib. 3. Sholat sunnah 2 raka’at antara dua adzan (antara Adzan dan Iqomat). Yang ini umum dilakukan, dasar Haditsnya adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sholatlah sebelum Maghrib, sholatlah sebelum Maghrib, sholatlah sebelum Maghrib, bagi yang menghendaki”. (Li man syaa-a). Menurut para ‘ulama, sebetulnya hukumnya adalah tergolong sunnah yang ditekankan, karena diucapkannya sampai tiga kali oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Seharusnya termasuk sunnah Mu’akkadah, tetapi karena diakhiri dengan sabda beliau: “Li man syaa-a” (Bagi yang mau, yang menghendaki), maka sholat 2 raka’at sebelum Maghrib termasuk Ghoiru Mu’akkadah. Tentang sholat 2 raka’at antara dua adzan, dalam Hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Antara dua adzan ada sholat (sunnah)” Oleh karena itu kaum muslimin boleh melakukannya. Tetapi yang jelas dijanjikan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dengan surga adalah yang 12 Raka’at sholat Sunnah Mu’akkadah (Rowatib), yaitu seperti yang disebutkan di atas. Disebut juga sholat Sunnah Rowatib, artinya sholat-sholat Sunnah yang mengikuti sholat Fardhu. Sebetulnya ada sholat-sholat sunnah yang lain, yang hukumnya termasuk sunnah Rowatib dan Mu’akkadah, yaitu : 1. Sholat sunnah Witir. Sholat sunnah Witir minimal satu Raka’at. 2. Sholat sunnah Qiyamul Lail (sholat malam, Tahajud), minimal dua raka’at. 3. Sholat sunnah Rok’atain Khofifatain, sholat sunnah ringan dua raka’at (Sholat sunnah sebelum Tahajud). Sholat sunnah Witir adalah sholat penutup sholat malam Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Jadikan sholat kalian di malam hari adalah Witir” Oleh karena itu, sholat sunnah Witir harus diutamakan. Dan kalau memungkinkan dilakukan malam hari setelah tidur, jika dirasa berat karena lelah, boleh juga dilakukan sebelum tidur, lalu melakukan sholat sunnah Witir. Sholat sunnah 12 roka’at yang dimaksudkan diatas, jika ditambah dengan 17 raka’at sholat Wajib, ditambah lagi dengan sholat sunnah Ghoiru Mu’akkadah 6 raka’at, ditambah lagi dengan sholat sunnah Witir 3 raka’at (17 + 12 + 6 + 3 = 38 raka’at), berarti sudah lebih dari 30 raka’at. Sebenarnya jika dikaitkan dengan bahasan pelajaran yang sebelumnya, terdapat dalam Hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam di mana beliau mengatakan kepada Rubi’ah ketika Rubi’ah berhidmat kepada beliau: Wahai Rubi’ah, mintalah apa yang engkau inginkan dariku”. Maka Rubi’ah berkata : “Ya Rosuulullooh, saya ingin menemani engkau sampai dengan di surga”. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Apakah tidak ada permintaanmu selain itu?”. Rubi’ah menjawab: “Hanya itu, ya Rosuulullooh”. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam :”Kalau begitu, tolonglah aku agar aku bisa memberikan syafa’at dan pertolongan untukmu dengan jalan kamu memperbanyak sujud”. Yang dimaksud “memperbanyak sujud” dalam hal ini adalah Sholat Sunnah. Memperbanyak sujud itu faedahnya besar sekali. Karena dalam Hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda kepada salah seorang shohabi: “Paling dekat antara seorang hamba dengan Allah Subhanahu wa Ta'ala adalah ketika ia sujud. Oleh karena itu perbanyaklah oleh kalian untuk sujud”. Artinya dalam hal ini adalah memperbanyak do’a. Ketika berdoa sesungguhnya kita diajarkan agar kita selalu merasa butuh kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala , selalu menganggap bahwa Allah Subhanahu wa Ta'ala Maha Kaya dan selalu menganggap dan meyakini bahwa Allah Subhanahu wa Ta'ala bisa memenuhi hajat kita. Dengan demikian diri kita selalu tergantung kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Dan ketika kita banyak tergantung kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, itu disebut Tawakkul kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Dan ketika Tawakkul maka Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman: “Barangsiapa yang bertawakkul kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, maka Allah Subhanahu wa Ta'ala akan mencukupi kebutuhannya”. Dari pelajaran tersebut, dianjurkan agar kita memperbanyak sujud dan memperbanyak do’a agar kita selalu ada ketergantungan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. SEMOGA BERMANFAAT untuk sahabat semua.. Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh http://www.dinhikmah.com/2012/02/fadhilah-sholat-sunnah-12-rakaat.html .

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun